kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tanah harus lembab agar cabai tumbuh subur (2)


Minggu, 28 Desember 2014 / 15:06 WIB
Tanah harus lembab agar cabai tumbuh subur (2)
ILUSTRASI. Mencegah kantuk


Reporter: Tri Sulistiowati, Yuthi Fatimah | Editor: Rizki Caturini

Warna yang dihasilkan cabai pelangi cukup unik karena menghasilkan berbagai macam warna mulai dari merah, jingga, ungu, dan lainnya. Asal tahu saja, efek warna bak pelangi ini dihasilkan dari proses pematangan cabai yang tidak bersamaan.

Keunikan ini membuat cabai pelangi menjadi popular di kalangan pencinta tanaman. Saat ini pun, tanaman ini sudah banyak menghiasi halaman rumah. Membudidayakan tanaman ini terbilang mudah dan sederhana.

Bayu Tedja Perdana, pembudidaya cabai pelangi asal Balikpapan menjelaskan, tanaman ini bisa tumbuh dari biji dengan cara disemai. Tahap awal adalah proses penyemaian biji dalam gelas plastik yang berisi dua hingga empat biji cabai.

Setelah batang dan daunnya tumbuh berjumlah empat hingga enam lembar, ada baiknya tanaman segera dipindahkan ketempat yang lebih besar. Tujuannya agar  tanaman bisa tumbuh dengan maksimal. Untuk media tanam dapat menggunakan campuran tanah, pupuk organik dari kotoran kambing, dan sekam bakar dengan komposisi 30:30:40.

Untuk perawatannya cukup mudah, tanaman ini hanya butuh disiram bila udara sedang terik. Jangan sampai tanah terlalu banyak air nanti bisa busuk dan mati. "Cabai pelangi sudah bisa dikonsumsi setelah berusia 3,5 bulan,” katanya pada KONTAN.

Sementara menurut Reza, pembudidaya cabai pelangi lainnya, menambahkan, media tanam perlu ditambah kompos, pupuk dan sekam yang dicampur rata serta disiram untuk perawatannya. Reza memilih tray sebagai media tanam cabai pelangi. "Tray ini bisa dibeli di toko pertanian yang menjual perlengkapan dan perawatan untuk bercocok tanam," kata Reza.

Setelah empat minggu maka akan tumbuh tunas-tunas cabai pelangi sudah mulai terlihat sedikit besar. Saat itulah perawatan dimulai dengan cara pemupukan. Untuk pupuk, Reza menggunakan pupuk NPK agar akar cabai pelangi kuat.

Akan tetapi, pemupukan tidak dapat dilakukan sesering mungkin, hanya setiap tiga minggu sekali. Jenis pupuk lainnya yang dipakai oleh Reza adalah AB Mix. "Ini digunakan agar hasil buahnya banyak," jelas Reza.

Biaya untuk perawatannya pun tidak mahal. Reza hanya perlu merogoh kocek sekitar 10% dari omzet, yaitu sekitar Rp 200.000 sampai
Rp 500.000 per bulan untuk membiayai perawatan cabai warna-warni ini.

Reza mengingatkan, hal yang harus diperhatikan agar tidak terjadi gagal panen adalah kondisi tanah harus tetap lembab. Jangan sampai lahan tanam terlalu kering dan jangan pula tanah dalam kondisi sangat basah.       n

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×