kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Start up Greenly raih pendanaan tahap awal yang dipimpin East Ventures


Kamis, 13 Februari 2020 / 11:49 WIB
Start up Greenly raih pendanaan tahap awal yang dipimpin East Ventures
ILUSTRASI. Start up Greenly.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Startup jaringan ritel makanan dan minuman sehat Greenly umumkan meraih pendanaan tahap awal (seed funding) yang dipimpin oleh East Ventures dan diikuti beberapa angel investors lainnya. 

Dana segar ini rencananya akan digunakan perusahaan untuk inovasi produk, pengembangan teknologi, serta memperluas jaringannya di Surabaya hingga ekspansi ke kota-kota lainnya.

Edrick Joe Soetanto dan Liana Gonta Widjaja mendirikan Greenly setelah keduanya merasakan susahnya menjalankan pola makan sehat di Surabaya. Mereka menyadari langkanya ketersediaan makanan dan minuman sehat yang cepat saji, mudah didapat, memiliki banyak varian produk, namun dengan harga yang tetap terjangkau.

Baca Juga: Investor Singapura berlomba mendirikan bank digital

"Kami ingin mengisi kesenjangan antara makanan sehat namun mahal yang ditawarkan oleh pemain saat ini, dan makanan siap saji dengan harga terjangkau yang disediakan oleh jaringan fast-food. Greenly hadir sebagai fast-casual ritel yang menyediakan beragam salad, grain bowl, cold-pressed juice, smoothie, nut milk dan produk sehat lainnya yang terbuat dari bahan alami dan segar,” ungkap Liana dalam keterangan tertulis pada kamis (13/2).

Tidak hanya itu, meningkatnya penduduk ekonomi kelas menengah yang sadar akan gaya hidup sehat dilihat sebagai peluang besar oleh kedua pendiri perusahaan.

Pada tahun 2019, Greenly membuka outlet pertama mereka di Surabaya dengan misi mendemokratisasi diet sehat di Indonesia. Liana adalah seorang ahli nutrisi dari UC Berkeley yang berpengalaman di industri kesehatan dan F&B. Ia juga merupakan sosok di balik ratusan resep Greenly. 

Adapun, Edrick yang adalah seorang serial entrepreneur, serta mantan Konsultan di PwC, berperan sebagai nahkoda dalam hal pengembangan dan eksekusi strategi bisnis Greenly.

“Kami ingin menghadirkan pola makan sehat dengan harga terjangkau, convenient, dan mudah didapatkan. Misi kami adalah membawa pola makan sehat ke seluruh lapisan masyarakat dan mewujudkannya di Indonesia sebagai sesuatu yang demokratis, bukan hanya untuk kalangan tertentu. Kami yakin bahwa dengan dukungan dari East Ventures dan seluruh mitra, misi ini akan dapat kami realisasikan,” imbuh Edrick.

Kebutuhan konsumen Indonesia atas produk makanan sehat yang terjangkau dan model bisnis yang tepat membuat bisnis Greenly tumbuh hingga lima kali lipat sepanjang 2019. Perusahaan juga berencana untuk melebarkan sayap ke luar Surabaya pada 2020.

Baca Juga: Akselerator The Nextdev Summit 2019 akan lahirkan puluhan start up terbaik

Keberhasilan Greenly mengembangkan bisnis dengan mengandalkan platform daring didukung oleh kesiapan digital Kota Surabaya. Laporan East Ventures - Digital Competitiveness Index 2020 menempatkan Surabaya di posisi ke-3 dalam peringkat daya saing 24 kota terbesar di Indonesia.

Secara spesifik, Surabaya menempati peringkat tinggi dalam kategori transaksi uang elektronik dan PDRB subsektor logistik. Kedua kategori tersebut menjadi fondasi bisnis Greenly yang saat ini meraih lebih dari 50% dari penjualannya melalui pesan antar berbasis digital.

"Kami yakin Liana dan Edrick dapat mengembangkan Greenly dari Surabaya ke Jakarta, dan kota lain, untuk menyediakan makanan dan minuman sehat untuk seluruh rakyat Indonesia,” papar Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×