Reporter: Teodosius Domina | Editor: Rizki Caturini
Banyak orang beranggapan masa muda adalah saat untuk menikmati hidup karena belum banyak memiliki tanggung jawab. Namun Roja Fitridayani, wanita berusia 23 tahun ini memutuskan untuk berani melakukan langkah pertama untuk menggapai kesuksesan di usia muda.
Lewat usaha hijab berlabel Hijab Princess, Oja, panggilan akrabnya, mampu meraih sukses dengan berjualan hijab dan busana muslim yang dia rintis sejak 2012. Tak tanggung-tanggung, 1.000 hijab hingga 2.000 hijab bisa habis dalam hitungan jam.
Hijab buatan Oja dipasarkan lewat media sosial Instagram dengan nama akun @hijabprincess ketika dia masih berkuliah di Universitas Widyatama, Bandung. “Orang tua saya tidak tahu bahwa saya berbisnis. Mereka baru tahu ketika saya wisuda dan saya ajak ke workshop,” tuturnya.
Meski kuliah sambil berbisnis, ternyata itu tidak menjadi soal baginya. Ia tetap bisa meraih gelar sarjana ekonomi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 4,00 dengan waktu studi 3,5 tahun. Dia juga aktif dalam aktivitas kemahasiswaan di kampus.
Saat ini workshop-nya yang berlokasi di Bandung memiliki kapasitas produksi 5.000 hingga 9.000 potong per bulan. Selain hijab, Oja belakangan mengembangkan produk dengan membuat produk fesyen lainnya untuk wanita seperti baju dan rok. Harga jual produknya mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 145.000 per potong.
Peminat hijab yang dia jajakan di Instagram memang cukup mencengangkan. Dia bercerita, pada tanggal 15 Maret yang lalu melalui akun Instagram dia mengumumkan pelanggan boleh mulai memesan pukul 5.30 pagi. Dua jam kemudian, semua persediaan yang ada sudah ludes dipesan. Hal ini disadarinya sebagai berkah sekaligus tantangan. Sebab ternyata kapasitas produksinya belum bisa memenuhi permintaan pasar.
Selain berjualan di media sosial, Oja juga telah memiliki dua butik di Bandung dan beberapa distributor dan reseller untuk memasarkan produk. Sehingga tak heran bila omzetnya bisa ratusan juta per bulan.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim yang besar, Indonesia memang menjadi pasar yang menggiurkan. Produk Hijab Princess sudah sampai ke seluruh penjuru Indonesia, mulai dari Papua, Maluku, NTT, Jawa, Kalimantan, Sumatera. “Kami sudah sering juga mengirim produk ke Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura,” tutur perempuan yang lahir pada tanggal 14 Februari 1992 ini.
Menyadari bahwa peminat Hijab Princess juga datang dari negara tetangga, ia pun optimistis menghadapi MEA. Dia berencana tahun ini sudah bisa membuka cabang di negara tetangga. Tapi dia masih enggan menyampaikan langkah konkretnya. n
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News