kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Umbul Susuhan mengikuti kesuksesan Umbul Ponggok (bagian 2)


Sabtu, 22 Juni 2019 / 13:30 WIB
Umbul Susuhan mengikuti kesuksesan Umbul Ponggok (bagian 2)


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - KLATEN. Tak sia-sia upaya Desa Manjungan membangun tempat wisata air Umbul Susuhan sejak tiga tahun lalu. Mengekor keberhasilan Umbul Ponggok, destinasi wisata di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah tersebut mulai ramai pengunjung.

Saat hari biasa saja, rata-rata ada sekitar 200 pengunjung yang bertandang ke Umbul Susuhan yang berjarak hanya lima kilometer dari Kota Klaten, Ibu Kota Kabupaten Klaten. Di akhir pekan, jumlahnya bisa berlipat ganda. Apalagi, saat libur panjang seperti Lebaran kemarin, pengunjung yang datang bisa mencapai   ribuan orang per hari.

Air kolam yang bening berisi aneka ikan kecil yang merupakan ciri khas Umbul Susuhan jadi magnet bagi pengunjung. Apalagi, harga tiket masuknya ramah di kantong, Rp 8.000 per orang untuk hari biasa dan Rp 10.000 di akhir pekan.

Padahal sebelumnya, Umbul Susuhan hanyalah sebagai sumber air buat ragam kebutuhan. Mulai untuk irigasi sawah hingga sekadar tempat mencuci mobil. "Kondisi itu terjadi sekitar tahun 1980-an," kata Agus Tri Joko, Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mahanani, pengelola Umbul Susuhan, kepada KONTAN.

Tapi, ketenaran Umbul Ponggok yang juga ada di Klaten membuat warga desa setempat kepikiran untuk membuat destinasi wisata serupa. Akhirnya mulai 2016, Agus bersama pemuda kampung lainnya mulai mempercantik kawasan sumber air itu dengan memakai Dana Desa.

Kini, ada lima kolam renang di Umbul Susuhan. Salah satu kolam khusus untuk kaum Hawa.

Nama Umbul Susuhan yang mulai populer membuat perekonomian warga Manjungan menggeliat. Banyak penduduk terutama kaum muda yang diberdayakan untuk mengelola dan merawat Umbul Susuhan. "Alhamdulillah bisa membantu warga sekitar. Misalnya, untuk membayar iuran BPJS Kesehatan atau biaya pendidikan untuk anak-anak," imbuh Agus.

Saat ini, ada sekitar 25 warga Manjungan yang bekerja di Umbul Susuhan. Dari upah yang mereka dapat dari pekerjaan di tempat wisata itulah yang membuat bisa memenuhi kebutuhan hidup dan lainnya.

Selain itu, ada warga yang memanfaatkan sarana yang tersedia di objek wisata tersebut. Salah satunya adalah kantin Umbul Susuhan. Di kantin ini, sekitar
10 warga desa setempat menjual ragam jajanan dan makanan khas Klaten.

Erna Fajarningsih, pelancong asal Jakarta, memberi penilaian positif terhadap Umbul Susuhan. Selain harga tiket masuknya murah, kawasannya tertata rapi.
Meski begitu, BUMDes Mahanani berencana mengembangkan Umbul Susuhan. Misalnya, membuat rumah makan apung. Proses pembangunannya sekarang sudah sekitar 40%–50%. Saat beroperasi kelak, rumah makan apung ini berfungsi sebagai tempat kuliner
dan pemancingan.

Rencana pengembangan lainnya: membuat kedai makanan seperti angkringan. Ini untuk mendukung operasional Umbul Susuhan yang bakal buka sampai malam hari. Rencana ini terwujud tahun depan.         

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





[X]
×