kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tambah pendapatan dari kambing etawa (3)


Jumat, 01 Juli 2016 / 13:45 WIB
Tambah pendapatan dari kambing etawa (3)


Reporter: Teodosius Domina | Editor: Rizki Caturini

Sentra produksi gula semut di Kecamatan Kokap, Kulonprogo, Yogyakarta diramaikan ribuan penderes. Saat KONTAN bertandang ke wilayah ini beberapa waktu yang lalu, para petani sedang tidak menyadap nira.

Maklum, waktu itu cuaca begitu panas karena matahari berada tepat di atas kepala. Selain itu kami datang di akhir pekan sehingga unit produksi juga sedang libur.
Meski begitu di sela-sela waktu ini, para petani tetap produktif. Akhir-akhir ini mereka juga sedang gencar mengembangkan peternakan kambing etawa. "Selain gula semut, kami juga memiliki kelompok usaha peternakan kambing etawa," ujar Rohmadi, salah satu pengurus kelompok usaha gula semut di Desa Hargotirto.

Rohmadi menjelaskan, bahwa pemerintah Kabupaten Kulonprogo memang sedang mendorong peternakan kambing etawa di Kecamatan Kokap. Kebijakan ini turut memberi dampak positif bagi penderes gula karena bisa menjadi sumber pendapatan tambahan.

Berbagai bantuan baik itu keterampilan, alat maupun modal diberikan oleh pemerintah kabupaten. Agroklimat wilayah Kokap memang cocok untuk membudidayakan kambing etawa. Jenis usaha yang dilakukan diantaranya produksi susu kambing, daging dan pembibitan.

Untuk susu kambing, mereka tidak hanya menjual dalam bentuk susu segar, tetapi juga mengolah menjadi susu bubuk. "Harga susu bubuk per ons Rp 10.000 sedangkan susu segar Rp 20.000 per liter," tutur Rohmadi.

Perajin gula semut yang lain, Biarto mengatakan Desa Hargotirto memang sedang digarap untuk menjadi desa sejahtera. Dulunya, kata Biarto, hampir setiap rumah memprodusi gula merah yang pendapatannya tidak seberapa.

Tapi sekarang berkembang menjadi produsen gula semut juga. "Dulunya kami hanya menjual gula merah yang harganya cuma Rp 5.000-Rp 7.000 per kilogram. Omzetnya pun tipis. Sekarang satu kelompok bisa dapat ratusan juta dalam seminggu," imbuhnya.

Selain gula dan susu kambing etawa, petani juga bisa menambah pendapatan dari usaha budidaya tanaman buah. Salah satunya adalah buah durian.
Pasalnya, banyak penderes gula melakukan sistem tumpang sari dengan buah-buahan. "Kalau masih segar dari kebun, harganya pasti jauh lebih murah dibanding para penjual di pinggir jalan," ujar Biarto.

Namun sayangnya, ternyata akhir-akhir ini jumlah penderes semakin berkurang. Alasannya generasi muda penderes kurang memiliki keterampilan memanjat pohon kelapa yang tinggi-tinggi seperti generasi sebelumnya.

Mereka takut jatuh ketika memanjat, tetapi tidak mau memakai tali temali demi menjaga keamanan. "Katanya repot kalau harus bongkar pasang tali. Padahal harus memanjat sekitar 15-20 pohon," terang Biarto.      

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×