kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tak kuat bayar, pedagang lama pindah lokasi (1)


Kamis, 27 Februari 2014 / 18:24 WIB
Tak kuat bayar, pedagang lama pindah lokasi (1)
ILUSTRASI. Cara menanam daun bawang dalam pot.


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Havid Vebri

Menjamurnya ritel modern membuat pasar tradisional kalah bersaing. Kondisi itu memaksa PD Pasar Jaya gencar melakukan program revitalisasi pasar tradisional yang mereka kelola.

Program ini bertujuan meciptakan wajah pasar tradisional yang semula terkesan kumuh dan becek menjadi bersih dan nyaman. Dengan bersolek, diharapkan pasar tradisional bisa merebut kembali hati konsumen.

Program revitalisasi ini sudah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Gedung-gedung lama yang dianggap sudah tidak kondusif dirubuhkan lalu diganti dengan gedung baru.

Pasar Blok M termasuk salah satu pasar yang sudah direvitalisasi oleh PD Pasar. Pasca direvitalisasi, pasar itu lalu dinamakan Blok M Square. Sebagai pasar yang baru diremajakan, kondisinya memang cukup nyaman buat berbelanja. Selain kios-kiosnya bersih, juga disediakan pendingin ruangan.

Namun, dibalik kenyamanan itu ternyata banyak masalah yang dihadapi para  pedagang. Salah satunya terkait biaya sewa kios yang menjadi sangat mahal dibandingkan dulu ketika belum direvitalisasi. Lantaran tak kuat membayar biaya sewa, banyak pedagang pindah lokasi berjualan dan tidak menempati pasar modern yang disediakan PD Pasar Jaya.

Puji Waluyo, termasuk salah satu pedagang lama yang masih bertahan di pasar Blok M Square. Ia menempati pasar ini sejak tahun 2011 pasca perbaikan pasar tersebut. "Saya ikut aturan PD Pasar Jaya, bingung mau kemana, yang lain banyak yang mau pindah lokasi terkendala biaya sewa kios," katanya saat di jumpai KONTAN, Selasa (25/2).

Kendati bertahan, ia juga mengeluhkan mahalnya biaya sewa kios. Alhasil,  pendapatan perbulannya turun karena harus merogoh kocek lebih dalam buat membayar sewa kios. Untuk menyiasati itu,  banyak pedagang terpaksa menaikan harga barang yang dijualnya. "Lebih baik panas-panasan diluar dari pada ada AC tapi pendapatan menurun," katanya.

Menurutnya, biaya sewa kios semakin lama semakin mahal karena terus mengalami kenaikan. Akibatnya, banyak  toko yang tutup lantaran tak kuat membayar sewa kios.

Menurut Puji, pedagang lama yang masih berjualan di Blok M Square hanya tersisa tidak kurang dari 10%. Sisanya pedagang baru semua yang rela membayar sewa kios dengan harga mahal.

Direktur Utama PD Pasar Jaya, Djingga Lubis membantah jika program revitalisasi pasar tradisional merugikan pedagang. Justru dengan direvitalisasi akan mendatangkan banyak pengunjung. "Itu kan pasarnya nyaman, pakai AC dan kiosnya jauh lebih ramai," klaimnya.      

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×