Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. "Setelah ASIAN Games kami kembali berjuang dari nol," ujar Teddy Arifin salah satu pemilik tenan di Go Food Festival yang bertempat di Gelora Bung Karno, Senayan. Hal tersebut juga dirasakan penilik lainnya di Go Food Festival. Omzet sebelum Asian Games yang cukup baik malah merosot tajam saat pelaksanaan Asian Games 2018.
Sebelumnya tersiar kabar bahwa selama pelaksanaan Asian Games 2018 para tenan yang menjadi bagian dalam Go Food Festival dipindahkan lokasinya. Namun, pada kenyataannya lokasi tidak dipindahkan melainkan tetap berada di GBK dengan nama yang diganti.
Teddy Arifin, pemilik tenan Kopi Cuan di Go Food Festival menyatakan bahwa selama Asian Games para tenan tidak dipindahkan tempatnya, melainkan ditutup untuk pengunjung. "Karena Grab yang menjadi sponsor utama Asian Games, makanya kami mengalah dan menonaktifkan yang berbau Gojek dan berganti nama menjadi Festival Kuliner. Pada awal kami diiming-imingi akan melayani sekitar 5.000 sukarelawan dan panitia," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (16/9).
Namun, pada saat pelaksanaannya ternyata tidak sesuai harapan. Teddy menyatakan bahwa sebagai kantin umum untuk volunter dan panita, tetapi tidak ada yang datang. Akibatnya produk yang disediakan menjadi sia-sia.
Selain janji manis yang berdampak pada penurunan omzet tenan, ia bilang tenan dipersulit dengan aturan yang ada. "Jadi selain itu, kami dipersulit dengan aturan yang ada seperti contoh seperti pas foto yang mengharuskan dengan foto studio. Setelah segala prosedur selesai, pada pelaksanaan ternyata ID Card belum jadi, sehingga kami tidak bisa masuk dan baru bisa masuk 1 - 2 hari setelah opening ceremony," ceritanya. Baru kemudian dari Gojek mengupayakan keluarnya temporary card dari Inasgoc.
Setelah keluarnya temporary card, diumumkan per 27 Agustus temporary card tidak berlaku sehingga para tenan tidak bisa masuk. Sebabnya, ID Card resmi juga belum diterima oleh para tenan. Oleh sebab itu, Teddy bilang Gojek memutuskan untuk meliburkan Go Food Festival. "Kami libur sampai tanggal 10 September kami buka kembali," ujarnya.
Tak selesai sampai sana, omzet pasca Asian Games bagi para tenan merosot tajam. Karenanya disebutkan tak sedikit masyarakat yang menilai acara GO Food Festival selesai bersamaan dengan selesainya Asian Games 2018. Omzet Teddy sendiri turun tajam hingga 75%. "Makanya, setelah Asian Games kami seperti berjuang dari nol atau dari awal kembali," tuturnya.
Namun, ia mengapresiasi langkah Gojek yang memberi stimulus ke masyarakat dengan mengadakan acara dengan mengundang band Naif sebagai bintang tamu di GBK.
Hal serupa juga dirasakan oleh Rizki Saputra, pemilik tenan Mie Pangsit Bangbew. Ia berujar setelah Asian Games omzet turun drastis. Rizki menggambarkan sebelum Asian Games ia bisa menjual 35 porsi per hari. Setelah Asian Games berkurang jauh. "Bahkan untuk 10 porsi sehari saja susah payah," tuturnya.
Ia menceritakan bahwa pada awalnya ada fasenya. Pada awal pembukaan yaitu sejak Mei permintaan per hari sekitar 15-20 porsi dan memuncak pada Piala Dunia yang mencapai 35 porsi sehari. Namun, itu semua berakhir saat Asian Games yang mana tidak ada permintaan setelah diiming-imingi akan melayani sekitar 5.000 volunter dan panitia.
Walaupun begitu, mereka masih berharap momen Asian Para Games 2018 akan menghidupkan kembali geliat di Go Food Festival.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News