kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.167   24,52   0,34%
  • KOMPAS100 1.045   4,88   0,47%
  • LQ45 815   2,85   0,35%
  • ISSI 224   0,76   0,34%
  • IDX30 426   1,90   0,45%
  • IDXHIDIV20 505   1,29   0,26%
  • IDX80 118   0,58   0,49%
  • IDXV30 120   0,61   0,51%
  • IDXQ30 139   0,24   0,17%

Sukses berbisnis tas dan fashion berbahan alam (1)


Jumat, 05 April 2013 / 11:45 WIB
Sukses berbisnis tas dan fashion berbahan alam (1)
ILUSTRASI. Wajib pajak berkonsultasi dengan petugas di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Palmerah, Jakarta, Senin (12/10/2020). Pemerintah yakin realisasi penerimaan pajak tahun ini mendekati target.


Reporter: Marantina | Editor: Dupla Kartini

Kepekaan terhadap lingkungan sekitar bisa membuat seseorang jeli melihat peluang bisnis. Itulah yang terjadi dengan Yovita Sri Setyaningsih, pemilik brand fashion Manggar Bag. Berkat kejelian memanfaatkan potensi alam, perempuan yang berdomisili di Yogyakarta ini sukses berbisnis fashion berbahan alami.

Sejatinya, Yovita tidak pernah bermimpi bisa terjun ke bisnis fashion. Kiprahnya di dunia wirausaha dimulai pada 1999 saat ia mulai berbisnis penyewaan mobil. Ini lantaran mobilnya sering dipinjam tetangga atau kerabat. Akhirnya, ia memilih menyewakan mobil untuk pemasukan tambahan.

Jiwa wirausaha Yovita kian terasah, ketika ia membuka klinik fisioterapi di depan rumah pada 2001 silam. Klinik ini pun berawal dari kebutuhan suaminya untuk sesekali terapi. "Karena tidak mau mengantre lama-lama di klinik, saya usul untuk buka klinik sendiri. Apalagi pasarnya sudah ada, yaitu pasien suami saya," kata Yovita yang suaminya seorang dokter.

Dari dua usahanya ini pula yang mengantarkan perempuan 39 tahun ini terus mengembangkan usahanya. Menurutnya, para penyewa mobil sering mengeluhkan tidak bisa mendapat oleh-oleh yang khas dari Yogyakarta, karena kerap terkendala waktu.  

Maka, Yovita pun berfikir untuk membuka usaha sebagai trader cenderamata. Paling tidak untuk kebutuhan pelanggannya. Itu yang kemudian ia lakukan.  "Dari situ, saya jadi tahu produk seperti apa yang diinginkan pasar,” ujarnya.

Yovita kian serius menggeluti usaha ini, hingga akhirnya pada 2008, ia memutuskan membuat cenderamata. Ia memilih cenderamata yang berbahan alami. Tidak hanya itu, ia pun mencermati produk-produk yang diinginkan konsumen.

Menurutnya, perempuan berusia 40 tahun ke atas sangat menyukai produk berlabel ramah lingkungan (go green). Sebut saja tas berbahan pandan, mendong, eceng gondok dan lainnya.

Selain pro lingkungan go green sedang tren, produk berbahan alami juga elegan.  "Apalagi, bahan baku seperti pandan, eceng gondok, dan mendong bisa didapat dengan mudah di Yogyakarta," tutur lulusan Akademi Sekretaris & Manajemen (ASMI) Desanta Yogyakarta ini. Ia juga menggunakan bahan rotan, Yovita yang ia beli dari Kalimantan.

Kebanyakan produk Manggar Bag berbentuk tas dan dompet. Produk ramah lingkungan pun menjadi keunggulan Manggar Bag. Berbagai produk itu dibanderol antara Rp 100.000-Rp 350.000 per unit.

Sukses dengan bahan alam, Yovita berekspansi dengan meluncurkan produk rajutan yang mengusung merek Revia di 2010. Adapun, untuk menyasar penggemar batik, ia juga membuat produk Nawa Batik.
 
Selain memenuhi pesanan klien rental dan pasien klinik, ia juga rutin mengirimkan produknya ke berbagai pelosok negeri. Bahkan, ia mengekspor produk Manggar Bag ke Jepang dan Korea Selatan. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×