Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Kian bertambah banyaknya pebisnis startup di Jakarta, mendorong tumbuhnya bisnis co-working space atau kantor bersama. Tidak hanya sebagai tempat kerja sehari-hari, co- working juga diyakini sebagai tempat untuk mempertemukan pelaku startup atau pengusaha dengan investor. Langkah ini dipercaya bisa mempermudah pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya.
Berangkat dari situlah, Wilson Cuaca membentuk Ev Hive. Awalnya, bisnis co- working ini merupakan usaha besutan East Venture. Namun, seiring dengan menjamurnya startup yang di Jakarta, Wilson resmi mempublikasi Ev Hive pada tahun 2015.
Bersama empat rekannya, dia memdirikan Ev Hive di Jl. Kyai Maja, Jakarta Selatan. "Lagipula saat itu juga belum banyak yang buka co- working, jadi kami memutuskan untuk berdiri sendiri sebagai Ev Hive," ujarnya.
Tidak hanya sebagai co- working space, Wilson juga memberi bantuan bagi pelaku startup yang bernaung di Ev Hive untuk bisa mengembangkan usahanya. Hampir semua co-working memiliki keunggulan sendiri. Ev Hive pun tersedia di empat kawasan yang bisa menghubungkan semua pelaku usaha startup. "Jadi semua pelaku usaha dan startup bisa pilih tempat untuk berkumpul dengan klien," ucap Harya Putra, salah satu founder Ev Hive.
Dia mengatakan, tidak hanya menyediakan tempat untuk pelaku usaha berkumpul dan mengadakan seminar, tetapi Ev Hive juga menghubungkan pelaku usaha, komunitas dengan investor dan regulator. Program ini dinamakan Ev Hive Connect.
Harya mengatakan pelaku usaha dapat berkumpul dan saling berkenalan. Dari situ, komunikasi akan terjalin dan tak menutup kemungkinan untuk menjalin kerjasama. "Jadi, tidak hanya menunjang bisnis pelaku usaha, tapi kami juga bantu link dan komunikasi," tuturnya.
Harya menuturkan bahwa setiap minggu, Ev Hive juga mengadakan seminar ataupun event tatap muka. Pada saat itu, pelaku usaha bisa memakai fasilitas Ev Hive secara gratis.
Dari situlah, para pelaku usaha dengan investor bisa berkenalan dan menjalin kerjasama. Hampir semua pelaku usaha makanan, teknologi (TI), startup di bidang kreatif, pakaian dan lainnya sudah terkoneksi.
Banyak rekanan
Setelah sukses membuka co-working space di Jalan Kyai Maja, Harya bersama pendiri lain pun sudah membangun co-working space di Gading Serpong, Menteng dan kini di Kuningan. Dia bilang setiap tempat memiliki desain, bentuk dan luas yang berbeda. Selain itu, setiap cabang juga memiliki target pengunjung yang berbeda. Seperti di Gading Serpong banyak dikunjungi pelaku usaha startup generasi muda. Sementara di Menteng dan Kyai Maja banyak dikunjungi pelaku usaha bisnis kreatif, orang kantoran, dan startup TI.
Untuk bisa mengembangkan Ev Hive, Harya menyebut banyak pihak yang sudah menjalin kerjasama. Hal ini dilakukan untuk membantu pelaku usaha startup dan UMKM bisa berkembang. Hingga kini, Ev Hive sudah menjalin kerjasama dengan puluhan institusi, mulai dari Sinar Mas Venture, Google, hingga Pemerintah Provinsi Jakarta.
Bicara soal kerjasama dengan pemerintah, Harya bilang, Ev Hive akan membantu pelaku usaha dalam hal perijinan. Kebanyakan urusan perijinan atau pembuatan Perusahaan Terbuka (PT) tidaklah mudah. Untuk itu, Ev Hive akan mengundang pemerintah untuk mengadakan sosialisasi perijinan dua minggu sekali.
Disamping memberi sosialisasi, akan ada juga poin dari Ev Hive untuk langsung mengakses perizinan usaha bagi member pelaku usaha Ev Hive. Sebab, menurut Harya, urusan perizinan bisa dibilang cukup berbelit-belit.
Seperti usaha makanan yang dipasarkan secara online, secara regulasi memang sudah ada ketentuan. Tapi tidak semua pelaku usaha mengerti prosedur untuk mengurus perizinan. Karena itulah, Ev Hive menghubungkan pelaku usaha dengan regulator.
Jadi tidak hanya membantu dalam hal pemasaran, sarana untuk berkumpul dengan klien, tetapi Ev Hive juga menjadi media penengah untuk membantu kesulitan pelaku usaha dalam hal apapun. Tidak hanya mendengarkan kesulitan, UMKM juga akan mendapat respon bantuan lewat rekanan dari Ev Hive.
Pihak regulator yang bekerjasama dengan Ev Hive juga akan terus menjalin kerjasama. Tidak hanya itu, Ev hive juga akan berkomunikasi secara aktif soal kesulitan para pelaku usaha di Jakarta.
Program Ev Hive Connect yang dibentuk tidak hanya membantu menghubungkan pelaku usaha dalam hal perizinan usaha. Harya juga menyediakan media pemasaran ataupun kebutuhan rekan kerja untuk membesarkan usaha. Seperti pelaku startup TI yang membutuhkan rekan kerja di bidang komunikasi, Ev Hive memberikan koneksi rekan yang pernah berkunjung di Ev Hive.
Menurut Harya, co-working space yang dibentuk tidak hanya sebagai sarana berkumpul saja, melainkan sebuah platform yang membantu kesulitan pelaku usaha. Harga yang dibanderol untuk member yaitu Rp 1 juta per bulan. Sedangkan per hari, non member bisa mengeluarkan biaya sebesar Rp 50.000 untuk seharian menggunakan tempat Ev Hive.
Ev Hive buka dari hari Senin sampai Minggu selama 24 jam. Untuk hari Minggu, baik member atau non member bisa menghubungi pihak Ev Hive untuk memesan ruangan. Dalam sehari, Harya bilang, Ev Hive bisa menampung 50-80 orang.
Namun, dengan banyaknya co-working space yang bermunculan, Harya bilang perlu adanya edukasi kepada masyarakat untuk membesarkan Ev Hive.
Sebab salah satu kendala yang dihadapi adalah kurangnya pemahaman masyarakat soal manfaat co-working space. Kedepannya, dengan menjalin rekanan dengan Facebook dan Twitter, Ev Hive akan terus membesarkan usaha-usaha yang bernaung di dalamnya. Lewat website juga, Harya akan terus meng-update mengenai Ev Hive. Rencananya, dia juga akan membuka co-working space kelima di Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News