kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   17.000   0,90%
  • USD/IDR 16.296   -70,00   -0,43%
  • IDX 7.065   -110,75   -1,54%
  • KOMPAS100 1.025   -19,53   -1,87%
  • LQ45 796   -18,81   -2,31%
  • ISSI 225   -1,20   -0,53%
  • IDX30 416   -10,01   -2,35%
  • IDXHIDIV20 494   -14,82   -2,91%
  • IDX80 115   -2,20   -1,87%
  • IDXV30 119   -2,04   -1,69%
  • IDXQ30 136   -3,44   -2,46%

Untung berlipat dari budidaya benih ikan gabus (1)


Selasa, 19 Januari 2016 / 14:44 WIB
Untung berlipat dari budidaya benih ikan gabus (1)


Reporter: Jane Aprilyani, Teodosius Domina | Editor: Tri Adi

Ikan gabus merupakan  salah satu spesies ikan asli Indonesia yang sedang naik daun. Selain dagingnya memang lezat disantap, ikan ini banyak dicari karena diyakini mengandung khasiat bagi kesehatan tubuh. Tak heran, bila permintaan ikan gabus tinggi di pasaran. Omzet pebudidaya bisa puluhan juta per bulan.

Sebagai negara kepulauan dan juga kaya akan perairan, banyak spesies ikan yang hidup di nusantara. Nah, salah satu spesies ikan asli Indonesia adalah ikan gabus.

Penyebutan nama ikan ini berbeda-beda di tiap daerah di Indonesia. Orang Jawa menyebutnya kutuk, di Riau disebut ikan bocek, ada pula yang menyebut aruan, kocolan, bogo, bayong, kabos, dan sebagainya.

Ikan yang habitat aslinya ada di rawa-rawa ini sedang naik daun. Tak heran, bila budidaya ikan gabus kini sedang marak. Terlebih ikan ini termasuk ikan air tawar yang mudah dipelihara.

Di habitat aslinya, ikan ini bisa mengubur diri di lumpur apabila air sedang surut. Bahkan, ikan ini bisa melompat-lompat untuk mencari daerah yang banyak airnya. Ia mampu bernafas langsung beberapa saat di udara.

Dengan kelebihannya itu, budidaya ikan ini tergolong cukup mudah. Salah seorang pebudidaya ikan gabus adalah Suhandi di Desa Sogan, Wates, Yogyakarta. Ia memulai usaha ini sejak 2009.  “Saya hanya dokus budidaya bibit saja karena lahan terbatas,” terang pria yang bisa disapa Andi ini.

Kendati hanya fokus budidaya benih, omzet yang diperolehnya lumayan besar. Dalam sebulan, ia bisa mengantongi omzet Rp 100 juta hanya dari pembibitan.

Omzet itu didapat dari rata-rata penjualan 100.000 ekor bibit berumur sebulan dengan harga Rp 1.000 per ekor. “Kalau sedang langka dan banyak pesanan, saya kadang jual Rp 1.500 per ekor,” terangnya

Ia mengaku, laba yang diperolehnya lumayan besar karena biaya pakan untuk pembibitan relatif kecil. Dalam sebulan ia hanya menghabiskan 1 kilogram (kg) pelet seharga Rp 18.000. “Kan masih bibit jadi tidak perlu banyak makan. Kalau kebanyakan kolamnya kotor dan ikan stres,” imbuhnya.

Pengeluaran lain paling biaya listrik untuk mengganti air. Itu pun tidak seberapa. Jumlah omzet di atas belum ditambah lagi dengan penghasilan menjadi tengkulak ikan gabus.

Ikan yang didapat dari para pebudidaya ia pasarkan ke restoran dan rumah sakit. “Ikan ini punya banyak khasiat. Jadi selama ini laris terus. Bahkan selalu saja ada yang antre,” tuturnya.

Salah satu khasiat ikan ini dipercaya bisa membantu menyembuhkan luka karena memiliki kandungan albumin yang tinggi.

Pebudidaya lainnya adalah Andi Raharjo, pemilik Andhi Fish Jogja. Pria asla Yogyakarta ini mengaku telah memasarkan hasil budidayanya ke seluruh Indonesia.

Andi fokus menjual benih maupun gabus dengan ukuran siap konsumsi. Untuk benih dihargai mulai Rp 800-Rp 1.000 per ekor. Sedangkan gabus siap konsumsi dihargai Rp 40.000 per kilogram (kg). Dalam sebulan, ia bisa menjual 30.000 benih dengan omzet Rp 30 juta.     

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×