kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Unik dan menggemaskan, lolipop edible priting banyak jadi buruan


Minggu, 09 September 2018 / 05:30 WIB
Unik dan menggemaskan, lolipop edible priting banyak jadi buruan


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Lolipop, identik dengan permen atau coklat yang berbentuk bundar dengan setangkai pegangan di bagian bawah. Jajajan berasa manis  ini sangat disukai semua kalangan.

Banyak diminati konsumen, mendorong kreasi lolipop terus berkembang. Belakangan yang ramai dibicarakan adalah lolipop bundar dengan gambar cetak  foto atau karakter tokoh yang disukai.

Meski nampak seperti stiker, print gambar tersebut aman dikonsumsi karena menggunakan tinta dan mesin khusus. Tidak diperlukan media kertas atau plastik untuk membuat gambar tersebut menempel pada lolipop.

Cukup masukkan lolipop berbentuk bundar dan mesin akan langsung mencetak gambar diatasnya.
Matinus Kurniawan, pemilik Villa Bakery Solo mengatakan lolipop edible printing ini memang sedang naik daun. Asal tahu saja, dia mulai membuat produk ini sejak setahun lalu.

Kebanyakan para orang tua memesan makanan manis ini untuk keperluan ulang tahun anak. Biasanya, mereka meminta lolipop dengan foto si anak atau karakter animasi kesukaan sang anak.

Laki-laki berusia 38 tahun ini bisa menerima pesanan ratusan lolipop print custom saban bulannya. Dia dibantu dua orang karyawan untuk memenuhi seluruh pesanan konsumen.

Untuk harganya, dibandrol mulai dari Rp 3.500 sampai Rp 15.000 per tangkai, tergantung dengan ukurannya. Sayangnya, dia enggan mengungkapkan keuntungan yang dikantonginya.

Memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Facebook serta berbagai marketplace sebagai tempat berjualan, membuat jangkauan pasarnya cukup luas. Tdak hanya di dari dalam Pulau Jawa, tapi juga sampai Palangkaraya, Makassar, Bali, Palembang, Lampung, dan daerah lainnya.

Sita Jatmiko, pemilik Kakaoku Cokelat asal Yogyakarta menjelaskan, produk ini sudah naik daun dan dikenal sejak tiga tahun lalu. Saat ini pun masih bisa terus diburu karena banyak penggemarnya.  

Berbeda dari Matius, produk lolipop milik Sita dibuat dari cokelat sehingga dia membutuhkan kertas khusus untuk mencetak gambar dari mesin.

Meski seluruh bahan cetak dibuat khusus untuk makanan dan aman, Sita mengaku tidak sulit mendapatkan bahan bakunya. Seluruh kebutuhannya di ambil dari para pemasok yang berada di Semarang dan Jakarta.
Lainnya, lolipop edible printing buatannya tidak hanya diburu oleh konsumen perorangan tapi juga korporat. "Banyak yang pesan dari korporat sebagai suvenir untuk pelanggan atau acara kantor lainnya," katanya pada KONTAN.

Untuk harganya dibandrol cukup bersahabat yaitu mulai dari Rp 3.300 sampai Rp 7.500 per tangkai. Dalam sebulan total produksinya mencapai ratusan tangkai. Untuk memenuhi seluruh permintaan dia dibantu satu orang karyawan.          

Mengedukasi pasar sekaligus memanfaatkan pemasaran di medsos

Bentuknya yang lucu serta unik membuat lolipop bundar dengan gambar cetak foto atau karakter tokoh yang disukai alias edible printing disukai anak-anak sampai orang tua. Bahkan, makanan manis ini masih menjadi buruan konsumen semenjak dua tahun lalu sampai sekarang.

Meski tengah menjadi buruan banyak pihak, ternyata kudapan ini belum banyak dikenal luas oleh masyarakat banyak. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi produsen makanan lolipop. Salah satu upaya adalah dengan melakukan edukasi untuk mengundang konsumen baru.

Sita Jatmiko, pemilik Kakaoku Cokelat asal Yogyakarta mengamini hal tersebut. Dia bilang banyak calon konsumen yang menanyakan tingkat keamanan dari produk edible printing saat dikonsumsi langsung. "Saya sendiri langsung menjelaskan ke konsumen, termasuk lewat media sosial bila lolipop edible printing aman dikonsumsi dan halal," katanya kepada KONTAN.

Perlahan namun pasti, edukasi yang ia lakukan membuahkan hasil positif. Makin banyak masyarakat yang mengenal makanan tersebut dan mulai tertarik untuk mengkonsumsi dan membelinya. Faktor inilah yang membuat  permintaan makanan manis ini terus berdatangan bahkan bisa semakin tinggi.

Fenonema tersebut membuat perempuan asal kota gudeg ini tidak khawatir dengan adanya persaingan. Untuk tetap dilirik konsumen, ia kerap berpromosi melalui media sosial dan mulut ke mulut.

Justru kendala yang kerap ia hadapi sebagai produsen adalah tingkat kelembaban udara saat musim penghujan. Karena, tinta hasil cetak lebih cepat luntur. Untuk mengakalinya, ia harus segera memasang stiker pada lolipop dan cepat-cepat dikemas.

Perempuan berusia 40 tahun ini menambahkan untuk pemain baru yang hendak terjun ke sektor usaha ini, wajib mempunyai ketrampilan cara memotong dan menempel stiker pada makanan.

Martinus Kurniawan, pemilik Villa Bakery Solo juga mengedukasi pasar dari media sosial seperti Instagram dan Facebook.

Selain itu, dia juga memanfaatkan marketplace sebagai saluran promosi  sekaligus edukasi. Para pelanggan setia pun juga membantunya untuk mengenalkan produk bila aman dimakan.

Masalah persaingan, laki-laki berusia 38 tahun ini mengaku tidak khawatir karena jumlah pemain disektor ini masih jarang. Lagipula dibutuhkan peralatan dan ketrampilan khusus untuk memproduksinya.

Untuk konsumen yang hendak memesan sebaiknya jauh-jauh hari, maksimal lima hari sebelum hari penggunaan. Adapun daya tahan makanan manis ini bisa sampai empat hari. Saat pengiriman, biasanya memakai paket kemasan khusus yang aman dari guncangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×