Reporter: Ragil Nugroho, Rivi Yulianti | Editor: Tri Adi
Beberapa tahun belakangan, kuliner berbahan bebek menuai popularitas. Masyarakat berlomba-lomba memburu jenis makanan ini. Tak heran, waralaba yang menawarkan aneka sajian bebek pun bermunculan. Hanya saja, kondisi ini menimbulkan persaingan yang ketat. Ini terlihat dari pertumbuhan jumlah gerai yang mungil.
Dari tiga kemitraan yang pernah ditulis KONTAN, tak banyak pembukaan gerai-gerai baru dalam setahun terakhir. Paling banyak, pertambahan jumlah gerai anyar hanya empat outlet saja. Padahal, tren daging bebek belum pudar. Berikut ulasan beberapa waralaba bebek yang pernah ditulis KONTAN:
n Bebek Kapau
Sesuai dengan namanya, resto ini menyajikan sajian bebek ala Minangkabau, plus dengan sambel ijo khas Minang yang terkenal superpedas.
Roni Eko Putra mulai menawarkan kemitraan Bebek Kapau pada 2009. Saat ini, Bebek Kapau sudah mempunyai tujuh mitra, termasuk satu mitra sebagai master franchise untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya.
Asal tahu saja, ketika KONTAN mengulas Bebek Kapau di November 2010 lalu, mereka belum mempunyai mitra master franchise.
Hingga kini, Roni masih menawarkan tiga paket kemitraan. Pertama, paket UKM yang terdiri dari booth kecil senilai Rp 15 juta, booth berbentuk L dengan harga Rp 25 juta, dan paket berbentuk kotak seharga Rp 40 juta.
Kedua, paket Resto dengan investasi Rp 75 juta. Kemitraan untuk paket UKM dan Resto ini berlaku selama lima tahun tanpa biaya royalti.
Ketiga, paket Reseller dengan biaya investasi awal sebesar Rp 75 juta yang berlaku seumur hidup. Pada paket ini, Roni memungut royalty fee sebesar Rp 25 juta per tahun mulai tahun kedua.
Sejauh ini, yang paling diminati adalah paket UKM seharga Rp 15 juta. "Karena modalnya kecil, balik modalnya paling cepat," ujar Roni.
Dalam sehari, gerai mampu menjual 30 sampai 50 porsi, dengan harga jual antara Rp 18.000 sampai Rp 20.000. "Mitra berhak menentukan harga jualnya sendiri, saya hanya menyarankan harga idealnya saja," ungkap Roni.
Bahkan mitra boleh memakai daging lain, seperti ayam, cumi, dan burung puyuh. "Yang penting bumbu ungkep dan sambalnya tetap dari kami," ujar Roni.
Jika mengambil paket master franchise, Roni akan mengirim seorang juru masak untuk menjaga kestabilan rasa. Maklum, mitra ini juga berfungsi sebagai pemasok bahan baku untuk wilayahnya agar kesegarannya tetap terjaga. Juru masak inilah yang akan mengolah bebek hingga setengah matang untuk dikirim kepada mitra.
Biaya investasi awal paket master franchise sebanyak Rp 150 juta. Itu sudah termasuk biaya royalti Rp 75 juta untuk jangka waktu lima tahun. Biaya royalti bisa dicicil selama tiga tahun masing-masing sebesar Rp 25 juta.
Keuntungan bagi master franchise berupa biaya royalti dari mitra-mitra yang bergabung di bawahnya. Besar biaya royalti ini 20% dari omzet per bulan. Roni pun akan mendapat separo biaya royalti dari master franchise.
n Waroeng Bebek Starduck
Rumah makan ini tidak hanya menyediakan menu standar, seperti bebek goreng, bebek panggang, atau bebek bakar. Mereka juga menyajikan beragam menu unik, semisal sate bebek, steak bebek, spaghetti bebek, lumpia bebek, hingga piza bebek.
Budi Setiawan mendirikan Waroeng Bebek Starduck sejak 2007. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada Mei 2010, ia baru menawarkan konsep kemitraan.
Saat KONTAN mengupas kemitraan Waroeng Bebek Starduck pada Juni 2010 lalu, mereka baru memiliki tiga gerai mitra. Mereka tersebar di daerah Bandung, Purwakarta, dan Surabaya.
Saat ini, dua mitra baru dari Cimahi dan Semarang sudah bergabung. Bahkan, dalam waktu dekat Waroeng Bebek Starduck akan membuka di Kota Duri, Riau.
Budi menawarkan tiga paket kemitraan Waroeng Bebek Starduck. Yakni, paket kaki lima, middle concept, dan master franchise.
Nilai investasinya mulai dari Rp 25 juta untuk paket kaki lima dengan kerja sama selama tiga tahun. Lalu, untuk paket middle concept, Budi mematok biaya investasi awal Rp 50 juta untuk kerjasama hingga tujuh tahun.
Jika mitra menginginkan paket master franchise, ia harus menyiapkan dana sebesar Rp 90 juta. Kerja sama paket ini selama 10 tahun. Mitra juga akan mendapatkan komisi 10% dari biaya investasi tiap mitra di daerahnya.
Namun, Budi tak mengenakan biaya royalti untuk ketiga paket tersebut. "Mereka hanya wajib membeli bahan baku dari pusat," katanya.
Harga menu di Waroeng Bebek Starduck berkisar antara Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per porsi. Budi pun mematok waktu balik modal tak sampai setahun jika mitra bisa memenuhi omzet hingga Rp 850.000 per hari.
Budi bilang, prospek waralaba ini masih menjanjikan. Selain daging bebek yang masih menjadi favorit, kualitas rasa Waroeng Bebek Starduck selalu terjaga. "Kami punya stok daging bebek unggul dari Bandung dan Cirebon yang dikelola sendiri," tegasnya.
n Bebek Kremes Wong Yogya
Berdiri sejak 2006, Samsianata menawarkan kemitraan Bebek Kremes Wong Yogya mulai April 2008. Kini, sudah ada 22 mitra yang membuka gerai Bebek Kremes Wong Yogya. Ada penambahan empat gerai baru sejak KONTAN meliput kemitraan ini dua tahun silam.
Tapi Samsianata mengungkapkan, ada satu gerai di Yogyakarta yang tutup lantaran lokasinya tak jauh dari daerah gempa. "Daya beli masyarakatnya turun," ujarnya.
Sampai saat ini, Samsianata masih menawarkan satu model kemitraan dengan investasi awal Rp 50 juta untuk kerjasama selama 10 tahun. Ia juga masih memasang kriteria luas gerai minimal 100 m2 dan lahan parkir yang mampu menampung lima mobil. Khusus yang mengambil lokasi di mal, si mitra bisa menempati ruang dengan luas 20 m2.
Samsinata pun tak mengharuskan mitra membeli bahan baku darinya. Si mitra bisa membeli sendiri semua kebutuhan usaha. "Karena saya membuka semua rahasia dapur termasuk bumbunya," ungkap dia. Ia juga tak mengutip biaya royalti.
Hanya, ketika mitra berniat meneruskan kerjasama, Samsinata memungut Rp 25 juta sebagai biaya perpanjangan. Ia menjanjikan mitra balik modal dalam 24 bulan. Itu dengan asumsi pendapatan kotor Rp 1,5 juta per hari.
Untuk tahun 2011 ini, Samsinata akan fokus untuk membuka gerai di mal atau food court yang ada di Bandung. Menurutnya, mitra yang membuka usaha di tempat itu cenderung lebih aman. "Apalagi, tren olahan daging bebek masih sangat populer di Bandung," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News