kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.888   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.660   25,27   0,38%
  • KOMPAS100 960   3,90   0,41%
  • LQ45 748   3,36   0,45%
  • ISSI 211   0,71   0,34%
  • IDX30 389   1,63   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   1,53   0,33%
  • IDX80 109   0,53   0,49%
  • IDXV30 114   0,33   0,29%
  • IDXQ30 128   0,39   0,31%

Usaha dimsum masih menggigit


Minggu, 19 Oktober 2014 / 17:32 WIB
Usaha dimsum masih menggigit
ILUSTRASI. Bunga belimbing wuluh mengobati batuk.


Reporter: Cindy Silviana Sukma, Rani Nossar, Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini

Kudapan khas negara Tirai Bambu, yakni dimsum, makin menyamai kepopuleran siomay yang lebih dulu dikenal di sini. Makanan ringan ini terbuat dari kulit pangsit berisi aneka makanan laut, seperti udang dan kepiting. Agar makin mendapat tempat di lidah masyarakat, kini isian dimsum kian beragam, seiring makin banyak pelaku usaha yang menjalankan bisnis ini. Sebut saja beberapa inovasi isian dimsum yang mulai disukai, seperti telur puyuh, jamur, sosis, dan banyak lagi.

Lantaran ceruk pasar kudapan asal China ini masih cukup besar, tidak sedikit pelaku usaha mengembangkan bisnisnya lewat tawaran kemitraan usaha. Nah, dalam review usaha kali ini, KONTAN mengupas perkembangan usaha beberapa kemitraan dimsum, seperti Raja Dimsum, Warung Dimsum Mbeledos, dan Beebee Dimsum. Secara umum, perkembangan bisnis mereka masih berkembang. Namun, kendala sumber daya manusia (SDM) kerap menjadi momok dalam operasional usaha. Untuk mengetahui lebih dalam perkembangan masing-masing usaha dimsum ini, mari simak ulasannya berikut ini:

Raja Dimsum

Usaha ini didirikan oleh Anto dari Purwokerto sejak awal tahun 2013. Saat KONTAN mengulas kemitraan usaha Raja Dimsum pada Oktober 2013 lalu, usaha ini telah berhasil menjaring 14 mitra yang beroperasi di Purwokerto, Magelang, Semarang, Yogyakarta, dan Kuningan.

Namun kini, Raja Dimsum memilih untuk lebih fokus untuk mengembangkan usaha dimsum ini di wilayah Jabodetabek. Jumlah gerai Raja Dimsum masih tetap sama, yakni sebanyak 14 gerai. Namun, kini lokasi usaha para mitranya hanya di sekitar Jabodetabek, yakni di Jakarta, Tangerang, Depok, dan paling jauh Cirebon.

Jojo Trimono, Direktur Keuangan Raja Dimsum mengatakan, selain memfokuskan gerai di Jabodetabek, saat ini harga paket investasi yang ditawarkan telah naik, yakni senilai Rp 40 juta dan Rp 51 juta. Mitra akan mendapatkan fasilitas gerobak, kompor tabung gas, dan produk awal sebanyak 300 buah dimsum. "Yang membedakan dua paket tersebut adalah paket yang lebih mahal sudah termasuk sepeda motor," kata dia. Sebelumnya, paket kemitraan yang ditawarkan hanya senilai Rp 10 juta dan Rp 16 juta.

Agar makin menarik, Raja Dimsum saat ini menawarkan varian rasa produk yang kian beragam, yakni 15 varian rasa yang terdiri dari dimsum kukus, dimsum goreng, dan beberapa produk lainnya yang menggunakan olahan daging ayam dan udang. Harga jual berkisar antara Rp 11.000–
Rp 12.000 per porsi.

Jojo menargetkan penjualan dimsum dalam sehari minimal 100 porsi. Dengan demikian, mitra bisa menjual minimal 3.000 porsi dalam sebulan. Dengan estimasi tersebut, omzet yang bisa diperoleh berkisar Rp 33 juta−Rp 36 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya operasional, mitra diprediksi bisa meraup laba bersih sekitar 20% dengan target balik modal sekitar enam bulan hingga setahun.

Warung Dimsum Mbeledos

Usaha dimsum ini berdiri di Surabaya pada tahun 2012. Kemudian si pemilik usaha yaitu Nurcahyo, memutuskan untuk menawarkan kemitraan usaha pada 2013. KONTAN pernah mengulas tawaran kemitraan Warung Dimsum Mbledos ini pada Januari 2014 lalu. Saat itu, gerainya sudah ada 34. Rinciannya, empat gerai milik pusat dan 30 gerai  lainnya milik mitra yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan, dan sebagian Sumatra.

Setelah lebih dari setengah tahun lewat, saat ini gerai dimsum milik Nurcahyo bertambah menjadi 50 gerai. Rinciannya, 46 gerai milik mitra dan sisanya milik pusat.

Penambahan mitra paling banyak berasal dari luar Jawa, terutama di Sumatra dan Kalimantan. "Sebab, makanan jenis dimsum ini sedang populer di sana. Mungkin terbilang baru dan rasanya yang enak sehingga banyak yang tertarik," kata dia.

Nurcahyo tidak akan menambah gerai milik sendiri karena gerai pusat hanya dikhususkan untuk tempat pembuatan dimsum dan sebagai pusat pengiriman. Jika ada mitra yang ingin bergabung, nilai investasi yang ditawarkan tidak berubah, yakni senilai Rp 50 juta dan Rp 250 juta. Fasilitas yang didapatkan seperti peralatan lengkap, bahan baku awal dimsum, pelatihan, seragam karyawan, dan pemasaran.

Dalam dua bulan terakhir ini, Nurcahyo malah menambah paket baru yang lebih terjangkau, senilai Rp 10 juta. "Jadi mitra bisa jual di depan minimarket dengan booth dan ini juga strategi untuk menambah mitra lebih banyak lagi, " kata dia.

Warung Dimsum Mbeledos juga menambah varian menu dari 30 jenis makanan menjadi 35 jenis. Beberapa menu yang ditawarkan seperti dimsum congfen, ceker merah, hingga makanan jenis lain seperti sushi, pangsit, hakao, bakpao pandan, bakpao moca, hingga mantau. Harga jual berkisar Rp 6.500−10.000 per porsi.

Nurcahyo menargetkan bisa menambah gerai hingga 75 gerai dengan target lokasi utama di Jakarta. Ia bilang, Warung Dimsum Mbeledos belum punya mitra di Jakarta. Nurcahyo mengirim dimsum ke Jakarta hanya untuk memasok produk ke restoran dimsum lain.

Dia bercerita, kendala yang dihadapi saat ini hanya soal pengiriman bahan baku yang sebagian besar dikirim ke luar Jawa. Sebab, dimsum yang ia kirim kadang setelah sampai ke mitra sudah tidak dalam keadaan beku.

BeeBee Dimsum

Usaha Dimsum ini berdiri sejak awal tahun 2010 di Jakarta. Ediyoso, si pemilik usaha mulai menawarkan kemitraan usaha kepada masyarakat pada akhir tahun 2010. Ketika KONTAN mengulas tawaran ini pada September 2011, BeeBee Dimsum telah memiliki enam mitra yang berlokasi di Jakarta, Tangerang, dan Bogor.

Setelah empat tahun berjalan, kini BeeBee Dimsum mulai mengerem penawaran program kemitraan usaha dimsum ini. "Sekarang saya sedang membatasi mitra. Kami beralih menjadi pemasok untuk masuk ke restoran dan kafe-kafe," ujarnya kepada KONTAN.

Alasannya, banyak mitra usaha yang kesulitan mencari tenaga kerja yang terampil untuk menjual dimsum. "Umumnya, mereka meminta saya untuk mencarikan tenaga kerja. Padahal, itu merupakan tanggung jawab mitra sendiri," jelasnya.

Karena alasan itulah, Ediyoso sejak dua tahun belakangan ini mulai efektif menjalankan sebagai pemasok dimsum ketimbang mengembangkan tawaran kemitraannya.

Meski begitu, masih ada mitra yang beroperasi hingga kini. Mitra yang masih aktif menjalankan usaha BeeBee Dimsum saat ini sebanyak 10 mitra. Jumlah ini meningkat dibanding terakhir KONTAN mengulasnya, yakni di tahun 2011 yang saat itu masih memiliki enam mitra usaha.

Paket tawaran investasi yang ditawarkan senilai Rp 8 juta. Mitra mendapatkan fasilitas satu unit booth stainless, bambo steamer, gas, kompor, dan perlengkapan promosi. Saat ini, harga dimsum yang ia jual dengan kisaran Rp 8.500-9.500 per porsi dengan 12 varian rasa.

Ediyoso mengestimasikan, dengan target penjualan rata-rata sebanyak 30 porsi–50 porsi per hari, maka mitra dapat menjual sekitar 900 porsi–1200 porsi dalam sebulan. Dengan asumsi itu, mitra dapat meraup omzet Rp 7,65 juta−Rp 11,4 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya pembelian bahan baku dan operasional lain, laba bersihnya sekitar 20% dari omzet.           

Khoerussalim Ikhsan, Konsultan Waralaba dan Wirausaha menilai, potensi bisnis makanan asli asal Asia masih cukup menggiurkan terutama di kota-kota besar. Hanya saja, hambatan menjalankan usaha ini juga tergolong tinggi. Alasannya, produk dimsum cepat rusak sehingga penanganannya pun harus cepat dan bagus.

Selain itu, yang patut diperhatikan adalah agar bahan baku dapat didistribusikan kepada mitra dengan baik. Untuk itu, sistem internal harus dijaga dan dibuat dengan memperhitungkan waktu. Tidak hanya itu, kualitas karyawan juga harus bagus sehingga mendukung jalannya usaha. Karyawan pun perlu dibekali kemampuan khusus agar dalam pengelolaan dimsum dapat optimal.

Nah, pemilihan lokasi pun penting mengingat letak toko pun juga bisa menjadi kendala utama untuk para mitra mempertahankan usahanya. "Meski rasanya enak, kalau lokasinya tidak tepat juga percuma," jelas Khoerussalim. Pilihan lokasi sebaiknya yang strategis dan dekat dengan konsumen atau pelanggannya.

Lebih lanjut Khoerussalim bilang, agar omzet stabil, ada baiknya pengusaha waralaba dimsum memberikan fasilitas pesan antar. Sehingga cara itu memudahkan konsumen dan menjadi daya tarik tersendiri. Sebelumnya, mereka harus melakukan branding dengan maksimal kian dikenal.

Khoerussalim mengatakan, cara yang paling tepat untuk promosi adalah dengan membuat brosur dan membagikan perumahan. "Soalnya, ini makanan untuk kelas menengah ke atas. Jadi, target perumahan itu lokasi yang tepat," kata dia.                   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×