Reporter: Marantina | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Cincau biasanya dijadikan bahan baku untuk membuat es campur. Namun, irisan cincau hitam bisa juga dipadu dengan seduhan kopi. Jadilah, cappucino cincau atau yang disebut capcin. Minuman segar ini mulai populer di kalangan anak muda. Pemain baru yang menawarkan menu capcin pun mulai marak.
Salah satunya, Andri Farmanto, pemilik Capcin Lov's di Depok, Jawa Barat. Usaha yang dirintis sejak awal 2013 ini menawarkan minuman capcin yang terdiri dari lima rasa, yakni original, chococino, vanila, moccacino, dan hazel-nut.
Mulai Mei ini, ia menawarkan kemitraan. Meski masih baru, Capcin Lov's sudah punya dua mitra di Pamulang dan Depok. Jadi, total ada tiga gerai, termasuk satu gerai pusat. “Selain itu, sudah ada empat mitra yang inden membuka gerai di Depok, Pamulang, dan Pondok Cabe,” kata Andri.
Capcin Lov's menawarkan tiga paket kemitraan. Pertama, paket hemat seharga Rp 3,8 juta. Mitra berhak mendapat peralatan lengkap, mesin cup sealer dan bahan baku awal. Kedua, paket silver Rp 4,9 juta. Mitra mendapat booth, peralatan lengkap, mesin cup sealer, dan bahan baku awal.
Kemudian, paket gold dijual Rp 5,5 juta. Jika mengambil paket ini, mitra akan mendapatkan gerobak, peralatan lengkap, mesin cup sealer, dan bahan baku awal.
Andri memproyeksikan, mitra bisa menjual 50 gelas per hari. Dengan harga jual Rp 5.000 per gelas, mitra bisa meraup omzet Rp 7,5 juta tiap bulan. Jika, target laba bersih sekitar 40% bisa tercapai, maka mitra akan bisa balik modal dalam waktu tiga bulan.
Mitra hanya wajib membeli bahan baku berupa bubuk kopi dari pemitra atau pusat. Bubuk cappucino dibanderol Rp 60.000 per kg. Ini cukup untuk 50 gelas capcin. Adapun bahan baku lainnya, seperti cincau dan es bisa dibeli sendiri di pasar atau toko.
Menurut Andri, pasar untuk bisnis capcin masih tergolong besar, karena kompetitornya masih sedikit. Untuk itu, ia menargetkan 100 gerai baru sepanjang tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
