Reporter: Marantina, Noor Muhammad Falih | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Siapa tak kenal durian? Buah tropis beraroma menyengat ini punya cukup banyak penggemar. Selain dimakan langsung, durian juga kerap diolah menjadi makanan atau minuman, seperti es durian. Adjie Jetendra adalah salah seorang yang melihat peluang bisnis dari minuman es durian. Ia merintis usaha Gena Duren sejak akhir tahun lalu di Yogyakarta.
Gena Duren meracik jajanan berupa durian yang dicampur susu, krim, dan es. Minuman itu disajikan dengan pilihan topping, seperti cokelat, kacang, choco chip, vanila, jeruk, dan karamel. Satu cup dibanderol Rp 6.000 hingga Rp 35.000.
Kata Adjie, pembuatan Gena Duren tidak menggunakan gula, jadi aman dikonsumsi dalam jumlah banyak. "Harga jual produk sangat bervariasi, jadi bisa dijangkau banyak kalangan," tuturnya.
Es duren buatan Adjie diminati banyak orang. Makanya, ia percaya diri menawarkan kemitraan sejak pertengahan tahun ini. Meski belum memiliki mitra, Adjie punya dua milik sendiri di Yogyakarta. "Sudah ada calon mitra di Jakarta, Bandung, dan Kalimantan, tapi masih dalam proses kerjasama," klaimnya.
Ia menawarkan tiga paket investasi Gena Duren. Paket gerobak dijual Rp 48 juta. Mitra akan mendapat gerobak, perlengkapan jualan, cup sealer, pelatihan karyawan, banner, neon box, dan bahan baku awal.
Ada pula paket kedai dengan investasi Rp 50 juta. Mitra berhak mendapat renovasi tempat, desain interior, perlengkapan masak, bahan baku awal, bahan promosi, dan pelatihan karyawan. Calon mitra harus menyiapkan tempat seluas 25 meter persegi (m2).
Terakhir, paket resto senilai Rp 300 juta. Mitra akan mendapat semua perlengkapan seperti ada di paket kedai. Namun, luas ruangan yang harus disiapkan mencapai 144 m2.
Kata Adjie, mitra bisa meraup omzet berkisar Rp 20 juta hingga 200 juta sebulan, tergantung jenis paket. Jika target keuntungan bersih sekitar 20% - 40% bisa tercapai, mitra bisa kembali modal sekitar enam bulan.
Pusat memungut biaya royalti Rp 2,9 juta per bulan untuk paket resto. Sementara, mitra paket gerobak dan kedai baru wajib membayar royalti pada tahun ketiga, senilai Rp 600.000 per bulan. Adjie optimistis bisa menggaet 100 mitra baru hingga penghujung tahun ini.
Masih terlalu dini
Konsultan Waralaba dari International Franchise Business Management, Evi Diah Puspitawati, menilai, bisnis ini belum teruji. Sebab, tidak semua orang menyukai kuliner dari bahan durian. Belum lagi nilai investasi yang ditawarkan terbilang tinggi untuk sebuah resto durian. "Tapi, namanya bisnis, suatu saat, kuliner durian juga bisa saja jadi booming," ujarnya.
Evi juga menggarisbawahi, usia Gena Duren yang belum genap satu tahun, terbilang belum cukup berpengalaman untuk menawarkan kemitraan. Sebaiknya sistem kemitraan ditawarkan setelah usaha berjalan dua atau tiga tahun.
"Pada dasarnya franchise atau kemitraan itu menjual kesuksesan yang diraih pusat, bukan menjual masalah-masalah baru yang akan ditemui pusat karena umurnya masih muda," imbuh Evi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News