Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, mungkin masih asing mendengar nama ikan dewa. Jenis ikan air tawar ini merupakan ikan khas Indonesia yang sulit dijumpai di negara lain. Namun, siapa sangka ikan yang kerap disebut ikan tambra ini punya nilai istimewa di pasaran.
Bagi warga keturunan Tionghoa, ikan dewa tidak hanya selesai di atas meja makan. Ikan ini menjadi simbol hoki dan panjang umur. Maka dari itu, ikan dewa biasa ditemui dalam acara keluarga, perayaan hari besar maupun acara adat etnis Tionghoa. Termasuk juga dalam perayaan Imlek yang acap kali menjadi menu santapan wajib di meja makan.
Tak hanya bagi etnis Tionghoa, ikan dewa juga punya peran penting bagi adat Batak. Ikan ini sering disajikan dalam beberapa acara adat. Harga olahan ikan dewa yang dipatok untuk makanan di acara adat tersebut juga cukup tinggi.
Tak cuma itu, beberapa daerah lain yang ada di Indonesia juga menaruh rasa hormat terhadap ikan ini. Ambil contoh di wilayah Kuningan, Jawa Barat. Ikan ini menjadi ikan yang dikeramatkan warga sekitar.
Begitu juga dengan masyarakat di wilayah Lubuk Larangan, Sumatra Barat. Warga di daerah tersebut juga memberi nilai lebih ikan tersebut yang hanya boleh ditangkap dan dimakan satu tahun sekali saat perayaan Maulud Nabi Muhammad.
Melihat potensi bisnis dan nilai lebih dari ikan dewa tersebut, banyak pihak mulai membudidayakan ikan tersebut. Terutama di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Salah satu pembudidaya adalah Himawan, asal Desa Rancamaya, Bogor, Jawa Barat. Ia akui permintaan ikan dewa selalu meningkat dari waktu ke waktu. "Apalagi saat Imlek, lonjakannya bisa dua kali sampai tiga kali lipat. Biasanya sebulan sebelum Imlek, pesanan sudah banyak, katanya.
Tak hanya permintaannya yang meningkat, Himawan mengatakan, harga ikan dewa menjelang perayaan Imlek juga melambung tinggi. Ia bilang harga satu kilogram (kg) ikan dewa bisa mencapai Rp 700.000–Rp 1 juta.
"Kalau hari-hari biasa, harganya sekitar Rp 150.000–Rp 250.000 per kilo. Mendekati Imlek bisa jadi mahal karena barangnya juga susah," tuturnya.
Kebanjiran permintaan ikan dewa menjelang Imlek juga diakui Urip Hartoyo, pembudidaya ikan dewa asal Desa Karang Tengah, Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah. Dua minggu menjelang Imlek, biasanya pesanan sudah mulai berdatangan. Permintaan bukan hanya datang dari warga lokal, ia juga menerima banyak pesanan dari masyarakat luar daerah seperti Jakarta, Bandung hingga Surabaya.
Baik Himawan maupun Urip mengaku bisa menjual minimal satu kuintal ikan dewa ke berbagai daerah menjelang Imlek. "Hari biasa, penjualan rata-rata 20 kg–30 kilogram," ujar Urip yang menyebut pesanan hari biasa untuk ragam acara adat.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News