kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,17   2,66   0.29%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tomat recento: Ongkos terbayar ranumnya harga tomat Meksiko (2)


Senin, 04 Juli 2011 / 13:58 WIB
Tomat recento: Ongkos terbayar ranumnya harga tomat Meksiko (2)
ILUSTRASI. Para perajin menyelesaikan pembuatan tas di Bogor, Senin (21/9/2020). PLN memiliki promo diskon tambah daya bagi UMKM. KONTAN/Baihaki


Reporter: Mona Tobing, Handoyo | Editor: Tri Adi

Walau permintaan tomat recento terus meningkat, harga bibit yang mahal membuat petani tidak mampu jorjoran meningkatkan kapasitas produksi. Apalagi, biaya produksi satu pohon tomat juga tinggi, mencapai Rp 80.000 hingga mencapai masa panen.

Tomat recento memiliki keunggulan fisik dan rasa ketimbang tomat lokal. Ini pula yang membuat tomat recento digemari oleh konsumen. Selain ukuran yang lebih besar, warna tomat jenis ini juga menarik perhatian, yakni oranye kemerahan.

Soal rasa, tomat recento juga lebih manis dibandingkan dengan tomat biasa. "Tomat ini juga memiliki kandungan air yang banyak. Makanya, sering digunakan untuk bahan baku jus," kata Muhamad Wasil, staf produksi PT Saung Mirwan di Megamendung, Puncak, Jawa Barat.

Di negara asalnya, yaitu Meksiko, tomat recento menjadi bahan tambahan hamburger lantaran tomat jenis ini memiliki daging buah yang tebal. Berbagai restoran menjadi pembeli rutin tomat ini. Begitu juga di Indonesia. Selain restoran, permintaan juga datang dari pasar swalayan.

Meski pangsa pasar tomat hingga kini masih dikuasai oleh tomat merah lokal, permintaan tomat recento terus meningkat sejak setahun silam. Berkembangnya kedai waralaba cepat saji dari luar negeri menjadi salah satu sumber permintaan tomat. "Biasanya, pewaralaba memiliki standar tinggi dalam bahan baku. Tomat recento menjadi pilihan karena tomat ini banyak dipakai di luar negeri," ujar Wasil.

Di atas lahan budidaya seluas satu hektare, Wasil menanam sekitar 3.000 bibit tomat recento. Saat panen, kebun yang ia kelola bisa menghasilkan sekitar 600 kilogram (kg) tomat recento yang langsung habis dipesan.

Walau permintaan terus meningkat, Wasil mengaku belum bisa menambah kapasitas produksi. "Harga bibitnya masih mahal karena harus impor langsung dari Belanda," katanya. Satu bibit tomat recento dihargai mulai Rp 2.000 sampai Rp 6.000 di Indonesia.

Tidak hanya bibitnya yang mahal, biaya produksi tomat recento juga tinggi. Wasil menghitung, satu pohon tomat recento, sejak mulai penyebaran benih hingga penanaman, membutuhkan biaya hingga Rp 80.000.

Biaya itu mencakup pembelian bibit, penyediaan polybag, pemberian pupuk cair, pemberian fungisida, hingga perawatan selama 3 bulan sampai saat panen.

"Memang cara penanaman tomat recento sedikit berbeda dibanding dengan budidaya tomat merah biasa," imbuh Sudjadi, salah seorang petani tomat recento di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Jika tomat merah biasa ditanam di lahan perkebunan, tomat recento membutuhkan media sekam di dalam green house untuk pertumbuhannya. Inilah yang membuat ongkos produksi tomat recento lebih mahal ketimbang tomat biasa.

Saat ini, Sudjadi menanam sekitar 15.000 bibit tomat recento di lahan seluas satu hektare. Sekali panen, satu pohon bisa menghasilkan 10 buah tomat. Jika dihitung, total produksi Sudjadi mencapai 1,5 ton tomat sekali panen.

Dengan harga yang lebih stabil dibanding tomat biasa, yakni Rp 21.000 hingga Rp 27.000, Sudjadi mengaku bisa mengantongi omzet hingga Rp 200 juta sekali panen.

Harap dicatat, harga tomat recento itu hampir empat kali harga tomat biasa. Karena itu, bisnis tomat jenis ini cukup menggiurkan.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×