kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.313   10,00   0,06%
  • IDX 7.192   51,54   0,72%
  • KOMPAS100 1.027   0,61   0,06%
  • LQ45 779   -0,14   -0,02%
  • ISSI 237   2,91   1,24%
  • IDX30 402   -0,27   -0,07%
  • IDXHIDIV20 464   1,04   0,22%
  • IDX80 116   0,22   0,19%
  • IDXV30 118   1,12   0,95%
  • IDXQ30 128   -0,16   -0,12%

Teddy, konsultan yang ahli navigasi dan survival (2)


Jumat, 03 Juni 2011 / 16:00 WIB
Teddy, konsultan yang ahli navigasi dan survival (2)
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 31,14 poin atau 0,58% ke 5.371,47 pada Kamis (27/8).


Reporter: Handoyo | Editor: Tri Adi

Karena ketertarikannya kepada dunia lapangan, khususnya di hutan rimba, Teddy Kardin memutuskan untuk menuntut ilmu di Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Teknik Geologi pada 1971. Ia merasa tertantang untuk bisa hidup dan bertahan di hutan. "Kita bisa belajar cara mempertahankan diri dengan peralatan yang ada saat hidup di hutan," tutur Teddy.

Profesinya sebagai geolog yang membuat Teddy banyak menghabiskan waktu di hutan seperti Kalimantan untuk penelitian geologi, utamanya adalah pada kegiatan eksplorasi minyak bumi. Selama hidup di hutan, salah satu senjata yang harus dan wajib dibawa Teddy adalah pisau.
Menurutnya, pisau merupakan senjata yang sederhana tapi efektif penggunaannya. Berbagai pengalaman hidup di hutan itu membuat Teddy sangat dekat dengan pisau. Dari sini pula bisnis pisau yang digelutinya bisa berkembang.

Selama kuliah dan sebelum fokus menekuni dunia pisau, yakni antara tahun 1976 sampai 1992, Teddy sebenarnya bekerja sebagai konsultan di perusahaan minyak dalam dan luar negeri, seperti Pertamina, Elf Aquitane Indonesia, Mobil Oil, Huffco Brantas, Humpuss Patragas. "Lima tahun saya habiskan untuk bekerja sebagai konsultan di perusahaan-perusahaan ini," kata Teddy.

Pada tahun 1988, melalui salah satu temannya yang berada di Wanadri, Teddy dikenalkan dengan Prabowo Subianto yang saat itu menjabat komandan batalion infanteri. Teddy didaulat untuk mengajarkan teknik-teknik mempertahankan hidup di hutan belantara. "Pada waktu itu saya disuruh untuk memberi pelatihan seperti teknik navigasi, perekam jejak, dan juga survival," ujarnya sambil mengingat-ingat.

Pada masa itu, navigasi masih merupakan hal yang sulit bagi kalangan militer kita. Sebagai catatan Teddy juga aktif dalam kegiatan pecinta alam di Perhimpunan Penempuh Rimba Pendaki Gunung Wanadri.

Bukannya menolak, tapi karena pada saat itu, posisi Teddy masih bekerja di perusahaan konsultan perminyakan. Ia merasa harus profesional dalam menjalankan pekerjaannya tersebut. "Saya merasa tidak enak dengan perusahaan tempat saya bekerja," ungkap Teddy. Tapi karena Prabowo datang dan menemuinya langsung, serta permintannya dibumbui alasan nasionalisme dan cinta tanah air, hati Teddy pun luluh juga.

Saat menjalankan tugas sebagai pelatih navigasi bagi prajurit Kopassus, Teddy memang harus mengatur waktu dengan pekerjaannya sebagai konsultan. "Saya biasanya mengajarkan pelatihan pada saat libur kerja," katanya.

Tak hanya sebagai pelatih yang memberikan ilmu dan strategi dalam mempertahankan hidup di hutan, kontribusi Teddy dalam dunia militer Indonesia pun cukup banyak. Seperti keterlibatannya dengan angkatan darat dalam operasi militer di Timor-Timur (sebelum berpisah dari Indonesia dan berganti nama Timor Leste), pembebasan sandera dari kelompok OPM di Papua selama empat bulan, dan yang terakhir ikut dengan pasukan Siliwangi pada operasi keamanan di Aceh. Dari keseluruhan operasi militer yang ia jalani bersama prajurit militer, kesemuanya itu berjalan dengan sukses.

Karena keahliannya dalam bidang navigasi itulah, Teddy juga pernah diminta untuk mengajarkan pasukan komando tentang teknik survival dan navigasi di Kalimantan. Pasukan elite Amerika Serikat (AS) yang sering disebut dengan Special Forces pun ternyata bergabung. Atas sumbangsihnya, Teddy dinobatkan sebagai warga kehormatan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Tangan dingin Teddy dalam mengajarkan teknik survival dan navigasi juga tidak hanya sebatas bagi TNI AD. Pasukan Khas (Paskhas) Angkatan Udara dan Brigade Mobil (Brimob) juga mendaulat Teddy untuk mengajarkan ilmunya itu.

Teddy juga mendapatkan beberapa penghargaan dari pihak-pihak yang pernah bekerja sama dengannya, seperti dari 1st Special Force Group (AIRBORNE) AS, Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri di Institut Teknologi Bandung. Korps Pasukan Khas Wing III/Diklat, Menteri Dalam Negeri, serta penghargaan dari Satuan Brimob Daerah Jabar.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×