Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Francisca bertha
KONTAN.CO.ID - Mendorong potensi ekspor, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kementerian Perdagangan bekerjasama menghadirkan pelatihan bagi peserta Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan kontribusi sektor ekonomi kreatif khususnya dari sisi ekspor dapat bisa mencapai US$ 25 miliar hingga US$ 28 miliar di tahun ini.
Hal ini guna mendorong terciptanya peluang usaha dan penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat.
"Nilai tambah ekonomi kreatif tahun 2023 telah menembus Rp 1.415 triliun, di atas target Rp 1.300 triliun," kata Sandiga pada pembukaan Kegiatan Kelas Ekspor AKI, Jumat (1/3).
"Tapi, kita punya PR (pekerjaan rumah) di nilai ekspor ekonomi kreatif, di mana ini peluangnya lebih besar sebetulnya," ujarnya.
Baca Juga: Sandiaga Uno Sebut Okupansi Hotel Saat Libur Imlek dan Isra Mi'raj Capai 80%
Kegiatan kelas ekspor dengan tema "Pelatihan Manajemen Ekspor Impor Dengan Simulasi" ini juga menjadi salah satu cara mendorong nilai ekspor.
Pasalnya, peningkatan nilai ekspor tersebut tidak lepas dari menguatnya tingkat daya saing produk-produk ekonomi kreatif pelaku UMKM tanah air. Seperti yang dicapai para peserta AKI yang merupakan salah satu program unggulan Kemenparekraf.
Berdasarkan data yang dihimpun Kemenparekraf, omzet para peserta AKI mampu meningkat sekitar 15%-30%. Sandiaga bilang, nilai ini tentunya belum menghitung potensi ekspor yang pasti bisa akan lebih meningkat.
Lewat pelatihan tersebut, harapannya, para peserta nantinya tidak hanya menjajaki pasar dalam negeri tapi juga menjadi juara di pasar mancanegara. Sehingga, dapat mendukung target pencapaian nilai ekspor ekonomi kreatif tahun 2024.
"Pelatihan ini diharapkan menjadi investasi berharga bagi peserta terpilih yang merupakan para alumni AKI yang ingin memasuki pasar ekspor atau meningkatkan operasi ekspor mereka," sebut Sandiaga.
Sepanjang 2023 lalu, data Kementerian Perdagangan menunjukkan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 36,93 miliar.
Begitu juga dengan neraca perdagangan periode Januari 2024 yang mencatat surplus sebesar US$ 2,02 miliar. Hal ini memperpanjang catatan surplus sejak Mei 2020 atau surplus selama 45 bulan secara berturut-turut.
Baca Juga: Pemerintah Masih Menggodok Kebijakan Negara Bebas Visa
Sandiaga menuturkan, Indonesia memang mencatatkan surplus besar sekali, tetapi komoditasnya masih hanya yang selama ini mendominasi, belum disentuh dengan produk-produk lain, seperti ekonomi kreatif semacam kuliner, kriya, dan fesyen.
Oleh karena itu, ia berharap, dengan meningkatnya nilai ekspor produk ekonomi kreatif, akan berdampak pada penguatan ekonomi dan terciptanya lapangan kerja masyarakat.
"Selain ekspor produk ekonomi kreatif dan nilai tambah ekonomi kreatif, tapi yang terpenting juga adalah lapangan kerja yang kita harus ciptakan sekitar 24 sampai 25 juta lapangan kerja di sektor ekonomi kreatif. Dan, merekalah yang akan menciptakan lapangan kerja," kata Sandiaga.
Sandiaga menambahkan, negara-negara yang potensial secara ekonomi dan prospektif untuk menjadi tujuan pasar bagi Indonesia, seperti negara-negara di kawasan Amerika Latin, Eropa Tengah dan Timur, Afrika, Asia Selatan dan Tengah, serta Pasifik Selatan.
Menurutnya, perlu diversifikasi sehingga pasar-pasar yang belum tersentuh. Apalagi, Afrika pasar yang peluangnya sangat luar biasa sebagai pasar produk ekonomi kreatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News