kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.325   -25,00   -0,15%
  • IDX 7.385   98,37   1,35%
  • KOMPAS100 1.043   4,18   0,40%
  • LQ45 790   2,44   0,31%
  • ISSI 245   3,70   1,53%
  • IDX30 409   1,41   0,35%
  • IDXHIDIV20 468   1,53   0,33%
  • IDX80 117   0,47   0,40%
  • IDXV30 119   0,68   0,57%
  • IDXQ30 130   0,23   0,18%

Yuk beli opak Uutuk oleh-oleh di Bandung (1)


Selasa, 01 Juli 2014 / 15:47 WIB
Yuk beli opak Uutuk oleh-oleh di Bandung (1)
ILUSTRASI. Havid Febri


Reporter: Rani Nossar | Editor: Rizki Caturini

Kota Bandung menyimpan segudang potensi industri. Tidak heran bila Anda berkunjung ke kota ini, akan banyak menemukan industri rumahan yang menghasilkan beragam produk dan jasa. Salah satu sentra industri yang bisa ditemui adalah pusat pembuatan opak di Kelurahan Cigondewah, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung.

Lokasi sentra ini berada di pinggiran selatan Kota Bandung. Jika menggunakan kendaraan pribadi, Anda bisa melewati pintu tol Pasirkoja dan masuk ke arah Jalan Soekarno Hatta. Darisitu sentra ini sudah tidak terlalu jauh.

Sebetulnya, Cigondewah terkenal dengan sentra tekstil. Jika memasuki kawasan ini, Anda akan langsung disambut dengan jejeran toko kain dan tempat produksi kain. Ternyata di sini juga ada sentra pembuatan opak yang tidak kalah terkenal. Sentra opak disini sudah berdiri sejak tahun 1980-an. Sehingga para produsen opak di sini rata-rata adalah generasi kedua.

Eutik Rohanah (55 tahun), salah satu produsen opak di sentra ini bilang, sejak remaja dia sudah mahir membuat opak, karena dulu ibunya pun berprofesi sebagai pembuat opak. Pada tahun 1980-an, orang ramai memproduksi opak saat menjelang bulan puasa. Setelah tahun 2000, opak mulai diproduksi setiap hari karena permintaan makin tinggi. Permintaan tidak hanya datang dari wilayah Cigondewah tapi dari luar kota Bandung.

Kini, ada lebih 10 pembuat opak dengan skala industri rumahan. Para produsen ini membuat opak dari pagi hingga pukul tiga sore. Konsumen bisa membeli secara eceran ataupun jumlah lebih banyak.

Saat KONTAN mengunjungi sentra tersebut, terlihat banyak pekerja yang tengah sibuk membuat adonan. Rata-rata pekerja di sana adalah ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri yang membatu ibunya bekerja setelah pulang sekolah.

Wulan Ratna (42 tahun), salah satu pembuat opak lainnya mengaku sudah memproduksi opak sejak 2002. Awalnya dia membantu tetangganya membuat opak selama dua tahun. Setelah itu dia memutuskan untuk membuka usaha sendiri. Untuk operasional, dia dibantu oleh kakak dan tujuh orang karyawan.

Wulan membuat opak polos tanpa bumbu dan opak dengan berbagai varian rasa seperti rasa kelapa, cabai balado hijau, cabai merah, dan opak dengan campuran kacang. Harga jual opak untuk kemasan paling kecil Rp 1.000 per bungkus,  berisi tiga buah opak ukuran sedang. Untuk ukuran paling besar seberat dua kilogram (kg) dijual Rp 25.000 per bungkus. Wulan bilang, omzet yang dia dapat setiap bulan sekitar Rp 10 juta. Jika sedang ramai atau saat Ramadan, pendapatan bisa Rp 20 juta per bulan.

Sementara, Eutik hanya membuat empat varian rasa opak yakni opak polos tanpa bumbu, opak rasa cabai terasi, opak rasa kelapa dan opak pedas. Dalam sehari, Eutik dan keenam karyawannya bisa menghasilkan lebih dari 40 kg opak. Sehari, Eutik bisa mengantongi pendapatan Rp 700.000−Rp 1,5 juta. Dalam sebulan dia mampu meraup omzet Rp 20 juta−Rp 30 juta per bulan.                      n

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×