kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sukses kembangkan bisnis bakeri secara otodidak


Sabtu, 15 Desember 2018 / 06:45 WIB
Sukses kembangkan bisnis bakeri secara otodidak


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Mengawali bisnis bakeri pada tahun 2002, saat itu Albert masih berumur 21 tahun. Ia mengenal bisnis kue dan roti ini dari orangtuanya yang menjajakan kue kering. 

Meski orangtuanya sudah menekuni bisnis kue kering, Albert nengaku harus belajar banyak dalam bisnis bakeri. "Semua saya pelajari otodidak, mulai dari menentukan harga jual, mengelola karyawan dan lainnya." ujar Albert. 

Buku, bertanya-tanya  ke banyak orang serta coba-coba sendiri menjadi proses yang ia lakoni. Dari proses ini pula,  Albert dapat banyak masukan sebagai pelaku usaha binaan Bogasari. 

Awal-awal merintis bisnis, Albert masih berstatus sebagai mahasiswa. Oleh karena itu, waktu menjadi kendala terberatnya.  

Masa itu, Albert harus bangun pukul 03.00. Saat matahari belum nongol, dia harus berbelanja dan menunggu karyawannya datang. Setelah semuanya beres, baru dia berangkat kuliah.

Meski begitu, kata Albert, tantangan terbesarnya justru terletak pada pemasaran. Untuk membangun jaringan pemasaran, ia harus rajin datang ke instansi-instansi maupun perkantoran. "Dulu dengan sekarang beda.  Sekarang enak, tinggal lewat media sosial," ujarnya.

Pengalaman jatuh bangun pun tak luput dari perjalanan bisnisnya. Salah satunya, saat dia menerima pesanan 5.000 pudinf untuk acara kantor. 

Lantaran, pelanggan tak menyimpan pudingnya di pendingin, puding yang dikirim sejak pukul 15.00 sore, menjadi basi ketika akan disantap pada pukul 19.00 malam. Walau bukan kesalahannya, Albert merasa bertanggung jawab dan mengembalikan seluruh uang pemesanan puding tersebut.

Sikapnya tersebut justru mendapat apresiasi pelanggan. Mereka tak berpaling ke bakeri lain dan tetap memlih Larita, nama bakeri Albert,  untuk berbagai acara di kantornya. 

Komitmen Albert pada bisnis bakeri memang kuat. Bahkan, pernah, pada awal pembukaan gerai, ia menerima 2.000 pesanan roti, meski ovennya cuma satu. Dari uang muka pesanan itulah, dia membeli oven untuk menyelesaikan pesanan itu tepat waktu. 

Dengan sikap dan kerja kerasnya, saat ini Albert telah membuka 10 outlet Larita  Bakery. Rinciannya, sembilan outlet di Surabaya dan satu outlet di Sidoarjo. 

Ia pun mendapat penghargaan Bogasari SME Award pada kateri Platinum. Kategori untuk pelaku usaha yang mengkonsumsi 750 sak hingga 3.000 sak saban bulan. (1 sak= 25 kg).

Tahun depan, Albert berniat menambah dua gerai baru Larita Bakery. Ia memilih Malang dan Gresik sebagai lokasi gerai baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×