kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   -5.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.884   -19,00   -0,11%
  • IDX 6.727   48,36   0,72%
  • KOMPAS100 969   4,27   0,44%
  • LQ45 753   2,94   0,39%
  • ISSI 214   1,65   0,78%
  • IDX30 391   1,38   0,35%
  • IDXHIDIV20 471   3,48   0,74%
  • IDX80 110   0,33   0,30%
  • IDXV30 115   0,20   0,17%
  • IDXQ30 129   1,02   0,80%

Warna-warni potensi lukisan dinding


Senin, 05 Januari 2015 / 14:50 WIB
Warna-warni potensi lukisan dinding
ILUSTRASI. Pemerintah akan melakukan transaksi private placement Surat Utang Negara (SUN) dalam rangka penempatan dana tax amnesty.


Reporter: Izzatul Mazidah, Yuthi Fatimah | Editor: Havid Vebri

Agar tampil menarik, kini banyak orang menghias dinding interior rumahnya dengan kreasi mural atau seni melukis dinding. Selain tembok rumah, seni mural juga bisa diaplikasikan di perkantoran, restoran,  salon kecantikan, dan tempat-tempat lainnya.  

Mural berbeda dengan grafiti yang lebih menekankan hanya pada isi tulisan dan kebanyakan dibuat dengan cat semprot. Kreasi mural lebih bebas dan dapat menggunakan berbagai media cat, seperti cat tembok dan cat kayu.

Bahkan, mural juga bisa dihasilkan dari cat atau pewarna apapun, seperti kapur tulis atau alat lain yang dapat menghasilkan gambar. Melukis di tembok tentu berbeda dengan melukis di kanvas. Pengerjaan di tembok sedikit lebih rumit dan harus mengandalkan kreativitas dalam mengolah setiap bagian dinding agar menghasilkan keindahan.

Salah satu penyedia jasa mural adalah Bambang Prastiawan, pemilik usaha mural dinding Tina Art asal Demak, Jawa Tengah. Bambang memulai bisnis mural dinding sejak tahun 1991. Keahlian ini diperolehnya saat ia menimba ilmu  di Universitas Negeri Semarang dengan mengambil jurusan seni rupa.

Selain pelukis mural, Bambang juga berprofesi sebagai guru seni rupa di SMK Negeri 1 Demak. "Serunya membuat mural saya bisa membuat sesuatu dari imajinasi, dari kreativitas seni ini bisa menghasilkan uang," ujar Bambang.

Butuh waktu satu bulan

Menurut Bambang, proses pembuatan mural tergolong susah-susah gampang. Biasanya dalam satu proyek bisa diselesaikan dalam waktu dua minggu sampai satu bulan, tergantung tingkat kerumitannya.

Proses pembuatan mural dimulai dengan konsultasi bersama klien tentang gambar yang diinginkannya. Setelah itu dilanjutkan pembuatan dimensi dan sketsa di dinding yang akan dilukis. "Setelah itu baru proses pengecatan," katanya.

Untuk catnya, ia hanya menggunakan cat merek Mowilex karena kualitasnya bagus. Dalam satu proyek bisa menghabiskan 20 liter cat tembok dengan lima warna pokok. Ia mengaku, pernah menerima order pembuatan mural di dinding ruang kelas Taman Kanak-Kanak (TK), kamar tidur anak, dan dinding taman.

Kebanyakan kliennya berasal dari Jawa Tengah, seperti Pekalongan, Batang, Tegal, dan Semarang. Dalam melukis mural Bambang dibantu 20 orang karyawan. Ia mematok tarif mural Rp 250.000 per meter persegi (m²). Untuk pesanan dari luar Jawa Tengah, wajib menanggung biaya transportasi dan akomodasi timnya.

Dalam sebulan, ia bisa menerima dua proyek pembuatan mural. "Omzet saya dalam sebulan Rp 16 juta," katanya. Pemainnya lainnya adalah Raditya Gunawan di Bekasi, Jawa Barat. Pria 34 tahun ini sudah empat tahun menawarkan jasa seni lukis dinding dengan nama usaha Raditya Designer Art.

Berawal dari hobinya melukis, Radit rela melepaskan profesinya sebagai motivator. Ia merasa puas dengan pekerjaannya yang sekarang karena semua dijalani dengan rasa senang. "Puas saja kalau hasil karya saya disukai orang. Prinsip saya, pantang pulang kalau konsumen belum bilang oke," ujar Radit kepada KONTAN.

Radit mengaku, pernah melukis dinding rumah, sekolah, perusahaan, restoran, dan lain-lain. Radit melayani semua jenis desain, seperti animasi kartun, hewan, logo perusahaan, dan masih banyak lagi.

Biasanya, ia lebih banyak melayani sketsa yang sudah dibuat konsumen. Kendati begitu, ia juga bisa merancang sketsa sesuai keinginan pelanggan. "Biasanya saya merancang dulu di Photoshop. Setelah itu, baru saya tunjukkan ke orangnya. Kalau dia setuju, langsung saya kerjakan," jelasnya.

Ia mematok tarif pembuatan mural sebesar Rp 300.000 per m². Harga sudah termasuk perbaikan dinding dan lapisan cat, pengecatan ulang cat dasar, dan konsultasi gambar.

Namun, harga bisa berubah tergantung tingkat kesulitan gambar, lokasi pengerjaan, tingkat kesulitan area pekerjaan, dan beberapa hal lainnya. "Kalau di luar Jakarta itu kami kenakan biaya transportasi," ujarnya.

Dalam sebulan, Radit mengaku bisa meraup omzet hingga lebih dari Rp 100 juta. Omzet itu akan berlipat ganda jika sudah masuk musim banyak acara, yakni sekitar bulan April dan Mei. "Bulan-bulan itu lagi musim sekolah ramai bikin acara," kata Radit.         

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×