Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Rizki Caturini
Salah satu cara untuk mengurangi penggangguran adalah dengan menjadi wirausaha dan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Namun keterampilan yang mumpuni serta dukungan pengembangan usaha, khususnya bagi para wirausaha mikro dan kecil, sangat dibutuhkan agar bisnis yang dijalani berjalan langgeng.
Tiga masalah yang sering muncul yaitu pendanaan, rencana bisnis dan jaringan atau networking. Berbagai upaya dari pemerintah ataupun lembaga-lembaga kewirausahaan untuk membantu wirausaha Indonesia mengembangkan bisnisnya. Masalah permodalan misalnya, wirausaha bisa menempuh jalan dengan mencari pendanaan alternatif selain perbankan, yakni melalui venture capital atau modal ventura.
Sudah ada beberapa lembaga modal ventura yang bisa diakses para pelaku usaha untuk mendapatkan modal usaha. Salah satu lembaga modal ventura tersebut adalah besutan Sintesa Group bernama Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI). Organisasi venture capital ini memiliki salah satu program pendanaan bernama ANGIN Women Fund.
Organisasi ini mengumpulkan dana dari pengusaha sukses atau yang disebut angel investor untuk menyalurkannya kepada pengusaha baru. "Angel investor menginvestasikan dananya sebagai equity di dalam bisnis para pengusaha baru sehingga tidak ada bunga pinjaman,” ujar Shinta Kamdani, CEO Sintesa Group.
Bulan lalu, misalnya, Angin Women Fund memberikan pendanaan kepada dua bisnis startup yaitu Berry Kitchen sebesar Rp 500 juta dan Marguerite Nougat yang meraih dana Rp 400 juta. Tahun lalu, Angin Women Fund juga memberikan pendanaan kepada startup Wangsa Jelita. “Saat ini kami sedang membantu proses registrasi branding produk Wangsa Jelita di BPOM untuk dia bisa masuk ke pasar retail,” ucap Shinta.
Shinta menjelaskan, keunggulan yang ditawarkan oleh modal ventura adalah dari jaringan dan pengawasan. “Berbeda dengan perbankan yang tidak ada sistem mentoring,” ucap Shinta.
Selain pendanaan, strategi promosi adalah elemen penting bagi pengusaha untuk mengembangkan usaha. Salah satunya dengan menggunakan jasa public relation (PR). Salah satu perusahaan PR yang memberikan jasa bagi startup adalah Kennedy, Voice & Berliner (KVB). “Saya ingin menyiapkan startup Indonesia supaya siap bersaing di Asean Economic Community,” ujar Dian Noeh Abubakar, CEO KVB.
Saat ini Dian memiliki 15 klien startup seperti jomblo.com dan Indorunners. Startup memerlukan perlakuan yang beda dari perusahaan besar. Contohnya bila startup memerlukan koneksi dan pendanaan, perusahaan PR bisa membantu dengan jaringan yang sudah dimiliki. “Seperti jaringan ke angel investor dan venture capital,” ucap Dian. n
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News