kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Untung menjulang dari pembangunan menara


Senin, 09 Desember 2013 / 13:31 WIB
Untung menjulang dari pembangunan menara
ILUSTRASI. Beda Nasib, Cek Harga Saham GOTO & BBRI di Perdagangan Bursa Jumat (22/7). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc.


Reporter: J. Ani Kristanti, Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Tri Adi

Prospek industri telekomunikasi di Indonesia terus bersinar dalam tahun-tahun mendatang. Motor perkembangan sektor itu adalah industri seluler, yang masih berpotensi menambah pelanggan.

Peluang itu ada karena banyak pengguna ponsel yang memiliki lebih dari satu kartu SIM. Tak hanya itu, tren permintaan pelanggan akan layanan data, terutama pengguna smartphone dan tablet, terus meningkat seiring harganya yang makin terjangkau oleh masyarakat luas.

Tentu, peningkatan jumlah pelanggan dan layanan juga harus diimbangi oleh pengembangan infrastruktur seperti pembangunan base transceiver station (BTS). Alhasil, bertambahnya kebutuhan BTS ini akan mendongkrak bisnis kontraktor tower BTS.

Yang dimaksud kontraktor menara adalah mereka yang menggarap pembangunan menara untuk si pemilik. Jadi, bisnis mereka tidak berbeda dengan kontraktor gedung. Di industri seluler dalam negeri, saat ini pemilik menara bisa operator telekomunikasi maupun perusahaan non-operator, yang kemudian menyewakannya ke operator telekomunikasi.

Peter M. Simanjuntak, Presiden Direktur PT Komet Konsorsium, perusahaan penyewaan BTS sekaligus kontraktor BTS, mengatakan, saat ini bisnis kontraktor menara BTS sedang kondusif. “Memang, di kota-kota besar sudah terbangun banyak menara. Namun tetap ada kebutuhan untuk menara dengan ketinggian yang lebih rendah,” jelas Peter.

Biasanya menara komunikasi ini mempunyai tinggi berkisar 60 meter hingga 70 meter. Namun operator juga membutuhkan menara yang lebih rendah, dengan ketinggian 40 meter, untuk menambah kapasitas jaringan mereka.

Maklum, meski jumlah pelanggan tak bertambah di suatu daerah, kebutuhan layanan data justru bertambah. Menara jenis ini bisa dibangun di atas ruko atau gedung bertingkat.

Tak heran, Komet pun bisa membangun 100 hingga 120 menara dalam setahun. Bermarkas di Jakarta, lokasi proyek menara BTS Komet tersebar di kota-kota Pulau Jawa hingga Pulau Sumatra. Biaya pembangunan satu menara berkisar Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar.

Kebutuhan jaringan telekomunikasi yang sangat besar juga terlihat di daerah, khususnya di luar Pulau Jawa. Taufik, Manajer Proyek PT Ida Lombok, perusahaan penyewaan dan kontraktor menara, mengungkapkan potensi pembangunan menara di wilayahnya masih sangat besar. “Di wilayah kami, jangkauan jaringan telekomunikasi seluler belum cukup kuat. Bahkan, dari Lombok ke arah timur kebutuhan menara telekomunikasi masih sangat besar,” jelas dia.

Berdiri sejak 2003, Ida Lombok sudah membangun ratusan menara BTS. Harga pembangunan menara ini cukup bervariasi, bergantung pada ketinggian dan spesifikasi lain yang tercantum dalam kontrak, yakni berkisar Rp 700 juta hingga Rp 1 miliar.

Waktu yang dibutuhkan untuk mendirikan satu menara berlangsung selama tiga minggu hingga satu bulan. “Dengan catatan, dana pembangunannya lancar,” ujar Taufik.

Selain peluang yang masih besar, dalam bisnis ini, kontraktor pun bisa menikmati keuntungan lumayan. Profit dari jasa pembangunan menara berkisar antara 10% hingga 20%, yang ditentukan oleh spesifikasi dan lokasi pembangunan. Sudah begitu, persaingannya juga belum ketat, utamanya di daerah.

Tertarik?


Perizinan harus beres

Jika tak menjadi kontraktor utama, Anda bisa memasuki bisnis jasa pembangunan menara ini dengan peran sebagai sub-kontraktor. Jadi, ada kemungkinan, proyek pendirian menara ini terbagi beberapa sub-kontraktor, yang hanya mengerjakan konstruksi pondasi, konstruksi menara ataupun pemasangan perangkat.

Peter pun mengatakan, modal minimun untuk terjun menjadi kontraktor adalah Rp 200 juta. Modal sebesar itu bisa digunakan untuk mengurus perizinan, pembelian perlengkapan dan peralatan kantor serta proyek, dan dana operasional.

Sejatinya, tahapan pembangunan menara telekomunikasi ini tidak terlalu rumit. Namun, kontraktor harus benar-benar memperhatikan masalah perizinan. Maklum, jika izin tidak keluar, boleh jadi, menara yang sudah berdiri, harus mengalami pembongkaran.

Sebagai kontraktor, Anda harus mendapatkan perizinan pembangunan, baik dari pemerintah maupun warga di sekitar lokasi pembangunan. Freza Maria, Direktur Operasional CV Herry Jaya Utama, mengatakan, perizinan dari warga ini yang seringkali sulit diperoleh dalam proses pembangunan menara. “Kurangnya sosialisasi dan pengetahuan masyarakat membuat mereka khawatir dengan pendirian menara yang menjulang tinggi di dekat properti mereka,” terang Freza.

Taufik pun menyarankan agar proses perizinan dirampungkan terlebih dulu, sebelum memulai kegiatan membangun fisik menara. “Kami harus memastikan, kelancaran operasional ke depan. Izin juga perlu untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan ketika menara sudah telanjur berdiri,” ujar dia.

Seperti membangun proyek gedung lainnya, Anda harus mempunyai pekerja dengan spesialisasi masing-masing. Misalnya, pekerja bangunan untuk membuat konstruksi pondasi dan bangunan penunjang, pekerja khusus spesialisasi menara dan mechanical engineering untuk pemasangan alat-alat.

Semua perangkat yang dipasang pada tower telekomunikasi ini pun mudah diperoleh. “Semua perangkat sudah ada produk lokalnya,” kata Peter.

Anda pun bisa membeli rangkaian besi menara di pabrik yang menyediakan produk tersebut. “Pabrik-pabrik rangka menara ini cukup banyak tersebar di Pulau Jawa, jadi kami pesan dan tinggal merangkainya di lokasi,” tutur Peter. Untuk memperkenalkan jasa konstruksi menara ke klien,  Anda bisa membuat situs perusahaan. Maklum, banyak perusahaan pengembang menara yang berlokasi di daerah, yang mengandalkan dunia maya, di saat mencari kontraktor berpengalamanan.

Selain itu, tak ada salahnya pula, menjalin jaringan dengan operator seluler dan pengembang menara. Para operator seluler merupakan salah satu target pasar Anda. “Dengan mengenal lebih dekat, mereka akan tahu kualitas pekerjaan Anda,” kata Taufik.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×