kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Si jabang bayi nyaman, bisnisnya pun lumayan


Rabu, 31 Oktober 2012 / 14:44 WIB
Si jabang bayi nyaman, bisnisnya pun lumayan
ILUSTRASI. Mengacu studi terbaru, risiko Bell's Palsy meningkat pasca mendapat vaksin Sinovac. KONTAN/Fransiskus Simbolon.


Reporter: Marantina | Editor: Havid Vebri

Dulu, orangtua menggendong bayi dengan jarik yakni kain batik berukuran panjang membentang yang disilangkan ke tubuh. Kini, gendongan jarik mulai tersisih dengan gendongan bayi yang bentuk dan motifnya beragam, namun tetap membuat bayi dan penggendong merasa nyaman dan aman.

Mengingat tingginya tingkat kelahiran di Indonesia, usaha gendongan bayi pun menjadi peluang usaha menarik. Salah satu pemain bisnis gendongan bayi ini adalah Yani Andriani.

Sejak 2009, perempuan berusia 31 tahun ini mendirikan usaha Abby Gendongan Modern di Bandung. Ia menjual produknya melalui toko online. Seiring perkembangan usahanya, Yani mulai menitipkan produk gendongan bayinya itu ke beberapa toko bayi di Jakarta, Bandung, dan Bogor.

Yani membuka usaha gendongan bayi karena pengalaman pribadinya usai melahirkan anak ketiganya. Ia membutuhkan gendongan yang nyaman sekaligus aman untuk sang bayi. "Kalau pakai kain jarik terlalu kaku sehingga saya kurang leluasa untuk bergerak," katanya.

Singkat cerita, Yani pun menemukan bahan yang tepat untuk dijadikan gendongan bayi, yakni kain katun yang dikombinasikan dengan benang spandeks. Ini membuat gendongan bayi menjadi sangat elastis sehingga orangtua betah berlama-lama menggendong bayinya.

Modelnya pun dibuat menyerupai kaos sehingga yang memakai gendongan bayi ini tetap bisa tampil modis. Alumnus Teknik Kimia Tekstil Universitas Bandung Raya ini mendesain sendiri gendongan bayi yang dijualnya. "Kainnya saya modifikasi dengan motif-motif yang saya desain sendiri sehingga tidak polos atau membosankan," katanya.

Ada dua jenis gendongan bayi yang dijual Yani sesuai ukuran berat si bayi. Yakni, jenis reguler untuk bayi dengan berat maksimal 18 kilogram (kg) dan jenis premium untuk bayi dengan berat maksimal 25 kg.

Harga gendongan bayi di Abby Gendongan Modern berkisar Rp 165.000 hingga Rp 225.000. Dalam sebulan Yani bisa memproduksi hingga 600 kain gendongan. Rata-rata omzet Yani per bulannya sekitar Rp 60 juta. Namun, pada masa libur sekolah atau Lebaran, omzetnya bisa Rp 90 juta sebulan.

Chelsya Lie, pemain lain bisnis ini, juga memasarkan gendongan bayi produksinya di toko online dan beberapa toko bayi di Jakarta. Bedanya, Chelsya memiliki model tersendiri untuk gendongan bayi yang ia sebut dengan ring sling dan pouch sling.

Chelsya memakai kain katun dan organik pada produk-produknya dengan tambahan ring dari bahan nilon pada ring sling. Harga gendongan bayi yang dijual di www.kekhan.com ini berkisar Rp 125.000 hingga Rp 280.000 per produk. Dalam sebulan Chelsya bisa memproduksi hingga 300 gendongan bayi.

Ia mengaku bisa mengantongi omzet sebesar Rp 40 juta per bulannya. Ibu dua anak ini sudah menjalani bisnis gendongan bayi sejak 2009. Kini, produknya sudah diekspor ke beberapa negara seperti Malaysia, Inggris, dan Korea Selatan.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×