kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren bisnis kedai kopi masih harum (bagian 2)


Sabtu, 13 Juli 2019 / 09:55 WIB
Tren bisnis kedai kopi masih harum (bagian 2)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Perusahaan modal ventura kian agresif menyuntik modal ke kedai kopi beberapa waktu terakhir ini. Masuknya para pemodal tersebut sudah jelas akan membuat laju bisnis kedai kopi menjadi semakin kencang. Salah satunya mulai menerapkan teknologi digital dalam operasional kedai.

Inilah yang dilakukan Edward Tirtanata, Co Founder dan Chief Executive Officer Kopi Kenangan dan Elisa Suteja, Co Founder Fore Coffee setelah mendapat injeksi dana dari modal ventura. Kedua pebisnis ini langsung fokus berinvestasi pada teknologi aplikasi. "Aplikasi Fore adalah salah satu kunci penting dalam bisnis kami. Konsumen bisa membeli kopi hanya dengan beberapa klik saja," jelas Elisa kepada KONTAN.

Ia berupaya konsumen bisa memakai aplikasi Fore dengan mudah dan gampang yang disebut seamless exprerience. Hasilnya sudah terlihat. Aplikasi Fore hingga kini sudah diunduh 500.000 pengguna dan mendapat 4,5 bintang di Playstore.

Dan penjualan terbesar Fore Coffee justru bukan berasal dari penjualan di kedai kopi atau dari layanan pesan antar makanan, melainkan justru dari aplikasi tersebut. "Sekitar 75% transaksi kami datang dari aplikasi Fore," katanya.

Pengembangan aplikasi juga dilakukan Kopi Kenangan yang meluncurkan aplikasi berbasis android dan IOS sejak April 2019. Meski baru tiga bulan, aplikasi Kopi Kenangan telah diunduh lebih dari 5.000 pengguna dan mendapatkan rating 4,2 bintang di Playstore.

Sama seperti Aplikasi Fore, Edward berupaya aplikasi yang dirancang bisa membuat konsumen nyaman dalam membeli kopi.

Malah, konsumen seolah bisa sekaligus sebagai barista dalam meracik kopi kesukaannya. Apakah mau manis, lebih kental atau aroma kopi yang kuat. "Kami mengembangkan teknologi berbasis internet untuk mempermudah inventaris karena format kami perbanyak take away yang dari segi cost lebih efisien," kata Edward.

Saat ini, sekitar 30% dari total permintaan Kopi Kenangan berasal dari penjualan online. Bahkan Kopi Kenangan berada di peringkat tiga teratas di seluruh Indonesia untuk kategori kopi pesan antar.

Sedangkan Andanu Prasetyo, pendiri Kopi Tuku dan salah satu perintis es kopi susu kekinian belum tertarik mendapat suntikan modal dari modal ventura dalam mengembangkan Kopi Tuku. "Lebih baik bikin brand baru kalau gabung modal ventura," tuturnya.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×