Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini
Udara yang belum banyak terkena polusi serta pemandangan serba hijau yang menghampar, membuat Kota Batu, Jawa Timur, terasa begitu menyegarkan. Itulah yang membuat kota penghasil buah apel ini menjadi salah satu lokasi yang banyak dipilih para wisatawan lokal bahkan wisatawan asing untuk menghabiskan waktu di akhir pekan.
Umumnya, para wisatawan menempatkan daftar wisata ke perkebunan apel pada urutan teratas. Maklum, apel sudah menjadi ikon kota tersebut. Namun, selain apel, Kota Batu juga terkenal sebagai kota penghasil jeruk. Geografis Batu yang berbukit dan dikelilingi oleh banyak pohon jeruk membuat kota ini begitu memanjakan mata pengunjung.
Ada dua macam jeruk yang dikembangkan para petani di daerah ini yaitu jeruk keprok punten dan jeruk batu 55. Lokasi perkebunan jeruk ini berada di Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, Batu. Butuh waktu sekitar satu jam untuk menuju lokasi tersebut dari Bandar Udara Abdul Rachman Saleh. Sebagai patokan, jalan menuju sentra kebun jeruk ini ke arah taman rekreasi Selecta.
Setelah memasuki daerah Kecamatan Bumiaji, lokasi kebun-kebun jeruk tidak jauh lagi. Anda akan menemukan gang kecil sebelah kiri jalan yang bertuliskan selamat datang di Desa Wisata Punten.
Dari gang itu, Anda masih harus terus masuk kedalam sampai menemukan pertigaan pertama dan mengambil jalan ke kanan. Di sepanjang jalan tersebut sudah terlihat banyak perkebunan jeruk dan beberapa halaman rumah yang juga dipenuhi oleh tanaman jeruk.
Bila ingin melihat perkebunan jeruk yang lebih besar, Anda bisa masuk lebih ke dalam dan melewati jalan yang cukup curam. Tidak perlu takut untuk tersesat karena seluruh warga di sana akan dengan senang hati memberitahu lokasi perkebunan yang Anda minati.
Hampir seluruh warga yang ada di desa itu berprofesi sebagai petani jeruk. Sapari, salah satunya. Dia telah menjadi petani jeruk keprok lebih dari 20 tahun. "Sentra perkebunan jeruk ini sudah ada sejak puluhan tahun silam, sekitar tahun 1985," kata Sapari.
Awalnya, jeruk yang dikembangkan adalah jeruk keprok punten. Memasuki tahun 2000-an, petani muda juga mengembangkan jenis jeruk keprok batu 55. Berkembangnya varian jeruk ini disebabkan banyak petani apel yang berpindah menjadi petani jeruk akibat udara di wilayah itu yang sudah tidak lagi cocok untuk membudidayakan tanaman apel.
Salah satunya Dwi Susanto yang membudidayakan jeruk sekitar lima tahun silam. Dwi bilang, para petani apel yang alih profesi sebagai petani jeruk mendapat subsidi bibit dari pemerintah.
Tak mau kalah dengan sentra apel, sentra perkebunan jeruk ini juga membuka fasilitas yang sama, yaitu wisata mengunjungi perkebunan dan memetik buah jeruk langsung dari pohon.
Dwi mengatakan, kebanyakan wisatawan yang datang ke kebunnya adalah wisatawan lokal yang berasal dari luar kota Batu. Namun, jika tanaman jeruknya belum berbuah, biasanya dia menghentikan sementara fasilitas wisata petik buah jeruk di kebunnya. n
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News