kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Usaha masakan khas Betawi butuh tenaga


Sabtu, 12 Desember 2015 / 08:50 WIB
Usaha masakan khas Betawi butuh tenaga


Reporter: Jane Aprilyani, Merlina M. Barbara, Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Masakan khas Betawi tidak hanya digemari oleh masyarakat asli Betawi, tapi juga masyarakat dari berbagai daerah di tanah air. Sebut saja beberapa menu khas yang sudah sangat populer seperti nasi uduk, ketupat sayur, laksa, sop betawi dan soto betawi.  

Meski peminat masakan khas Betawi tidak sedikit,  perkembangan usaha ini tampaknya tidak terlalu cepat. Sejumlah pengusaha kuliner Betawi yang kembali KONTAN ulas kali ini seperti Soto Betawi Bang Fajrul, Ayam Bakar Betawi, dan Betawi Pelataran tidak menunjukkan penambahan mitra yang signifikan. Bahkan ada pula yang belum mendapatkan mitra usaha.

Kendala yang dihadapi di antaranya sulitnya mencari calon mitra usaha yang memiliki satu visi dengan pusat. Ada pula yang memang memiliki bisnis lain sehingga fokus mereka terpecah. Simak ulasannya berikut ini:  


• Soto Betawi Bang Fajrul
Gerai soto betawi ini berdiri sejak 2008 di Depok, Jawa Barat. Pada tahun 2013, Fajrul Ulum si pemilik usaha resmi menawarkan kemitraan. Ketika KONTAN mengulas kemitraan ini pada Agustus 2014, Soto Betawi Bang Fajrul memiliki dua mitra yang berada di Depok dan Jakarta. Setahun berselang, perkembangan jumlah mitra hanya dua gerai sehingga total mitra ada empat. Dengan tambahan dua gerai milik pusat sehingga total gerai ada enam.

Fajrul mengakui, saat ini dia memiliki bisnis lain sehingga manajemen pusat hanya fokus pada pengembangan mitra yang sudah ada. Meski lambat menggaet mitra, namun Fajrul berani menaikkan harga paket investasinya dari sebelumnya Rp 5 juta dan Rp 20 juta menjadi Rp 7 juta dan Rp 22 juta.

Untuk paket Rp 7 juta mitra akan mendapatkan hak lisensi merek, bahan baku bumbu awal sebanyak 1.000 porsi mangkuk dan pelatihan karyawan. Sedangkan untuk paket Rp 22 juta, mitra akan mendapatkan pelatihan karyawan, bumbu matang sebanyak 2.500 porsi, perlengkapan masak standar seperti wajan, kompor, etalase, panci, mangkuk dan sebagainya. Selain itu mitra akan mendapatkan dukungan promosi sekaligus pendampingan manajemen dari pusat. Harga jual menu makanan pun terkerek naik menjadi Rp 20.000 per porsi sampai Rp 35.000 per porsi. "Kami harus menaikkan harga jual karena melonjaknya harga bahan baku seperti daging sapi," katanya.

Namun untuk varian produk, Soto Betawi Bang Fajrul tetap menawarkan soto betawi ayam, sapi dan kambing. Untuk meningkatkan pendapatan, dia menambah fasilitas jasa antar, katering dan prasmanan. Fajrul aktif menjalin kerjasama dengan sejumlah event organizer. Selain itu, dia juga tetap aktif menggunakan situs dan media sosial serta aktif mengikuti sejumlah pameran UMKM untuk berpromosi.

Dengan menambah fasilitas dan tawaran jasa baru ini, Fajrul mengaku dapat meningkatkan omzet hingga mencapai Rp 40 juta per bulan dengan laba bersih sekitar 30% hingga 40%. Selain kendala harga bahan baku yang naik, masalah SDM yang kurang loyal kerap jadi hambatan. Untuk itu,  ke depan dirinya berencana mendirikan divisi pelatihan SDM agar dapat menyediakan karyawan yang profesional kepada mitra. Fajrul pun punya keinginan menciptakan produk soto betawi instan layaknya mi instan yang dapat dikonsumsi kapan saja.


• Ayam Bakar Betawi
Pelaku usaha lainnya adalah Muammar Khadafi. Dia mendirikan usaha Ayam Babe alias Ayam Bakar Betawi sejak Mei 2011 dengan konsep awal gerobakan. Gerai ini tidak hanya menjual ayam bakar saja, tapi aneka masakan lain seperti lele bakar, ayam madu yang lainnya yang disajikan dengan bumbu khas Betawi.

Pada tahun 2013 dia mulai mengembangkan usaha dengan konsep gerai mandiri. Saat KONTAN mengulas tawaran ini pada Juli 2015, Ayam Babe memiliki dua gerai pusat di Pondok Duta Cimanggis dan Kelapa Dua Depok. Kini, gerai masih dua dimiliki pusat, namun ke depannya akan ada mitra yang akan bergabung dari Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. “Saat ini masih tahap proses perjanjian,” ujarnya.

Sistem usaha yang ditawarkan adalah kemitraan dengan sistem bagi hasil. Manajemen bisnis masih dikelola oleh pusat. Lewat kerjasama selama lima tahun, investor akan mendapatkan 70% dari laba bersih dan sisanya 30% untuk pusat. Setelah balik modal, sistem bagi hasil akan menjadi 50:50.

Untuk paket investasi sebelumnya senilai Rp 295 juta. Saat ini, paket investasi turun menjadi Rp 160 juta dengan konsep mini resto. Fasilitas yang didapat berupa konter, kitchen set, mebel, sofa, signage, sepeda motor beserta box delivery. Selain itu bahan baku awal, paket promosi awal, dan rekrutmen dan pelatihan SDM. Biaya royalti sebesar 5% dari omzet setiap bulan.

Bicara soal target pendapatan, Khadafi masih menargetkan penjualan sebanyak 500 porsi dalam sehari dengan target omzet mencapai Rp 3,5 juta per hari. Jika dihitung per bulan, estimasi omzet yang dicapai sekitar Rp 100 juta per bulan. Tetapi, dalam menjalankan usaha, Khadafi masih mengalami kendala SDM yang kurang memiliki loyalitas terhadap pekerjaan, sehingga operasional usaha kerap tersendat.  


• Betawi Pelataran
Merek usaha satu ini berpusat di Tangerang, Banten. Betawi Pelataran berdiri pada tahun 2011 kemudian pada September 2014, Betawi Pelataran mulai percaya diri menawarkan kemitraan.

KONTAN pernah mengulas kemitraan ini pada 4 Desember 2014 lalu, saat itu gerainya masih satu di Tangerang City Mal. Dedi Zainudin, pemilik  Betawi Pelataran menyampaikan, sekarang Betawi Pelataran telah memiliki dua gerai, yakni ada satu tambahan di Kemanggisan dekat Universitas Bina Nusantara. Namun, kedua gerai itu masih milik pusat.

Dedi menyampaikan, untuk urusan penjualan per hari masih ada peningkatan. Dedi bilang kalau makanan tradisional seperti makanan Betawi ada pelanggan setianya, maklum saja restoran khas Betawi masih jarang ditemui.

Betawi Pelataran menyediakan beberapa menu yang berasal dari resep turun temurun diantaranya nasi uduk, ketupat sayur, semur jengkol, semur daging, ayam goreng, soto betawi, asinan betawi, sop iga betawi, pindang bandeng dan lain-lain. Harga jual menu mulai dari Rp 25.000-Rp 45.000 per porsi.

Begitu pula dengan nilai investasi, semuanya masih sama seperti ketika baru pertama kali menawarkan kemitraan. Pertama paket investasi senilai Rp 25 juta, kedua paket senilai Rp 80 juta, dan ketiga paket Rp 200 juta. Untuk paket pertama, mitra bisa berjualan di depan rumah atau di pasar dengan luas tempat usaha yang tidak besar. Pada paket kedua untuk berjualan di kios atau foodcourt dengan luas tempat sekitar 50 m². Sementara pada paket ketiga untuk berjualan di ruko atau mal dengan luas tempat sekitar 120 m².

Nah, perkara hingga kini belum ada mitra yang bergabung menurut Dedi memang karena ia belum menemukan mitra yang cocok. Ada orang Betawi yang tinggal di Jawa Tengah dan Jawa Barat yang ingin buka Betawi Pelataran, namun karena tidak cocoknya kesepakatan maka belum bisa menjalankan kerjasama. "Lagipula, saya lebih prioritaskan mitra yang ada di Jabodetabek untuk memudahkan distribusi bahan baku dan bumbu," kata dia. Kendalanya selama ini adalah sulitnya mencari SDM yang pintar memasak dan loyal pada perusahaan.        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×