Reporter: Azis Husaini | Editor: Tri Adi
Kian banyak restoran cepat saji yang menyajikan menu baru sebagai tambahan. Starbucks menawarkan menu sarapan dan camilan, sementara Kentucky Fried Chicken (KFC) membikin kedai kopi. Bisnis makanan dan minuman ini menyatu.
Bila Anda bertandang ke kedai-kedai kopi Starbucks di Amerika Serikat, jangan kaget kalau pramuniaga kedai kopi ini menawarkan beragam menu lain yang tidak ada hubungannya dengan kopi. Selain camilan seperti kue kering, muffin, cookies, atau scones sebagai teman minum kopi, Starbucks juga menyediakan sandwich dengan isi tuna dan daging.
Jangan kaget pula jika Anda disodori menu sarapan (breakfast) yang tergolong beragam. Selain sandwich, ada juga beragam menu berbahan dasar biji gandum utuh (oat meal).
Tak hanya sampai di situ. Selain berjualan makanan, rencananya Starbuck juga akan berjualan minuman selain kopi untuk melengkapi minuman kopinya yang sudah terkenal itu. Sayangnya, Starbuck belum mengungkapkan jenis minuman yang akan mereka jual. Alasannya, menunggu momen yang tepat, yakni saat ulang tahun kedai kopi yang lahir di negeri kopi Uwak Sam itu.
Perusahaan milik Howard Schultz ini memang sedang berbenah. Belajar dari tutupnya banyak gerai Starbucks di belahan Amerika, perusahaan asal Seattle ini langsung mengubah gerainya.
Kini, Starbucks tak sekadar sebagai tempat ngopi. Pengunjung juga bisa menikmati sarapan atau bahkan makan berat. Starbucks juga mengubah logonya menyambut ulang tahunnya ke-40 nanti.
Menurut pengamat pemasaran dari dM Idholland Daniel Surya, kemungkinan besar, petinggi Starbucks bakal menggeser konsep gerainya, dari sekedar kedai kopi menjadi tempat untuk bersantai sambil bersantap atau biasa disebut konsep life style.
Fetty Kwartati, General Manager Corporate Secretary PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), selaku pemegang waralaba Starbucks di Indonesia, menjelaskan, perubahan konsep gerai ini sejalan dengan keinginan Starbucks yang ingin menjadi peritel. “Jadi, produk jualan kami tidak hanya melulu kopi,” kata dia.
Fetty sendiri, secara terus terang, mengaku belum mengetahui secara pasti arah bisnis Starbucks ke depan. Dia belum menerima penjelasan secara menyeluruh dari kantor pusat. Namun, sepertinya dengan perubahan konsep ini, Starbucks bakal lebih leluasa bergerak dalam bisnis makanan dan minuman.
Sebetulnya, sejak Starbucks menginjakkan kaki di Indonesia pada 2002, kedai ini boleh menjajakan minuman selain kopi. Makanya, MAPI juga menyajikan teh dan jus sari buah. Camilan pun sudah tersedia. Namun, mayoritas konsumen yang bertandang ke Starbucks masih lebih memilih minuman kopi ketimbang produk yang lain.
Kondisi ini, menurut Fetty, masih berlangsung hingga kini. Maklum, konsumen memang lebih mengenal Starbucks sebagai kedai kopi. “Menu yang lain itu kami hadirkan hanya sebagai menu variasi,” kata dia.
Mitra Adiperkasa sadar, hanya mengandalkan dagangan kopi tanpa melibatkan dagangan yang lain jelas kurang menguntungkan. Supaya dagangan kopi dan menu variasi lainnya berjalan beriringan, Mitra Adiperkasa langsung menerapkan konsep buka 24 jam penuh di beberapa gerai yang ada di lokasi strategis, seperti di pusat belanja atau di pusat bisnis. Harapannya, selain kopi spesial Starbucks, menu sarapan yang sudah tersedia bisa mengundang konsumen datang.
Meski ada perubahan konsep dan logo, toh, Mitra Adiperkasa masih akan tetap mengandalkan kopi sebagai menu andalan dalam memasarkan Starbucks di Indonesia. Justru dengan cara ini, perusahaan ritel ini yakin penjualan menu varian lainnya ikut terdongkrak. “Pasti suatu saat orang ingin mencoba menu kami yang lain,” tambahnya.
Kiat ini tergolong berhasil. Penghasilan menu sampingan, menurut penilaian Mitra Adiperkasa, cukup bagus. Sayang, Fetty enggan membeberkan angka pastinya. Berbekal keyakinan inilah, Mitra Adiperkasa bakal terus menambah gerai Starbucks yang kini sudah berjumlah 90 gerai.
Jika tidak ada aral melintang, MAPI bakal menambah 25 gerai Starbucks lagi. Fokus perhatian mereka adalah pasar luar Jawa yang memang belum tergarap secara optimal. Seperti di kota-kota besar Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. “Ini bakal menjadi prioritas kami,” sambungnya.
Menyatukan kedai kopi
MAPI yakin pasar luar Jawa mempunyai potensi yang sama besar dengan Jawa. Pasalnya, budaya minum kopi tak cuma milik orang yang tinggal di pulau Jawa tapi juga sudah ada sejak lama hidup di luar Jawa, seperti di Sumatra dan Sulawesi. Terlebih, wilayah seperti Sumatra dan Sulawesi sudah terkenal sebagai penghasil kopi yang berkualitas.
Kiat lainnya adalah mengembangkan kedai kopi di tempat peristirahatan (rest area). Misalnya menambah layanan pesan langsung (drive thru) 24 jam penuh di empat titik. Yakni satu di areal jalan tol Jakarta– Cikampek, dua di tol Jagorawi dan satu lagi di ruas tol Jakarta–Merak.
Tak hanya Starbucks yang terus berupaya menambah menu sajiannya. Pizza Hut Indonesia malah sudah terlebih dahulu menambah daftar menu selain piza dan pasta dalam daftar dagangannya. Kini, mereka juga menyediakan menu nasi, orieantal beef meal, asian crispy shrimp, serta chicken teriyaki lengkap dengan saus khas Jepangnya.
Beberapa gerai utama Mc Donald’s, seperti di Kemang, Jakarta, juga memiliki kedai kopi bernama Mc Caffe. Isi kedai ini kurang lebih sama dengan kedai kopi lainnya. Selain menyajikan minuman kopi, juga tersedia beraneka macam camilan. “Maklum, kini, ngopi sudah menjadi gaya hidup kaum urban,” kata Daniel.
Tren inilah yang membuat PT Fastfood Indonesia Tbk juga tak mau ketinggalan. Mereka juga membuat gerai khusus untuk ngopi. Sejak tahun lalu, pewaralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) ini mendirikan KFC Coffee.
Fastfood Indonesia terbilang serius dalam membangun fasilitas tambahan KFC ini. Namun, konsep yang mereka usung rada berbeda dibandingkan dengan Mc Caffe ala McDonald’s yang terpisah dari Mc Donald’s meski dalam satu bangunan utama.
Letak KFC Coffee menyatu dengan KFC. Menurut Juwono, Direktur PT Fastfood Indonesia, penyatuan ini bertujuan untuk memudahkan para pelanggan yang ingin pindah meja. Pelanggan yang tadinya sudah kenyang menyantap ayam goreng racikan Kolonel Sanders bisa langsung berpindah meja guna mencicipi kopi ala restoran ayam goreng ini.
Konsep yang menggabungkan gerai makan dan mengopi ini penting bagi KFC yang menyasar kalangan keluarga. Meski sang ayah cuma mau mengopi saja, ia tetap bisa menyeruputnya di meja makan KFC bersama keluarga tercinta.
Konsep ini sudah mulai diterapkan di salah satu gerai KFC di bilangan Kosambi, Jakarta Barat. Ruangan untuk pelanggan yang menyantap ayam goreng dan untuk menyeruput kopi tidak memiliki pembatas yang tegas.
Selain menyasar keluarga, KFC Coffee juga membidik segmen pasar yang lain, yakni para kawula muda. Apalagi, gerai KFC berfasilitas KFC Coffee ini sudah dilengkapi fasilitas WiFi atau internet nirkabel. Sambil browsing, para remaja bisa sekalian menyeruput kopi KFC.
Juwono mengklaim, konsep gabungan KFC dan KFC Coffee terbilang berhasil. Tanpa mau menyebut angka, menurutnya, ada pertumbuhan pengunjung yang signifikan di gerai-gerai yang menerapkan konsep ini.
Hasil yang memuaskan inilah yang membuat Fastfood Indonesia serius menambah gerai bisnisnya. Persiapan mereka sudah matang. Fastfood Indonesia sudah memiliki lahan seluas 2.000 hektare untuk membangun gerai KFC yang dilengkapi dengan KFC Coffee secara stand alone. Ini untuk melengkapi 400 gerai KFC yang sudah ada di seluruh Indonesia.
Saat ini, gerai KFC yang dilengkapi KFC Coffee sudah mencapai 15 gerai. Fastfood Indonesia bakal menambah 15 gerai lagi sepanjang tahun 2011 ini. Untuk menambah satu KFC Coffee ini, Fastfood Indonesia harus merogoh kocek Rp 300 juta. Maklum, Fastfood Indonesia harus memoles penampilan KFC Coffee agar menarik pengunjung.
Padahal, menurut Daniel, di awal-awal masa berdirinya, KFC Coffee ini, ibarat anak tiri bagi Fastfood Indonesia. Maklum, saat awal pendirian, KFC Coffee merupakan anak usaha Fastfood Indonesia. Namun, setelah mencium aroma bisnis kopi yang semerbak, perusahaan patungan Ricardo Gelael dan Anthony Salim ini langsung bergerak cepat untuk menyatukan KFC Coffee ke dalam pangkuan KFC.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News