kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.349   57,00   0,35%
  • IDX 7.274   81,95   1,14%
  • KOMPAS100 1.033   6,58   0,64%
  • LQ45 784   4,20   0,54%
  • ISSI 241   4,34   1,83%
  • IDX30 405   2,87   0,71%
  • IDXHIDIV20 465   1,26   0,27%
  • IDX80 116   0,68   0,59%
  • IDXV30 118   -0,14   -0,12%
  • IDXQ30 129   0,96   0,74%

Siti Achbary layak bergelar ratu jamur (2)


Rabu, 25 Mei 2011 / 13:59 WIB
Siti Achbary layak bergelar ratu jamur (2)
ILUSTRASI. Huawei melesat ke peringkat 49 dalam daftar Fortune Global 500 di tahun 2020. Untuk pertama kalinya, raksasa telekomunikasi global tersebut berhasil menembus jajaran 50 besar dunia, sekaligus menandai konsistensi perusahaan tersebut yang mengalami peningk


Reporter: Mona Tobing | Editor: Tri Adi

Gelar ratu jamur sepertinya layak disandang Siti Achbary. Pasalnya, ia bukan petani jamur biasa yang bisa menghasilkan jamur, melainkan juga mengolah jamur menjadi makanan sehari-hari. Siti bertekad menjadikan jamur sebagai salah satu makanan pokok orang Indonesia. Ia pun mengembangkan sistem budidaya jamur organik.

Tak mau hanya menjadi petani jamur, Siti Achbary juga bertekad mengolah jamur sebagai makanan sehat. Saat membudidayakan jamur, ia sama sekali tak menggunakan bahan kimia. Ia juga mengolah makanan jamur tanpa penggunaan MSG dan bahan pengawet.

Ini semua dia lakukan sebagai bagian dari edukasi kepada masyarakat. Berdasarkan penelitian, jamur punya banyak manfaat yang tak kalah seperti sayuran, bahkan daging.

Dalam pengolahan makanan dari jamur dengan merek Jayagiri, Siti mengklaim senantiasa menjaga sterilisasi proses pengolahan makanan jamurnya. Begitu juga saat pembudidayaan jamur. Ibu empat anak ini selalu mengutamakan kebersihan.

Meskipun membudidayakan jamur terbilang mudah, tapi tak boleh asal-asalan dalam mengelolanya. Jamur enggan tumbuh di tempat yang kotor. Makanya, ia selalu menekankan kebersihan kepada para pegawainya mulai dari memetik jamur di pagi hari hingga tahap pembersihannya.

“Jamur itu tanaman yang rewel. Kalau asal-asalan merawatnya, saat panen, fisik jamur akan kuyu dan tak layak dikonsumsi,” tutur Siti.

Di kediamannya di Cisarua Lembang, Siti mengolah jamur hasil petikannya di pagi hari. Dengan kedua tangannya, ia terampil meramu bumbu dan menggiling jamur untuk menjadi sebuah adonan.

Setiap pukul 6.00 hingga pukul 11.00, dibantu anak bungsunya, Siti memetik jamur tiram yang layak menjadi bahan baku olahan jamur. Sembari memetik jamur, ia juga membersihkan kumbung jamur. "Kalau kumbung kotor akan mudah kutuan yang menghambat pertumbuhan jamur," ujarnya.

Setiap hari, Siti memanen sekitar 50 kg jamur sebagai bahan baku makanan olahan jamur buatannya. Per bulan, pemilik Jamur Jayagiri ini harus memenuhi permintaan sebanyak 1,5 ton makanan olahan jamur berupa: nugget, daging ham, bakso, keripik, sate hingga kornet dari jamur. Tak heran, warga sekitar menobatkan Siti sebagai ratu jamur.

Setelah dibersihkan, Siti merebus jamur itu untuk menghilangkan bau khasnya. Sambil menunggu jamur dingin, Siti membuat adonan. Soal resep, perempuan yang murah senyum ini hanya menuturkan bahwa bumbu yang dipakainya biasa-biasa saja. “Tidak ada yang spesial, semua bumbunya ada di dapur. Hanya racikannya saja yang beda,” ujarnya.

Setelah adonan jadi, tahap selanjutnya masuk dalam tahap perebusan. Usai direbus, jamur siap digiling dengan bantuan alat pemotong. Jamur digiling hingga berbentuk pipih.

Sore harinya sekitar pukul 16:00, Siti mencampurkan bumbu dalam adonan tersebut dengan jamur yang akan dicetak. “Setelah dicampur adonan, kemudian didiamkan selama satu malam. Lalu masuk dalam tahap pencelupan tepung esok harinya,” terang Siti.

Masuk dalam tahap penyelesaian, esok harinya barulah akan ditentukan bentuk cetakan jamurnya. Setelah dicetak, jamur kemudian dicelupkan pada tepung dan dioven selama 40 menit.

Karena sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet, supaya jamur bisa bertahan hingga tiga bulan, Siti memasukkan terlebih dahulu jamur olahannya ini ke dalam freezer. Proses pembekuan jamur ini berlangsung hingga sehari semalam untuk mendapatkan jamur benar-benar menjadi beku.

Setelah membeku, jamur baru dikemas. Sampai tahap ini Siti terus mempertahankan tingkat kebersihan dan kesterilannya. Untuk itu, dia juga memisahkan ruangan khusus untuk proses pengemasan. “Supaya tidak kotor dan terkena bakteri,” terangnya. Ia juga mewajibkan para karyawan memakai sarung tangan dan masker saat proses produksi olahan jamur.

Lebih dari 50% makanan olahan buatan Siti menggunakan jamur sebagai bahan baku. "Kalaupun ada tambahan daging sapi, itu hanya sebagai perekat," terangnya. Seperti bakso yang menggunakan bahan baku jamur hingga 70% dan daging hanya 30% dari total bahan baku.

Seluruh produk olahan jamur buatan Siti ini telah mengantongi sertifikat sehat dari Kementerian Kesehatan di tahun 2010.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×