kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45911,43   8,09   0.90%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wah, ada tawaran berjualan es dawet ikan nila


Selasa, 20 Mei 2014 / 14:57 WIB
Wah, ada tawaran berjualan es dawet ikan nila
ILUSTRASI. Cara Bikin Peralatan Stainless Steel Jadi Kinclong (Dok/DIY Beautify)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan tawar yang cukup banyak digemari sebagai lauk untuk dikonsumsi masyarakat. Harga jual ikan ini relatif lebih murah ketimbang ikan-ikan tawar lainnya. Tidak hanya digoreng, ikan ini juga banyak diolah menjadi camilan seperti bakso, nuget, dan keripik. Bahkan ada yang mengolahnya menjadi minuman.

Adalah Heri Susanto dari Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, salah satu perintis minuman es berbahan baku ikan nila. Semula dia adalah seorang pembudidaya ikan nila yang mencari inovasi lain untuk memberi nilai tambah pada produksi ikan nilanya. Dengan dibantu istrinya, ia merintis usaha es dawet ikan nila sejak Maret 2013 dengan mengusung nama Dawet De Nila.

Heri mengklaim, es dawet ikan nila buatannya dijamin tidak berbau amis karena telah diolah dengan resep khusus. Selain itu, kata dia, dawet tersebut bisa tahan seminggu jika disimpan dalam kulkas.

Heri menawarkan kerjasama atau kesempatan bisnis (business opportunity) untuk menjual produknya, sejak awal tahun ini. Dia tidak menetapkan harga paket investasi. Namun, yang jelas mitra harus menggunakan nama merek Dawet De Nila. Selain itu, mitra juga wajib membeli bahan baku dari dia. Saat ini, Dawet De Nila telah memiliki satu mitra yang berlokasi di Yogyakarta.  

Bahan baku Dawet De Nila dibanderol dengan harga Rp 65.000 per kilogram (kg). Heri tidak membatasi pembelian bahan baku dawet kepada mitra.  Menurutnya, tiap 1 kg dawet bisa diolah menjadi 60 cup.

Mitra bisa menjual Dawet De Nila dengan harga Rp 5.000 per wadah. Dengan demikian, satu kilogram bahan baku es dawet bisa menghasilkan omzet sekitar Rp 300.000 per hari atau Rp 9 juta per bulan. "Setelah dikurangi biaya pembelian bahan baku lainnya seperti gula dan kelapa, mitra masih tetap bisa mendapatkan untung berjualan minuman dawet ini," kata dia.

Heri menjelaskan,  ke depannya ia akan terus mengembangkan usahanya dengan sekaligus menyediakan booth dan peralatan lain, sehingga calon mitra yang ingin memulai usaha Dawet De Nila bisa langsung berjualan. "Tahun ini rencananya. Saat ini kita baru selesai mengurus lisensinya,” tutur Heri. Anda berminat mencoba?            

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×