kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   -33.000   -1,68%
  • USD/IDR 16.605   3,00   0,02%
  • IDX 6.767   17,72   0,26%
  • KOMPAS100 979   5,15   0,53%
  • LQ45 762   4,33   0,57%
  • ISSI 215   0,81   0,38%
  • IDX30 395   2,48   0,63%
  • IDXHIDIV20 471   1,18   0,25%
  • IDX80 111   0,53   0,48%
  • IDXV30 115   0,73   0,63%
  • IDXQ30 130   0,90   0,70%

Yuk, olahraga jari dengan bermain papan luncur jari


Sabtu, 12 Februari 2011 / 10:00 WIB
Yuk, olahraga jari dengan bermain papan luncur jari
ILUSTRASI. Sentra Tape, Dusun Jasem Sukorejo


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Sebagian orang mungkin masih belum paham tentang permainan papan luncur jari atau fingerboard. Permainan ini mirip dengan skateboard. Cuma bedanya, pemain fingerboard cukup mengendalikan papan dengan dua jari tangan saja.

Ukuran papan luncur yang digunakan dalam permainan fingerboard ini tidak sebesar papan skateboard. Ukuran papan fingerboard ini cuma sebesar gantungan kunci, yaitu sekitar 96 milimeter (mm) sampai 110 mm.

Beberapa tahun belakangan ini, permainan fingerboard makin banyak dikenal masyarakat Indonesia. Salah satunya Muhammad Erlangga, karyawan perusahaan minyak terkemuka di Jakarta. Bagi pria yang akrab disapa Angga ini, menariknya permainan fingerboard ini adalah kepraktisannya.

Alatnya yang mungil membuat dia bisa membawa dan memainkan fingerboard di mana pun dan kapan saja. Terkadang, di sela-sela bekerja ia memainkan alat mungilnya itu. "Di atas meja kerja pun kita bisa memainkannya," ujar pria yang juga pendiri komunitas Fingerboard Indonesia ini.

Lain lagi pengakuan Hendra, karyawan perusahaan tekstil di Jakarta ini. Ia mengaku tertarik bermain fingerboard tidak lepas hobinya bermain skateboard. Sejak masih duduk di bangku SMP, ia sudah menggemari permainan ekstrem itu.

Namun, setelah bekerja ia jarang bersentuhan dengan permainan skateboard. Ia mengaku tidak mau ambil risiko dengan memaksakan bermain skateboard. "Kalau jatuh atau terjadi apa-apa kan berimbas ke pekerjaan dan keluarga juga," ujar Hendra.

Selain minim risiko cedera, trik-trik di fingerboard juga semuanya sama dengan skateboard. “Permainan fingerboard ini bisa memuaskan kerinduan saya main skateboard,” ucapnya.

Jika tertarik, anda harus merogoh kocek Rp 300 ribu-Rp 1,8 juta untuk bisa memiliki satu set fingerboard ini. Itu pun masih ditambah dengan roda dan truk (tumpuan roda) yang biasanya dijual terpisah. "Satu set roda dan truk biasanya dijual sekitar Rp 300 ribu," ujar Hendra.

Angga bilang bagi pecandu fingerboard sepertinya, pantang untuk membeli alat murahan yang berkualitas rendah. Ia sendiri mengaku sering merogoh kocek hingga Rp 1,8 juta untuk membeli satu set fingerboard. "Kalau yang murah, dimainkannya juga enggak enak," ujar Angga.

Itu ternyata belumlah cukup. Untuk memainkannya secara maksimal, diperlukan arena (park) khusus yang didesain mirip arena skateboard. Park papan jari umumnya berukuran 1 meter x 2 meter, atau seukuran meja makan. Harganya ternyata lumayan, sekitar Rp 1 juta -Rp 2 juta.

Jika sudah tergila-gila dengan permainan ini, anda tidak akan puas dengan hanya memiliki satu fingerboard. Angga misalnya, sampai mengoleksi ratusan papan jari berbagai jenis dan desain. Ia mengoleksinya sejak 1998.

Arena bersosialisasi

Bagi Hendra dan Angga, bermain fingerboard tidak sebatas mengadu kelihaian di atas arena. Mereka justru lebih merasakan arena ini sebagai wahana bersosialisasi dengan sejawatnya. Fingerboard Indonesia, komunitas yang digawangi Angga misalnya, saban bulan mengadakan kopi darat (gathering) anggota.

Anehnya, acara itu terkadang lebih banyak digunakan untuk mengobrol tentang masalah masing-masing ketimbang bermain fingerboard. "Lebih banyak ngobrolnya, ketimbang mainnya," kata Anton sambil terkekeh.

Cherish, Public Relation Prambors Concept Store, salah satu distro yang menyediakan park fingerboard, bilang, komunitas fingerboard memiliki jalinan kekeluargaan yang cukup erat. Padahal, rentang usia mereka sangat beragam mulai dari anak SMP sampai yang yang berumur diatas 30 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×