kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.663.000   13.000   0,79%
  • USD/IDR 16.290   59,00   0,36%
  • IDX 7.018   -55,54   -0,79%
  • KOMPAS100 1.028   -8,28   -0,80%
  • LQ45 801   -9,49   -1,17%
  • ISSI 212   -0,28   -0,13%
  • IDX30 415   -6,57   -1,56%
  • IDXHIDIV20 500   -5,74   -1,13%
  • IDX80 116   -0,97   -0,83%
  • IDXV30 120   -0,97   -0,80%
  • IDXQ30 137   -1,52   -1,10%

Warna-warni bisnis sekolah menggambar si kecil


Selasa, 03 April 2018 / 11:30 WIB
Warna-warni bisnis sekolah menggambar si kecil


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Menggambar dan mewarnai seringkali menjadi pilihan orangtua untuk mengisi aktifitas buah hatinya. Apalagi, kedua aktivitas seni tersebut memberikan dampak positif bagi anak, seperti, mendorong tingkat motorik, mengambil keputusan, media terapi untuk mengontrol tingkat emosi, melatih kemampuan koordinasi dan lainnya Inilah yang melahirkan peluang untuk membuka kelas menggambar dan mewarnai.   

Sekolah menggambar dan mewarnai pun banyak bermunculan. Oscar Sumarli, pendiri Ohayolukis pun mengakui ramainya bisnis ini, terutama di kota-kota satelit. Dirinya pun getol membuka cabang baru Ohayolukis.

Sampai sekarang sudah ada 105 cabang yang beroperasi di 20 kota. Beberapa diantaranya yaitu di  Garut, Solo, Madiun, Jayapura, Denpasar dan Lampung. Total siswanya ada sekitar 4.000 anak dengan 300  karyawan.

Untuk tahun-tahun ke depan, dia pun melihat bisnis ini masih potensial dan dapat terus berkembang seiring tingginya kesadaran oranguta untuk mendukung minat anak. "Jenis kelasnya juga terus kami kembangkan. Ohayulukis akan segera meluncurkan kelas digital art sehingga anak tidak hanya menggambar secara manual tapi bisa juga dengan digital," katanya pada KONTAN, Senin (5/2).

Saat ini, ada empat kelas Ohayolukis, yaitu crayon, kanvas, manga dan manga korea. Rata-rata, siswa yang bergabung berusia tiga tahun sampai dewasa.

Untuk setiap tingkatan, masa belajarnya selama tiga sampai empat bulan. Biaya kursusnya dibanderol mulai dari Rp 325.000 sampai Rp 575.000 per bulan. Dalam seminggu ada satu kali hingga dua kali pertemuan, sesuai dengan kurikulum tiap kelas.

Pendiri Picasso Creative Art, Muhammad T. Jintang juga mengatakan jika orang tua sudah cukup sadar akan pentingnya mendorong minat anak diluar pelajaran sekolah. Alhasil, banyak orang tua yang ingin menggali minat anak dengan menambah les tambahan, seperti menggambar dan mewarna. Untuk kedepannya bisnis ini masih akan bersinar karena potensi pasar yang cukup besar di dalam negeri.

Sama dengan sebelumnya, dia membuka kelas untuk anak-anak sampai orang dewasa. Dengan delapan pilihan kelas beberapa diantaranya, manga, drawing for kids, dan kanvas.

Untuk tarifnya dipatok mulai dari Rp 300.000 sampai Rp 800.000 per bulan. Waktu pelatihannya satu kali seminggu selama 90 menit.

Jitang menambahkan setiap anak yang hendak mengikuti kelas wajib mengikuti tes untuk mengetahui tingkat bakat menggabar dan mewarna. Baru setelah itu, dimasukkan dikelas sesuai level alias kemampuan. Untuk satu level masa belajarnya selama empat bulan.

Sampai dengan hari ini, ada sekitar 300 siswa dan 20 pengajar yang bergabung.   

Ramai pemain, potensi sekolah menggambar masih tergambar

Menyimpan potensi bisnis yang besar, banyak pemain baru bermunculan, membuka sekolah menggambar dan mewarnai. Bahkan, ada pula yang langsung menerapkan konsep waralaba untuk mempercepat pertumbuhan bisnisnya.  

Aroma persaingan pun mulai menguar, meski belum tercium kuat. Menurut Muhammad T.Jitang, pemilik Picasso Creative Art, banyaknya pemain menjadi tanda bahwa bisnis ini terus berkembang. Dia pun terus terdorong untuk menciptakan sesuatu yang baru agar tampak berbeda.

Jitang pun terus menambah jenis kelasnya dengan menambah kelas gambar digital. Saat ini, dia bersama tim masih dalam tahap persiapan.

Meski sudah banyak orang tua yang sadar akan manfaat menggambar dan mewarnai, namun Jitang tetap terus mengedukasi pasar. Ia rajin  mengunggah kampanye dalam akun media sosial, Instagram dan Facebook. Termasuk roadshow ke sekolah-sekolah agar langsung menyasar target konsumen. Dia juga sering terlibat aktif dalam bazar yang diadakan oleh lembaga pendidikan formal.

Sekitar tujuh tahun menjalankan bisnis ini, Jitang mengaku tidak mendapatkan kendala berarti. Kedepan, dia bakal melakukan standarisasi lembaga pendidikan non formal yang didirikannya.

Harapannya, bila sudah diakreditasi dan tersertifikasi dapat membuat usaha kian berkembang dan siap bersaing dengan pemain dalam ataupun luar negeri.

Oscar Sumarli, pemilik Ohayolukis justru tak merasakan kencangnya angin persaingan. "Bagi saya, saat ini menjadi waktu yang tepat untuk mengembangkan usaha," katanya pada KONTAN, Senin (5/2).

Sama dengan Jitang, Oscar pun mengaku tidak mendapatkan kendala yang berarti dalam menjalankan bisnis. Karena, dia memiliki modul pengajaran untuk anak yang tidak mempunyai kemampuan menggambar.

Selain itu, saban bulan ia selalu memberi pelatihan pada para pengajar melalui video. Lalu, setiap enam bulan sekali para pengajar akan dikumpulkan di pusat pelatihan yang ada di Jakarta. Usaha ini dilakukan untuk menjaga kualitas serta meningkatkan mutu para pengajar.

Lainnya, Oscar juga tetap melakukan edukasi pasar melalui akun sosial media seperti Instagram dan Facebook mengenai pentingnya mengasah terampilan menggambar dan mewarna pada anak sejak dini.

Kedepan, dia juga bakal terus menambah jumlah cabang melalui sistem waralaba. Menurutnya, potensi usaha ini masih sangat menjanjikan di wilayah yang belum di ada kursus menggambar dan mewarna.

Pameran waralaba pun menjadi salah satu senjatanya untuk menarik calon mitra baru. Sampai sekarang sudah ada 104 gerai milik mitra yang beroprasi di 20 kota seperti Lampung, Jayapura, Bali, dan Madiun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×