Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini
Sentra barang antik Bodri kini menjadi satu-satunya sentra barang kuno yang berlokasi di pinggir jalan. Sebab, sejak beberapa tahun belakangan tidak sedikit para pedagang barang kuno yang memindahkan kios mereka ke dalam galeri.
Meski berada di pinggir jalan, namun pamor dan kualitas barang-barang antik di Jalan Bodri ini tidak kalah dengan yang berada di galeri. Sentra barang antik Bodri yang berada tepat di samping Gelora Pancasila, Surabaya, ini juga menjadi lokasi incaran para tengkulak dan turis internasional.
Harun Herdian, salah satu pemilik kios di sentra barang antik di sentra ini, bercerita, porsi turis mancanegara yang berkunjung ke tempatnya sekitar 40%, dan 60% sisanya adalah wisatawan lokal. Kebanyakan turis mancanegara tersebut berasal dari Kamboja, Thailand, Jepang, Malaysia, Singapura, dan negara-negara tetangga lainnya. Sedangkan untuk wisatawan lokal datang dari sekitar Surabaya, Mojokerto, Kalimantan, dan Jawa Tengah.
Umumnya para turis mancanegara gemar mencari lampu antik atau meja yang berukiran kuno yang terbuat dari kayu jati. Sehingga, kebanyakan pedagang di sana banyak yang menjual kedua barang tersebut.
Sementara menurut Mudi, salah satu penjaga kios barang antik di sentra ini, wisatawan lokal lebih banyak mencari barang-barang mebel kuno, misalnya meja, daun pintu, dan lainnya. Tidak hanya itu, terkadang mereka juga mencari mebel yang memiliki desain sedikit modern.
Lokasi penjualan barang antik ini juga menjadi pusat para tengkulak untuk berburu barang-barang langka. Harun mengatakan, tidak jarang mereka kedatangan tengkulak dari Thailand dan Singapura. “Yang dicari itu barang-barang yang benar-benar langka seperti keramik dan semacamnya,” ujar Harun.
Untuk memenuhi permintaan pelanggannya, kebanyakan para pemilik kios mengambil barang dari pemasok yang berada di luar negeri, seperti Thailand, Arab, dan Singapura. Proses pemesanannya hanya dilakukan via telepon.
Tidak jarang pula mereka berburu barang di dalam negeri. Biasanya barang-barang datang dari rekanan dan kenalan yang mau menjual koleksi barang antiknya, selain dari pemasok yang sudah langganan.
Sentra barang-barang kuno ini tidak mempunyai hari khusus untuk kebanjiran konsumen. Mudi menjelaskan, semua hari sama saja, karena barang-barang seperti ini bukanlah barang yang dibutuhkan setiap hari oleh konsumen.
Namun, para wisatawan yang akan berkunjung ke sini lebih baik menghindari musim kampanye, karena bisa dipastikan seluruh kios akan tutup. “Jalanan ramai tapi tidak ada pengunjung sehingga lebih baik ditutup saja,” jelas Harun. Maklum, jalan Bodri merupakan salah satu ruas jalan yang sering menjadi jalur kampanye di kota tersebut.
Selain itu, bila Gelora Pancasila sedang mengadakan acara besar-besaran, para pedagang di sentra itu juga akan menutup kiosnya. Sebab sekitar tempat mereka berjualan digunakan sebagai tempat parkir kendaraan.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News