kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Usaha pembuatan gerobak makin laju


Senin, 30 Mei 2011 / 15:19 WIB
Usaha pembuatan gerobak makin laju
ILUSTRASI. Karyawan memberikan pelayanan usai peresmian kantor baru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo


Reporter: Ragil Nugroho, Dharmesta | Editor: Tri Adi

Waralaba tak hanya menguntungkan pewaralaba dan terwaralaba. Usaha-usaha pendukung waralaba pun terciprat rezeki. Usaha booth salah satunya. Permintaan booth meningkat 10% hingga 50% ketimbang tahun lalu karena makin tumbuhnya kemitraan di Indonesia. Produsen mencetak omzet Rp 300 juta per bulan.

Pertumbuhan waralaba di Indonesia memang sangat pesat. Satu merek saja bisa tumbuh puluhan hingga ratusan gerai per tahun. Selain para pemilik waralaba, pebisnis booth pun kecipratan rezeki dari banyaknya kemitraan baru.

Rezeki itu yang dinikmati PT Klikhomes Realthy Indonesia, perusahaan yang bergerak di jasa pembuatan booth, interior dan kitchen set sejak tahun 2007 di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Hangga Pramudyanto, pemilik Klikhomes, mengatakan, permintaan booth buatannya meningkat 10% dibandingkan dengan tahun lalu.

Tahun ini, Hangga menerima pesanan 50 hingga 55 booth per bulan. Dari penjualan itu, Hangga bisa meraup omzet sekitar Rp 300 juta per bulan. "Ini karena maraknya pertumbuhan waralaba," ujarnya.

Tahun ini, Hangga pun menaikkan harga booth. Kalau setahun yang lalu ia mematok harga Rp 1,7 juta per meter, saat ini harganya menjadi Rp 1,8 juta. Booth kecil harganya mulai dari Rp Rp 3,3 juta per unit sedangkan booth besar seharga Rp 16,5 juta per unit. "Bahan baku dan desain bisa mempengaruhi harga," kata Hangga.

Kenaikan permintaan juga dialami Rinaldo Pratama Ishak, pemilik Lux Creative House. Memasuki tahun 2011, perusahaan pembuatan booth yang berdiri sejak tahun 2009 di Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat ini mengalami kenaikan permintaan 20%.

Saat ini ia bisa menerima pesanan rata-rata delapan booth per bulan. Hal ini tentu karena pesatnya peningkatan banyak waralaba yang membutuhkan booth.

Rinaldo yang akrab disapa Aldo menambahkan, banderol harga booth disesuaikan dengan kondisi keuangan pelanggan. Namun, Aldo menawarakan harga rata-rata antara Rp 3 juta hingga Rp 5 juta per unit untuk booth kecil.

Menurut Aldo, permintaan paling banyak untuk booth ukuran 2 x 2 meter. Harganya sekitar Rp 10 juta. "Permintaan banyak yang datang dari pengusaha yang menempatkan booth di mal," ujarnya.

Selain dari kemitraan, ia juga melayani pemesanan dari pihak yang berpartisipasi di pameran-pameran. "Saya melayani klien yang berpartisipasi di Jakarta Convention Center dan Balai Kartini," ujar Aldo.

Aldo meraup omzet antara Rp 10 juta hingga Rp 12 juta per bulan. Biasanya, Aldo membuat model booth sesuai permintaan klien. Namun, jika klien tak menyodorkan ide sama sekali tentang desain booth, kedua pelaku usaha ini siap sedia mencurahkan idenya. Lama waktu pengerjaannya bervariasi. Tapi, paling lama hanya memakan waktu dua pekan untuk satu booth.

Untuk bisa terus bersaing, Aldo juga mulai memproduksi booth dengan pelat besi yang biasanya untuk tipe outdoor dengan harga yang 40% lebih mahal daripada bahan kayu.

Aldo optimistis usaha ini terus akan menjanjikan keuntungan yang besar ke depannya karena melihat pesatnya pertumbuhan kemitraan di Indonesia.

Sementara itu, Warsito, pemilik Raja Gerobak mengatakan, peningkatan usahanya tahun ini mencapai 50% dari tahun sebelumnya. Bahkan kenaikan sepanjang tahun pun cukup pesat. Bila pada Januari 2011 dia hanya mampu memproduksi 20 sampai 80 gerobak dengan omzet Rp 300 juta, sekarang dia minimal memproduksi 40 sampai 80 gerobak dengan omzet Rp 400 juta.

Warsito menjual booth-nya dari harga termurah Rp 3,5 juta sampai yang termahal Rp 40 juta. Permintaan datang dari waralaba baru maupun waralaba yang lama. "Biasanya waralaba kuat saja yang bisa bertahan" ujar Warsito. Dia mencontohkan Turki Baba Rafi dan Corner Kebab yang tiap bulan bisa memesan 10 sampai 15 booth.

Warsito mengungkapkan, banyak waralaba baru yang satu setengah bulan memesan kembali sebanyak tiga sampai lima unit. "Mereka sadar bila booth mereka ada di mana-mana, orang akan percaya bahwa mereka adalah waralaba yang bagus," ujar Warsito.

Warsito juga mempunyai pelanggan yang tiap dua atau tiga tahun merenovasi booth untuk mendapatkan tampilan baru yang lebih segar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×