kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sukses mencetak uang di usia muda (1)


Selasa, 19 November 2013 / 15:37 WIB
Sukses mencetak uang di usia muda (1)
ILUSTRASI. PT Akasha Wira International Tbk (ADES) memutuskan tidak membagikan dividen


Reporter: Revi Yohana | Editor: Havid Vebri

Menjadi pengusaha di usia muda tentu sebuah prestasi. Apalagi tidak banyak anak muda yang sukses berbisnis. Namun, untuk sukses perlu kerja keras dan kesabaran.

Itu pula yang dilakukan Hamzah Izzulhaq saat pertama kali merintis usaha pada 2010. Saat itu usianya masih 18 tahun, ketika Hamzah mendirikan CV Hamasa Indonesia yang bergerak di bidang kerajinan dan pendidikan.

Melalui CV ini, Hamzah memproduksi bantal, guling, kasur, sofabed, dan sofa custom. Satu bulan produksinya 3.500 buah. Produksinya kini telah dikirim ke berbagai kota di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Di bidang pendidikan, ia mengambil kemitraan bimbingan belajar Bintang Solusi Mandiri (BSM).

Jumlah gerai bimbelnya saat ini sudah ada lima. Hingga kini total karyawannya mencapai 70 orang. "Omzet saya Rp 350 juta sebulan," ujar Hamzah.
Sukses di usia muda membawa banyak pengalaman baru baginya. Itu sebabnya ia kerap diminta menjadi pembicara untuk memotivasi anak-anak muda agar berani berbisnis.

"Saya sudah buktikan saya bisa sukses wirausaha di usia muda, saya juga ingin ini menjadi inspirasi untuk anak-anak muda Indonesia. Jangan takut berbisnis sejak muda," ujar Hamzah yang pernah mendapat sejumlah penghargaan.

Di antaranya Pengusaha Muda Terbaik versi Ciputra Enterpreneurship pada 2011. Di tahun sama ia juga pernah masuk lima besar nasional Kompetisi Ekonomi Bidang Bisnis Universitas Indonesia. Terakhir pada 2012 saat ia terpilih menjadi finalis Nasional Wirausaha Muda Mandiri.    

Pria kelahiran Jakarta, 26 April 1993 silam ini telah gemar mencari uang sendiri sejak masih sekolah dasar (SD). Meski diberi uang saku dari orang tuanya, ia merasa perlu mencari tambahan sendiri. "Waktu SD dan SMP saya suka main di warnet, jadi uang sakunya kurang. Dari situ saya mulai mencari uang sendiri," ujar Hamzah.

Saat di sekolah dasar ini Hamzah pun mencari uang dengan menjual koran, jasa ojek payung kala hujan, juga mengamen. Semua ia lakukan secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang tuanya. Keahliannya mencari uang berlanjut di tingkat sekolah menengah pertama (SMP).

Hamzah yang kerap bermain game online di warnet, bisa mencapai level tertinggi dalam permainan. Pin level yang tinggi itu pun dijual olehnya secara online  sesama pemain game. "Kelas dua SMP dulu, saya jual game sampai harga Rp 1,2 juta untuk satu game," kenang Hamzah.

Sejak itu ia mengerti cara mencari uang. Menurutnya ketika duduk di kelas 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) ia pun mulai melakukan aktivitas wirausaha. Pada kelas 1 SMA, Hamzah memulai bisnis berjualan pulsa. Modal awalnya Rp 350.000 dari hasilnya menabung.

Kala itu, ia membeli sendiri etalase dan seluruh perlengkapan berjualan pulsa. Lalu, konter pulsa itu dititip di rumah seorang teman yang memiliki warung dengan sistem bagi hasil.

Sayang, bisnis ini hanya berjalan tiga bulan. "Teman saya itu sering pakai pulsa dan tidak bayar," ujarnya. Setelah itu, ia merintis berbagai usaha. Jatuh bangun pun sempat dirasakannya.       

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×