Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - Rangkaian berbagai bunga segar yang ditata rapi dan cantik dengan penutup kertas warna-warni di bagian belakang biasa disebut buket. Kebanyakan buket bunga diberikan kepada teman, keluarga ataupun orang tersayang.
Bosan dengan kreasi buket bunga, kini muncul buket makanan. Seperti namanya, buket ini diisi oleh sajian makanan, seperti ayam goreng krispi, sosis, nugget sampai ketang goreng. Tak kalah menarik, buket ini juga mengundang perhatian.
Flora Dickens, pemilik Amaranta Florist asal Jakarta mengatakan, buket makanan ini mulai naik daun sejak dua bulan lalu. "Konsumen banyak yang tertarik karena bisa dimakan," katanya pada KONTAN, Selasa (10/10). Kebanyakan, buket ini dipesan sebagai hadiah ulang tahun.
Dalam sehari, perempuan yang lebih akrab disapa Ola ini mendapatkan pesanan dua hingga tiga buket. Harganya, dipatok mulai dari Rp 275.000-Rp 500.000.
Para konsumen dapat memesan buket makanan sesuai dengan selera. Isinya pun dapat ditentukan sendiri. Proses pembuatannya cukup cepat, hanya sekitar satu hingga dua jam, sebelum diantarkan alamat yang dituju.
Untuk bahan bakunya, Ola mengaku mengolahnya sendiri dibantu oleh sang ibu yang juga hobi memasak. "Kadang ada konsumen yang minta pakai ayam di resto tertentu," tambahanya. Sampai sekarang, dia hanya melayani pesanan pelanggan yang berada disekitar Jakarta.
Ola yang mulai membuat buket makanan sejak bulan Februari 2017 lalu, mendapat ide dari seorang temannya yang meminta dibuatkan rangkaian berisi makanan. Bak gayung bersambut, setelah diposting dalam akun media sosial, banyak orang mulai memesannya.
Sebelumnya, ia lebih dulu menggeluti pembuatan buket bunga segar. Ola sudah menekuni usaha ini sekitar tiga tahun lalu, setelah menimba ilmu dari guru les dan juga belajar secara otodidak.
Pemain lainnya adalah Devinda Priska, pemilik Blossom In Bouquet asal Semarang Jawa Tengah. Devinda bilang, kreasi baru ini mulai tren sejak awal tahun 2017.
Kebanyakan peminatnya adalah mahasiswa. Dia menambahkan salah satu faktor banyak konsumen tertarik karena mereka suka dengan produk unik dan tidak biasa.
Untuk harganya dipatok mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 150.000. Proses pemesanannya pun harus dilakukan minimal satu hari sebelum waktu pengantaran. Bahan bakunya pun tidak melulu makan fast food tapi juga makanan ringan. " Peminatnya lebih banyak buket snack daripada ayam," katanya.
Dalam sebulan, total permintaan Bouquet makanan dapat mencapai lebih dari lima. Tapi khusus untuk ayam hanya sekitar tiga hingga lima pesanan. Dia dibantu oleh tiga orang untuk menjalankan usahanya.
Meski pemain baru terus bermunculan, pamor buket makanan tak lama
Popularitas suatu bidang bisnis baru seringkali mengundang banyak pemain baru untuk terjun menggarapnya. Kondisi ini juga terlihat pada bisnis buket makanan. Kini, banyak pemain baru pemain baru hingga angin persaingan lumayan kencang.
Sayangnya, tren buket makanan ini diperkirakan tak bakal bertahan lama. Flora Dickens, Pemilik Amaranta Florist asal Jakarta meramalkan banjirnya minat konsumen akan buket yang bisa langsung dimakan ini hanya akan bertahan selama enam bulan.
Ia pun menganggap hal ini sebagai kewajaran. Maklu, buket makanan ini banyak digandrungi oleh kaum muda. Karakter konsumen pada segmen ini mudah bosan dan suka dengan hal baru dan unik. "Meski tetap ada yang pesan, tapi jumlahnya akan menyusut atau sedikit," katanya pada KONTAN, Selasa (10/10).
Meski terbilang baru menggeluti bidang ini, Flora sudah menemui kendala. Awalnya, ia cukup kesulitan membuat ayam berdiri dengan sempurna sehingga rangkaian terlihat cantik. Selain itu, menemukan jasa pengiriman untuk buketnya, juga tak mudah.
Ia pun pernah punya pengalaman buket ayam miliknya hancur saat sampai ditangan konsumen. Berbekal pengalaman itu, Flora pun sangat selektif memilih jasa antar barang.
Selain buket ayam, Flora juga menyediakan buket campuran coklat dan bunga. Harganya pun dibanderol lebih murah, sekitar Rp 150.000. Jenis buket ini banyak dipesan saat wisuda.
Untuk ide pengembangan desainnya, dia banyak terinspirasi dari internet. Kedepan, dia berharap dapat membuka galeri offline sehingga konsumen bisa datang langsung dan memilih buket yang ada. Saat ini, dia masih mengerjakan seluruh pesanan di rumah.
Untuk promosinya, Flora memaksimalkan akun media sosialnya. Ia juga menyiapkan katalog sehingga konsumen bisa leluasa melihat produk plus harganya. Selain itu, promosi dari mulut ke mulut pun juga terus dia lakukan.
Berbeda dengan Flora, Devinda Priska, pemilik Blossom In Bouquet asal Semarang Jawa Tengah justru menilai tren buket makanan ini akan bertahan lama. Alasannya, jumlah peminatnya meningkat tiap harinya. "Untuk usahanya secara umum masih menjanjikan, karena produk ini banyak digunakan sebagai hadiah kelulusan sidang skripsi dan juga wisuda," katanya.
Proses pembuatan rangkaian ayam goreng ini cukup susah dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena, ada proses pemasakan ayam dan harus ditunggu sampai dingin dan minyak keluar dari daging.
Namun, dia tak menampik soal kondisi persaingan yang kian ketat. Untuk bertahan dia selalu ikuti tren rangkaian buket dipasaran. Devinda juga memberikan banyak pilihan mulai daricamilan hingga makanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News