Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan hasil laut yang melimpah. Salah satunya, rajungan atawa Portunus sp.
Sayang, pamor rajungan di Indonesia belum setenar hasil laut lainnya. Namun, di pasar Amerika Serikat, permintaan rajungan terbilang sangat tinggi.
Potensi inilah yang dibaca PT Siger Jaya Abadi, UMKM penghasil produk olahan rajungan. Berdiri tahun 2011 di Lampung, Siger Jaya Abadi sejak awal memang fokus pada ekspor produk olahan rajungan ke Amerika.
Dwi Satya Ardyanto Direktur Marketing Siger Jaya Abadi, menerangkan, pihaknya memproses produk olahan rajungan dengan teknik pasteurisasi. Yakni, memanaskan makanan dalam suhu sedang untuk menghilangkan bakteri patogen berbahaya dan menonaktifkan organisme pembusuk.
Lewat proses pasteurisasi, tekstur daging akan tetap utuh. Begitu juga dengan rasa dan aroma serta nutrisi yang terjaga dengan baik. Berbeda dengan teknik sterilisasi.
Inilah yang membuat produk Siger Jaya bisa mencapai standar internasional industri makanan untuk pengolahan rajungan. Misalnya, dari Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) dan British Retail Consortium (BRC) Standar Global untuk Keamanan Pangan.
"Siger Jaya Abadi pure 100% perusahaan lokal. Dan, sekitar 95% dari produksi untuk pasar ekspor ke Amerika Serikat,” kata Adryanto ke KONTAN.
Baca Juga: Meski syarat ekspor ke Amerika makin ketat, KKP tetap dorong ekspor produk perikanan
Nah, berkat sistem pasteurisasi, permintaan produk olahan rajungan beku Siger Jaya dari pasar Amerika Serikat tetap tumbuh. Adryanto menduga, banyak warga negeri uak Sam yang memasak di rumah selama pandemi Covid-19.
Inilah yang membuat permintaan ekspor produk olahan rajungan Siger Jaya melonjak. Sebelum pandemi, mereka mengekspor 1,5 kontainer per bulan. Tapi, selama pandemi, bisa ekspor 2 kontainer sebulan.
Namun, untuk tahun ini, Siger Jaya hanya bisa mengekspor 1 kontainer per bulan karena terkendala pasokan rajungan yang turun efek dari perubahan cuaca.
Sedangkan untuk pasar domestik, Siger Jaya masih melayani untuk industri horeka di Jabodetabek, dengan banderol harga Rp 220.000 per kaleng.
Selama ini, Siger Jaya mendapatkan pasokan rajungan dari wilayah Bangka Belitung, Medan, Lampung, Natuna, Palembang, Jakarta, Kalimantan, dan NTT.
Untuk memperkuat pasokan rajungan, Siger Jaya berencana bekerjasama dengan perusahaan pemasok termasuk para nelayan. Adryanto berharap, bisa mendongkrak kapasitas produksi dua kali lipat, dari saat ini baru satu ton per hari menjadi dua ton per hari.
Dampaknya, Siger Jaya dapat meningkatkan ekspor produk olahan rajungan hingga mencapai lima kontainer per bulan. Serta, bisa mengoptimalkan pasar dalam negeri dengan membuat produk olahan rajungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News