kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sukses jualan barang bekas dengan konsep mal (1)


Selasa, 08 Oktober 2013 / 14:15 WIB
Sukses jualan barang bekas dengan konsep mal (1)
ILUSTRASI. Pemerintah resmi mencabut subsidi minyak goreng curah, Rabu (31/5).


Sumber: kontan 8/10/2013 | Editor: Havid Vebri

Pusat perbelanjaan modern seperti mal, selama ini identik sebagai tempat penjualan barang-barang baru, bermerk dan berkualitas bagus. Namun mal yang didirikan oleh Nurcholis Agi ini berbeda.

Tidak ada barang baru, karena yang dijajakan di mal ini adalah barang-barang bekas yang sudah masuk kategori rongsokan. Berdiri di atas lahan seluas 800 meter persegi (m²), mal ala Nurcholis ini dinamakan Mall Rongsok.

Mal yang beralamat di Jalan Bunguraya, Kukusan, Depok, Jawa Barat ini menempati sebuah gedung dua lantai.  "Mall Rongsok ini menjual barang apapun, kondisinya masih layak pakai karena sudah diperbaiki," katanya kepada KONTAN.

Ia mengaku, mendapat ide usaha dari pengalaman-pengalaman bisnis sebelumnya. Nurcholis mengaku pernah berbisnis bengkel motor dan mobil, service handpone, service komputer serta membuka studio musik.

Selama menekuni usaha itu, ia mendapati banyak suku cadang kendaraan maupun elektronik yang tidak dijual lagi di toko manapun. Menyiasati itu, dia pun berburu barang ke pedagang rongsok di Bekasi, Tangerang, dan Bogor. Berburu barang bekas kemudian berlanjut menjadi hobi bagi pria yang akrab disapa Nur ini.

Bukan saja mencari suku cadang kendaraan maupun elektronik untuk keperluan bisnis bengkelnya, ia pun mulai membeli barang-barang elektronik bekas yang sudah tidak berfungsi untuk diperbaiki dan dijual kembali.  "Hasilnya lumayan, saya membeli seharga Rp 20.000, setelah diperbaiki saya jual lagi Rp 200.000," ungkapnya.

Lama menekuni hobi itu, banyak kolega kemudian menyarankannya membuka tempat khusus jual beli barang bekas. "Saya ingat perkataan teman saya. Katanya, kalau mau jadi orang sukses harus punya kemampuan di segala bidang," kisahnya.

Supaya beda dengan pedagang barang bekas pada umumnya, ia kemudian membuka toko dengan mengusung konsep mal pada tahun 2009. Karena mengambil konsep mal, pembeli  bebas masuk dan memilih barang. Setelah menemukan yang diinginkan,  pembeli bisa mengetes kondisinya dan menanyakan harga.

Koleksi barang di mal ini terbilang lengkap, mulai dari onderdil motor, mobil, televisi, radio, bangku restoran, buku, peralatan musik, seperti gitar dan drum, kamera serta kaset.

Harganya juga jauh lebuh murah dibanding produk baru. Lihat saja, sebuah VCD player, misalnya,  dihargai Rp 50.000, televisi  Rp 175.000, tempat sampah besar Rp 100.000.

Barang antik bernilai jual tinggi juga ada di Mall Rongsok ini, seperti brankas yang sudah berusia 150 tahun. Brankas ini dihargai Rp 35 juta.
Kebanyakan barang bekas di tempat ini didapat dari perusahaan, perkantoran dan perorangan yang memang mau menjual barang bekas. Para pemulung juga kerap menyuplai barang ke gerai milik Nurcholis.

Dia mengklaim, selain warga Depok dan sekitarnya, konsumennya juga banyak dari luar kota. Dari ribuan jenis barang bekas yang dijualnya, Nur bisa mengantongi omzet senilai sekitar Rp 150 juta-Rp 170 juta per bulan.        

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×