kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Upaya menebarkan lagi demam camilan takoyaki


Jumat, 06 Juni 2014 / 17:43 WIB
Upaya menebarkan lagi demam camilan takoyaki
ILUSTRASI. Cara Mengisi Alamat Proxy WhatsApp di HP Android & iPhone, Lengkap dengan Penjelasan


| Editor: Havid Vebri

Di Indonesia, penyuka masakan jepang semakin banyak. Salah satu penganan Jepang yang populer di lidah orang Indonesia adalah takoyaki. Di negara asalnya, kudapan berbentuk bulat kecil yang terbuat dari adonan tepung terigu ini hanya diisi irisan daging gurita.

Nah, di Indonesia sudah mengalami banyak variasi isian aneka seafood, antara lain udang, ikan, dan lain-lain. Lantaran banyak yang suka, pemain di bisnis ini juga menawarkan kemitraan.

Salah satunya Kevin Cornelly, yang mengusung merek Coco Takoyaki di Jakarta. Merintis usaha tahun 2012, ia gencar menawarkan kemitraan setahun terakhir. Saat ini, Coco Takoyaki sudah memiliki 10 mitra.

Sementara, total gerainya ada 20 yang tersebar di Jakarta, Surabaya, Balik Papan, Jambi, Palembang, Samarinda, Pontianak, dan Bandung. "Sebanyak 10 di antaranya milik pusat dan sisanya mitra," ujar Kevin.

Dalam kemitraan ini, Coco Takoyaki menawarkan paket investasi Rp 20 juta untuk masa kontrak satu tahun. Mitra mendapatkan perlengkapan seperti booth, mesin panggang, kompor, seragam karyawan, pelatihan pegawai, dan bahan baku awal.

Jika mitra masih ingin melanjutkan kerjasama dikenai biaya franchise sebesar Rp 2 juta per tahun. Coco Takoyaki menawarkan empat varian rasa, yaitu octopus (gurita), sapi, ayam, dan keju. Satu boks takoyaki dibanderol seharga Rp 16.000. "Satu boks isinya empat buah," ujar Kevin.

Estimasi Kevin, setiap bulan, mitra bisa meraih omzet hingga Rp 25 juta. Dengan laba bersih 50%, mitra bisa balik modal dalam waktu dua bulan.
Kevin  menyarankan kepada mitra yang bergabung agar memosisikan gerainya di dalam mal. Menurutnya, membuka gerai di mal menguntungkan

karena banyak pengunjung yang berpotensi menjadi konsumen. "Lokasi sangat menentukan. Saya menyarankan di mal agar balik modalnya sesuai target," katanya.

Kevin tidak mengutip biaya royalti, namun mitra wajib membeli bahan baku dari pusat demi standardisasi rasa. Kevin rutin melakukan kontrol ke gerai-gerai mitra agar rasa yang disajikan mitra tetap terjaga.

Kendati masa jaya takoyaki di Indonesia sudah lewat, Kevin optimistis Coco Takoyaki masih akan berkembang. Ia menargetkan jumlah mitranya bisa terus bertambah tahun ini.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×