kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sulap gudang besi tua jadi workshop mebel (3)


Sabtu, 25 Agustus 2018 / 09:20 WIB
Sulap gudang besi tua jadi workshop mebel (3)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Selain telaten, membuat perabot butuh ketrampilan khusus. Namun, meski tidak pernah mengenyam pendidikan khusus tentang kayu, para perajin furnitur di Kamal, Jakarta Barat bisa menghasilkan barang-barang tak kalah dengan perajin profesional.

Kebanyakan mereka mendapatkan ketrampilannya dari orang tua atau belajar dengan perajin lainnya. Setelah merasa mampu dan punya modal, satu per satu pun mulai membuka usaha mandiri.

Seperti Hanafi. Ia mendapatkan ketrampilan dari mantan bosnya di Cibubur. Hanafi sendiri baru membuka usahanya pada 2008 lalu di Kamal.  

Hanya, saat ini, dia kesulitan mencari karyawan yang terampil dan serius. "Cari orang yang benar-benar pengen dan mau kerja itu susah. Kebanyakan mereka tidak serius mau belajar," katanya.

Begitu pula dengan Hasan Basri yang juga kesulitan mencari karyawan. Apalagi, karyawan yang bisa langsung beradaptasi dengan pekerjaan dengan cepat.

Pasalnya, untuk mengajari seseorang menguasai berbagai keahlian mengolah kayu membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain memahami desain, seorang tukang kayu juga harus tahu berbagai cara untuk menyambung kayu, supaya furnitur yang dihasilkan tak hanya cantik, namun juga kuat dan tahan lama.

Tak heran, beberapa perajin pun memilih merekrut anggota keluarga untuk menjadi karyawannya. Selain itu, di antara perajin, yang kebetulan masih punya hubungan kekerabatan, juga saling berbagi order. Sebab, seringkali pesanan datang dalam jumlah besar.

Lantaran antar para perajin masih bersaudara, mereka juga tak khawatir akan persaingan yang ada. Sebab, para perajin biasanya juga sudah punya pelanggan masing-masing.   

Untuk membuat usahanya terus eksis dan berkembang, Hanafi getol berpromosi. Mengikuti perkembangan zaman, dia juga memanfaatkan media sosial sebagai ajang promosi. Facebook dan Instagram menjadi pilihannya. Selain itu, dia juga memanfaatkan marketplace untuk menawarkan jasa  furnitur custom.

Gayung bersambut, konsumennya kini tidak hanya dari lingkungan sekitar tapi juga sampai luar pulau Jawa seperti Sumatera dan Kalimantan.

Berbeda dengan Hanafi, Hasan masih andalkan penjualan di gerai. Promosi mulut ke mulut juga masih menjadi senjatanya. Maklum, dia mengakui, belum familiar dengan penjualan di dunia maya.

Laki-laki asal Madura, Jawa Timur ini menyediakan produk siap pakai seperti aneka meja dan kursi kecil. Sehingga, konsumen tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan barang.

Namun, kendalanya adalah produk-produk tersebut memakan waktu lama untuk terjual sehingga waktu balik modal cukup lama. Selain itu, produk siap pakai tersebut butuh tempat untuk displai.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×