kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yuk, berburu aneka biskuit di Ciracas! (2)


Jumat, 03 November 2017 / 11:15 WIB
Yuk, berburu aneka biskuit di Ciracas! (2)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Hampir seluruh pedagang di sentra penjualan biskuit di Jalan Raya Bogor, Ciracas, Jakarta Timur mendapatkan pasokan biskuit bermerek dari sejumlah distributor pertama pabrik. Produk lain diluar biskuit dipasok dari berbagai sumber, seperti agen dan pelaku usaha kecil atau industri rumahan. Selama ini, pasokan produk pun masih lancar memenuhi permintaan konsumen.

“Aneka biskuit bermerek, mulai yang kemasan kaleng sampai paket ekonomis diperoleh dari distributor," kata Handry, pemilik Toko Kue Dwi. Distributor biskuit ini sebenarnya juga masih merupakan karyawan pabrik.

Semua penjualan memang melalui para distributor. "Karena saya dan pedagang lain tidak bisa langsung beli dari pabrik, harus lewat distributor ini,” kata Handry. Sedangkan aneka camilan kiloan dan beberapa kue kering dipasok dari industri rumahan di sekitar Tangerang, Bekasi dan Jawa Barat.

Karena mengambil langsung dari distributor pertama pabrik, Handry mengklaim, harga biskuit yang dijualnya lebih murah dibanding pasar ritel modern, seperti supermarket dan minimarket. “Kalau hari biasa lebih murah di toko saya, dijamin. Tapi kalau waktu Ramadhan, menjelang Lebaran, harganya sama, karena di pasar ritel modern biasanya ada diskon,” tuturnya.

Sama dengan Handry, Syafii pedagang kue lain juga memasok biskuit di kiosnya lewat distributor pabrik tersebut. Kecuali produk cokelat impor dan beberapa merek tertentu yang ia beli dari agen grosir atau distributor tangan kedua.

Untuk merek tertentu, pedagang kecil, seperti Handry dan Syafii memilih membelinya dari distributor. Pasalnya, ada minimal kuota untuk pembelian langsung ke pabrik. Alhasil, kebutuhan modal pun cukup tebal. Demikian pula, untuk produk impor para pedagang juga mengandalkan pasikan agen.

Menjelang Lebaran, Natal dan Tahun Baru, sentra penjualan biskuit ini tentu kebanjiran pesanan dari berbagai wilayah. Tak heran, saat itu, akan banyak terlihat pedagang kue dadakan yang bermunculan di sepanjang Jalan Raya Bogor jalur Ciracas – Cibubur. “Ketika Ramadhan, biasanya di pinggir jalan ini banyak yang jualan pakai motor atau mobil. Penjual dadakan gitu, lumayan ramai juga di sini kalau pas Ramadhan,” ungkapnya.

Syafii pun turut mendapat berkah saat Ramadhan tiba. Beberapa varian biskuit yang biasanya tidak dijual saat pekan biasa, ditawarkan khusus saat Ramadhan. Syafii bilang, permintaan konsumen yang beragam mulai muncul sekitar sebulan menjelang Lebaran.

"Alhasil, momen hari raya dia anggap sebagai waktu yang tepat untuk mendongkrak omzet. Kalau hari biasa hanya sampai belasan juta, Ramadhan bisa puluhan bahkan ratusan juta,” ucapnya.  

Begitu pula Handry yang melengkapi varian biskuit dan camilannya saat Ramadhan, Natal dan Tahun Baru. “Gudang sampai lantai tiga full saat Ramadhan, Natal dan Tahun Baru. Saya biasanya menambah 10  karyawan lepas khusus Ramadhan. Padahal di hari biasa karyawan saya hanya lima orang,” tukas Handry.

Toko Kue Dwi juga buka non-stop 24 jam sebulan menjelang Lebaran. Omzetnya pun meningkat tajam, mencapai miliaran rupiah selama bulan Ramadhan. Handry memang memasang target omzet cukup tinggi pada momen tertentu, terutama saat Ramadhan.  

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×