kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Upaya UKM kuliner dongkrak omzet lewat festival kuliner


Sabtu, 02 Juni 2018 / 15:05 WIB
Upaya UKM kuliner dongkrak omzet lewat festival kuliner


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Banyak upaya yang para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) lakukan untuk merentangkan sayap bisnisnya. Selain rajin ikut berbagai ajang pameran, khusus bagi pengusaha kuliner, mereka juga aktif ikut festival yang saat ini semakin sering terselenggara.

Seperti yang dilakukan oleh pengusaha makanan asal Banjarmasin, Harisna Lendra, yang berjualan snack khas Sunda yakni aneka Cilok dan Seblak. Menjadi salah satu mitra Go-Food, Haris mengikuti Go-Food Festival di Gelora Bung Karno (GBK) beberapa waktu lalu. Haris pun mendapat lonjakan omzet.

"Di sini, istilahnya cabang kedua saya. Pertama, di Banjarmasin. Omzet di sini 50% lebih banyak dibandingkan di Banjarmasin," ujar Haris.

Agar bisa bergabung dalam festival ini, Haris bilang, harus melakukan kontrak selama setahun dengan Go-Food. Lantas, Go-Jek menyiapkan tempat berjualan lengkap dengan fasilitas pendukung, seperti kulkas, alat masak, hingga sistem pembayaan melalui dompet digital Go-Pay. Namun ada  bagi hasil, yakni 30% untuk GO-JEK dari setiap transaksi.

"Transaksi di sini tidak boleh tunai. Semuanya pakai QR-Code Go-Pay, sehingga penjual tak repot menyediakan uang kembalian. "Lagian uang yang masuk ke kami sudah dipotong dengan sistem bagi hasil tadi setiap harinya. Jadi tidak menyulitkan," terang Haris.

Keikutsertaan dalam jaringan Go-Food memang menjadi syarat untuk ikut ajang ini. Namun, peserta juga harus terbukti memiliki pelayanan yang prima dan omzet yang bagus. Haris sendiri sudah bermitra dengan Go-Food sejak tiga tahun yang lalu.

Pelaku usaha lainnya, Bagus Satria juga menawarkan bakso bakarnya di Go-Food Festival GBK. Di Cirebon, dia sudah bermitra dengan Go-Jek sejak awal 2017 di Cirebon.

Bagus pun menadah untung lantaran bisa berjualan dengan harga lebih tinggi ketimbang di Cirebon. "Di sana, orang-orang ingin harga yang murah, mentok harga jual Rp 20.000. Di sini, saya bisa jual hingga Rp 30.000 per porsi, ujar Bagus. Selain itu, order pun lebih banyak.

Sama seperti Haris, Bagus juga merasa terbantu dengan QR Code karena memudahkan dalam proses pembayaran. Ia tidak perlu memusingkan perkara uang kembalian.

Lain halnya dengan Bagus dan Haris, penjual asal Pontianak yang menawarkan minuman Aming Coffee tidak mencatat penjualan yang signifikan. Tommy pemilik usaha ini mengaku di Pontianak, volume transaksi setiap hari mencapai 500 gelas. Sedangkan di GO-FOOD Festival GBK hanya 80 gelas per hari.

Aming Coffee sendiri membanderol harga mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 26.000. Sedangkan untuk pembayaran via QRCode, Tommy mengaku cukup memudahkan proses transaksi namun ia sempat mengalami kendala.

"Kemarin itu sempat ada gangguan sehingga orderan yang terjadi tidak masuk ke aplikasi kami. Solusinya kami catat kode bukti pembayaran setiap pelanggan secara manual," ujar Tommy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×