kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Usai sayur & beras, telur organik kian diburu (1)


Jumat, 04 Agustus 2017 / 10:15 WIB
Usai sayur & beras, telur organik kian diburu (1)


Reporter: Nisa Dwiresya Putri, Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

Tingkat kesadaran akan pentingnya kesehatan yang kian tinggi, membuat konsumen banyak memburu bahan makanan sehat. Salah satunya, makanan organik yang minim paparan zat-zat kimia.

Setelah sayur-mayur dan beras organik, kini konsumen juga mulai memburu  telur organik. Selain kandungan protein yang lebih baik, telur ini juga mengandung vitamin C, mineral, kadar lemak, serta phytonutrients yang dipercaya dapat melawan pertumbuhan sel kanker. Selain itu, telur ini juga tidak memicu timbulnya alergi.  

Muhammad Ihsannudin penjual telur organik asal Bekasi, Jawa Barat mengatakan, permintaan telur organik makin tinggi. Dalam sehari, dia bisa menjual sekitar 20 kg telur jenis ini. Harga per kilogramnya dipatok cukup tinggi, yakni sekitar Rp 30.000. "Saya rasa kedepan masih akan laris manis, apalagi ini baik untuk anak-anak," katanya.

Dia mengambil pasokan telur dari salah satu produsen telur organik yang berada di Bantar Gebang, Bekasi. Ihsan ini sudah menekuni usaha ini sejak dua tahun lalu.

Senada, Aeng, pengurus Putra Perkasa Farm juga menilai telur organik makin banyak peminatnya pada tahun-tahun mendatang. Tak hanya konsumen yang berada di kota-kota besar, tapi juga di kota-kota kecil lainnya. Meski tak menghitung prosentas kenaikan permintaan, Ihsan mengakui permintaan telur organik terus meningkat tiap bulannya. 

Telur produksi Putra Perkasa Farm dipasok ke supermarket. Dalam sekali panen, peternakan itu bisa menghasilkan lebih dari satu kuintal. Aeng mengemas telurnya dalam pak berisi enam butir dengan harga Rp 16.000 tiap pak. Dalam sehari, dia mengirimkan minimal 100 pak telur organik.  

, dia enggan menyebutkan nilai keuntungan bersih yang didapatkannya. Aeng sudah menekuni usaha ini sejak lima tahun lalu. Awal ketertarikannya memproduksi telur organik setelah melihat makin banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi sayuran organik. Lantas, dia mengganti ayam di sebagian peternakannya di daerah Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat dengan ayam organik.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×