Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri digital merupakan salah satu sektor usaha yang tengah berkembang. Ini terlihat dari kemunculan start up yang tumbuh subur dan korporasi pun mulai menyesuaikan model bisnisnya. Sayang perkembangan itu belum diimbangi dengan ketersediaan tenaga kerja di bidang digital.
Inilah yang coba dibenahi Binar Academy yang mencoba menyediakan tenaga kerja bidang digital. "Perlu ada tempat khusus untuk menciptakan talenta digital dan untuk itulah kami ada," kata Chief Executive Officer Binar Academy Alamanda Shantika kepada KONTAN.
Nanti, peran Binar sendiri menjadi jembatan penghubung antara perguruan tinggi dengan industri yang butuh tenaga kerja digital. Saat ini, Binar Academy sudah ada di empat kota, yakni di Yogyakarta, Batam, Jakarta dan yang baru beroperasi di BSD City di Tangerang Banten.
Ekspansi lokasi tersebut lantaran sambutan pasar ter bilang positif. Sejauh ini, sudah ada 18.000 orang yang mendaftar di program Binar Academy. Karena keterbatasan kelas dan pengajar, start up ini hanya sanggup menampung 800 orang.
Terdapat tiga program yang ditawarkan Binar Academy, yaitu software engineer yang berkaitan dengan pembuatan sistem aplikasi, product designer yang berkaitan dengan user interface-user experience, dan manajer produk yang yang berkaitan dengan analisa pasar.
Menurut Alamanda pihaknya menerapkan dua konsep bisnis. Pertama, program berbayar yang disebut Binar Plus dan Binar Masterclass. Untuk metode ini, murid dikenakan biaya Rp 10 juta–Rp 13 juta.
Metode kedua melalui seleksi dan tidak dipungut biaya pendidikan. Biaya pendidikan ini dibayarkan perusahaan yang telah menjalin kerja sama dengan Binar Academy. Mulai dari BUMN, korporasi hingga start up.
Melalui kerja sama tersebut, perusahaan itu nantinya bisa langsung merekrut murid dari Binar Academy.
"Perusahaan tersebut akan membayar hingga Rp 10 juta untuk setiap murid Binar Academy yang direkrut. Uang dari perusahaan besar itu kemudian digunakan untuk subsidi silang. Setiap satu orang yang direkrut oleh perusahaan itu bisa membiayai 13 siswa," jelasnya.
Ia optimistis Binar Academy punya potensi yang menjanjikan untuk terus berkembang. Berdasarkan pengalamannya saat mengembangkan Gojek, ia cukup kesulitan untuk mencari tenaga kerja yang sesuai dan fit dengan kebutuhan industri digital.
Selain itu ia juga melihat tren transformasi digital yang terus berkembang semakin memperbesar kebutuhan akan tenaga ahli bidang bisnis digital. Tak hanya start up, korporasi besar juga mulai menyasar tenaga digital agar bisa mengoptimalkan ekspansi dari korporasi digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News