kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sukses menjadi produsen abon bayi dan balita (1)


Selasa, 11 Februari 2014 / 16:01 WIB
Sukses menjadi produsen abon bayi dan balita (1)
ILUSTRASI. XL Axiata (EXCL) akan rights issue setara 20% dari modal disetor.


Reporter: Marantina | Editor: Havid Vebri

Alih-alih terpuruk dan bersedih berlarut-larut setelah kepergian putranya yang berusia tujuh tahun,  Oktavia Hasim (33) memilih untuk bangkit dan melanjutkan hidup dengan berbisnis. Ia memilih untuk menjual abon bayi yang diberi merek My Baby.

Berbekal ketekunan, kini Oktavia sukses menjadi produsen abon bayi pertama di Indonesia. Meski mengaku tidak jago memasak, Oktavia memilih bisnis kuliner sebagai jalan bisnisnya. Sebab, di daerah asalnya, Purbolinggo, Jawa Tengah, cukup terkenal dengan hasil budidaya ikan, terutama ikan lele.

Dari situ ia memiliki ide untuk mengolah ikan lele menjadi abon ikan lele. Ternyata abon yang diproduksi Oktavia bertekstur lembut. Karena menggunakan bahan baku asli, rasanya pun enak. Karena teksturnya yang lembut, salah satu kerabat menyarankan membuat abon untuk balita.

Lantas, setelah selama tiga bulan mencoba-coba berbagai resep abon, Oktavia akhirnya mendapatkan resep yang cocok untuk dikonsumsi oleh bayi dan balita. Beberapa bahan baku yang tidak baik untuk balita seperti cabai dan merica tidak ia digunakan lagi. “Saya hanya pakai ikan, bawang, garam dan gula,” ujarnya.

Bisnis ini makin serius ia jalani ketika akhirnya ia mendirikan perusahaan bernama Pradipta Jaya Food pada 8 Maret 2011. Awalnya, Oktavia menjual abon buatannya hanya pada tetangga sekitar.

Namun karena respon yang diberikan cukup bagus, akhirnya wanita lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Malang ini pun makin mantap menggeluti usaha memproduksi abon bayi.

Seiring berjalannya waktu, permintaan abon  buatannya terus meningkat. Para pembeli pun menyarankan Oktavia untuk tidak hanya menggunakan ikan lele sebagai bahan baku. Jadi, sekarang, seiring perkembangan usaha, ia juga menambah varian rasa abon My Baby.

Saat ini Oktavia menjual sebanyak lima varian rasa abon, yakni abon rasa lele, patin, salmon, daging sapi dan daging ayam. Harganya berkisar Rp 25.000 – Rp 50.000 per kemasan isi 50 gram. Ia bilang, rasa lele dan daging sapi masih jadi favorit hingga saat ini.

Oktavia mengatakan, dalam sebulan ia menggunakan sekitar 750 kilogram (kg) bahan baku untuk memproduksi ribuan kemasan abon My Baby. Dari bisnis ini, ia bisa mengantongi omzet hingga Rp 130 juta per bulan.

Adapun pelanggannya mayoritas ialah ibu-ibu yang memiliki balita berusia delapan bulan ke atas. “Pelanggan sudah tersebar di seluruh pelosok Indonesia,” tandasnya.

Oktavia juga memiliki distributor di beberapa daerah seperti Jawa, Bali, Kalimantan dan Sumatera. Sementara, reseller abon My Baby sudah mencapai 75 orang yang tersebar dari Sumatera hingga Papua. Tidak hanya itu, produknya juga telah masuk ke  pasar ritel seperti Carefour dan Ranch Market sejak September 2011.

Berkat kesuksesan Oktavia menjalani dan mengembangkan bisnis abon bayi ini, Oktavia berhasil mendapatkan sejumlah penghargaan. Ia menjadi finalis Wanita Wirausaha majalah Femina pada 2013. Pada awal 2014, Oktavia diganjar pemenang Wirausaha Muda Mandiri dalam kategori alumni di bidang usaha Boga.            

(bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×