Reporter: J. Ani Kristanti, Marantina | Editor: Tri Adi
Tren gaya hidup sehat sedang naik daun beberapa tahun terakhir ini. Tengok saja, pusat-pusat kebugaran yang selalu terlihat ramai. Orang semakin sadar, kesehatan menjadi kebutuhan penting dalam kehidupan.
Selain rajin mengolah tubuh, salah satu cara untuk menjaga badan tetap sehat adalah memilih makanan yang tepat. Tak heran, sebagian orang mulai mengutamakan produk yang sehat dan berkualitas untuk santapan mereka.
Menjamurnya gerai roti dan kue (bakery) belakangan ini juga diikuti ramainya permintaan kue sehat atau kue diet. Pasar kue ini makin besar, lantaran makin banyak orang peduli dengan kesehatan. Seperti yang terlihat di Segeer Bakery. Produk diet yang awalnya banyak diminati oleh konsumen berusia 40 tahun ke atas, kini juga banyak dibeli oleh pekerja kantoran dan anak-anak muda.
Susi Salamah, pendiri Segeer Bakery Gerai, merintis usaha ini beranjak dari pengalaman pribadi. Dia kesulitan menemukan roti diet untuk suaminya, yang menderita jantung dan sempat berobat di Jerman. “Ketika tinggal di Jerman, saya lihat banyak sekali yang jual roti diet, terutama untuk penderita diabetes,” kenang Susi.
Berawal dari pengalaman itulah, Susi lantas merintis bisnis roti diet pada 2000. Tak disangka, produknya mendapat respons cukup bagus. Dia pun membuka gerai Segeer di Jalan Arteri Kelapa Dua, Jakarta Barat.
Kini, gerai yang dikelola putrinya, Putri Maria Nashwah ini punya beragam produk kue diet. Sebut saja, blackforest, strawberry shortcake, blueberry shortcake, dan tiramisu. Rentang harganya mulai Rp 200.000 hingga Rp 500.000 per loyang. Segeer juga menjual roti diet seharga Rp 20.000 per bungkus. Dalam sebulan, kue diet ini bisa mendatangkan omzet Rp 300 juta. “Hampir 100% kue diet ini merupakan orderan,” kata Putri.
Tak jauh berbeda. Awal mula KeShie Deisra membangun bisnis kue dietnya dipicu oleh permintaan yang semakin tinggi. “Pada awalnya kami memasarkan dari dan kerabat saja. Karena demand kian banyak, kami memutuskan untuk menambah kapasitas serta meresmikan Dulcet jadi online cakeshop,” terang Keshia.
Alasan lain dia mengembangkan bisnis kue sehat karena melihat kebutuhan kue saat ini yang tak bisa dihindari. Sebut saja, penyajian kue menjadi lumrah untuk acara sehari-hari. Karena itu, Keshie pun berusaha membuat kue yang relatif aman untuk dikonsumsi dalam frekuensi yang sering.
Dulcet Patisserie menawarkan beragam kue, mulai dari jenis cake, cupcake, pie, dan berbagai jenis pastri. Rentang harga Rp 150.000–Rp 350.000. Beberapa kue pesanan khusus bisa mencapai Rp 1,5 juta.
Untuk menjaga kualitasnya, semua kue ini dibuat fresh sebelum pengiriman ke alamat konsumen. “Jadi, kue dibuat setelah pembeli mentransfer uang pembayaran,” kata Keshie. Saban hari, Dulcet mengirim 100 buah kue ke pelanggannya.
Bahan khusus
Lantaran mengusung konsep santapan sehat sebagai label dagangnya, Segeer mementingkan kadar kalori yang terkandung dalam produknya. Susi pun menggandeng ahli gizi untuk memastikan produk bikinannya benar-benar sehat, selama 2001 hingga 2003. “Sejak saat itu, setiap kue dan roti diet yang kami buat selalu disertakan nutrition fact yang berisi jumlah kalori dan kandungan kadar gula,” jelas Susi yang memulai usahanya dengan modal Rp 60 juta.
Mereka menggunakan bahan baku sesuai dengan saran ahli gizi, seperti menggunakan telur omega tiga atau mengganti coklat dengan bittersweet, gula diet, dan butter. Tak hanya bahan baku yang diganti, porsi juga dibatasi. “Tapi rasanya tetap manis dan enak, meski rasanya tak semanis kue biasa,” ujar Putri.
Demikian pula dengan Dulcet yang menyajikan kue-kue berkadar lemak rendah (low-fat) karena menggunakan vegan butter yang bebas kolesterol, low sugar karena menggunakan gula buatan dan takaran gula dikurangi hingga 50%. Keshia juga menjamin kue bikinannya bebas dari bahan-bahan artifisial seperti pengembang dan pengawet serta halal.
Yang harus Anda tahu, beberapa bahan baku ini adalah produk impor karena memang belum diproduksi di Indonesia. Tapi, jangan khawatir, pemasok bahan-bahan kue itu bisa ditemukan di Jakarta. Hanya, harga bahan-bahan kue impor ini juga lebih mahal ketimbang bahan kue buatan lokal. Karena itu, seperti Putri bilang, harga kue diet bisa lebih mahal 10%–20% dibanding dengan kue biasa.
Selain itu, jika ingin memulai bisnis kue sehat, selain menitikberatkan pada bahan baku, Anda juga harus rajin berinovasi untuk menciptakan variasi baru. Lihat saja jurus Dulcet. Untuk memperluas pasarnya, setiap bulan, Dulcet terus mengeluarkan kue-kue spesial.
Jangan lupa, supaya bisnis berjalan lancar, Anda juga harus rajin mendidik konsumen mengenai kue sehat. “Kami tak pernah menutup-nutupi bahan baku yang dipakai, karena tujuan kami membangun kepercayaan konsumen,” jelas Keshia.
Yang jelas, jika Anda tertarik, peluang membuka bakeri sehat masih terbuka lebar, karena pemain masih sedikit. Margin usaha ini pun cukup manis, bisa mencapai 40%.
Tertarik mencicipinya?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News