kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Startup Berkelanjutan Menjadi Incaran Para Investor


Sabtu, 21 Desember 2024 / 08:05 WIB
Startup Berkelanjutan Menjadi Incaran Para Investor
ILUSTRASI. Ilustrasi Start Up. KONTAN/Muradi/2016/07/12


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor usaha rintisan alias startup di Tanah Air tengah mendapat perhatian. Beragam persoalan mulai menghinggapi startup di Indonesia.

Dari tumbangnya beberapa startup yang sempat naik daun seperti Tanifund, hingga munculnya kasus mismanajemen dalam pengelolaan dana yang dialami eFishery.

Meski begitu, beberapa suntikan dana masih terjadi di ranah startup, tapi tidak lagi segencar di periode sebelumnya. Tak heran, jumlah startup di Indonesia yang naik kelas unicorn, yang punya valuasi lebih dari US$ 1 miliar, tidak bertambah.

Sejauh ini, baru ada 15 unicorn dari dalam negeri. Seperti Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Akulaku, Kopi Kenangan, dan Blibli. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, fokus utama pemerintah sebenarnya bukan mencetak unicorn, melainkan mendorong pengembangan startup secara keseluruhan. 

"Yang paling penting, startup kami dorong supaya meningkat. Unicorn hanya salah satu target, bukan target utama," ungkap Airlangga, Jumat (20/12).

Baca Juga: Prospek Bisnis Modal Ventura Masih Molek

Dia menyebutkan, meskipun kemunculan startup baru mulai melambat, pengembangan inovasi tetap berjalan melalui peran korporasi. Menurut data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, jumlah startup di Indonesia  tahun ini ada 2.651 perusahaan. Sebanyak 15 di antaranya berstatus unicorn.

Pemerintah, menurut Airlangga, optimistis jumlah unicorn di 2025 bisa bertambah menjadi 61 unicorn. Untuk itu, pemerintah berharap, makin banyak korporasi melakukan pengembangan startup.

Melisa Irene, Partner East Ventures, mengakui, dalam beberapa tahun terakhir, bisnis startup menghadapi masa penuh tantangan yang kerap disebut tech winter. Periode ini ditandai dengan ketatnya penggalangan dana imbas kondisi ekonomi. 

"Ini membuat startup beralih ke bisnis berkelanjutan yang berfokus pada peningkatan profitabilitas," katanya kepada KONTAN.

Langkah tersebut tidak terlepas dari paradigma investor yang ingin injeksi ke sebuah startup bisa membuat bisnis tumbuh dan fundamental keuangannya semakin kuat.

Untuk itulah, East Ventures yang sudah menyuntikkan dana ke lebih 300 startup, bakal terus mendukung para pendiri startup untuk menciptakan bisnis yang positif.

Dengan kondisi itu, pengamat startup Heru Sutandi memprediksikan, pertumbuhan bisnis startup tahun depan sekitar 6% saja tanpa para unicorn baru.

Selanjutnya: Itel S25 Ultra Indonesia: Layar AMOLED, Kamera Selfie 32MP, Harga Rp 2 Jutaan

Menarik Dibaca: Pesan Chaki Kids Meal Rp 33.000 Gratis 1 Majalah Bobo di Promo KFC Desember 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×