kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Zmyhome menjual rumah tanpa perantara


Rabu, 07 Maret 2018 / 08:30 WIB
Zmyhome menjual rumah tanpa perantara


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Thailand memiliki banyak portal real estate. Tapi, Natthapon Asswisessiwakul mengungkapkan, butuh waktu rata-rata hampir setahun untuk bisa menjual rumah di negeri gajah putih.

Menurut Founder ZmyHome ini, setidaknya ada dua penyebab yang rumah sulit laku terjual dalam tempo cepat.

Pertama, banyak rumah di situs jual beli properti yang memasang harga tinggi. Ini akibat komisi broker yang sangat tinggi dan berbagai biaya yang terselip di dalamnya.

Kedua, situs berisi daftar yang tidak lengkap, bahkan palsu dan usang dari broker karena kurangnya verifikasi. Asswisessiwakul bilang, jika Anda adalah pembeli, berarti Anda mungkin membayar lebih banyak dari seharusnya. Sedang daftar palsu jadi pemborosan waktu Anda.

Asswisessiwakul mengetahui “titik-titik menyakitkan” tersebut setelah bekerja di firma riset dan konsultasi properti CBRE selama tujuh tahun. Melihat peluang dan ingin menghilangkan “titik-titik menyakitkan” itu, ia mendirikan ZmyHome pada awal 2015 lalu.

Perusahaan rintisan (startup) ini menjadi wadah bagi orang yang mau menjual, menyewakan, dan membeli rumah tanpa bantuan agen real estat.

Pertengahan Januari lalu, ZmyHome mengantongi pendanaan awal (seed round) dari KK Fund sebesar US$ 400.000. Rencananya, mereka akan menggunakan dana segar ini untuk memperbaiki sistem platform dan memperluas pengguna yang mencakup semua lokasi serta segmen di Thailand.

Platform digital yang meluncur akhir 2015 lalu ini memberikan kepercayaan ke penjual dan pembeli rumah untuk bertransaksi sendiri, dengan menyediakan data yang masif lagi akurat. Ini jadi keunggulan ZmyHome dibanding para pesaing seperti DDproperty.

“Kami ingin platform yang bersih dan terorganisir dengan baik, mirip industri perhotelan,” kata Asswisessiwakul yang juga Chief Executive Officer (CEO) ZmyHome seperti dikutip Tech in Asia.

Untuk itu, hanya pengembang properti atau pemilik rumah yang boleh mengisi daftar penawaran di ZmyHome untuk memastikan informasinya benar dan terbaru.

Mereka harus menyertakan judul, akta, atau dokumen pemerintah yang menunjukkan nomor identifikasi rumah dan mencantumkan namanya sebagai pemilik, sebelum mendapat persetujuan dari pengelola startup itu. Ini guna meminimalkan kemungkinan daftar palsu.

Selain itu, tahapan tersebut juga untuk menjamin pembeli memperoleh harga terbaik lantaran tidak ada perantara. Maklum, broker biasanya mengutip komisi dan biaya lain yang dibebankan kepada penjual.

Dan, mengingat sebagian besar penjual akan memasukkan komisi dan biaya itu ke harga rumah, pembeli yang sejatinya membayar.

Pendaftaran gratis

Memang, Asswisessiwakul menyebutkan, banyak orang yang tidak menjual langsung rumahnya. Sebab, mereka tidak tahu harga pasaran properti.

Karena itu, ZmyHome menawarkan data tentang rumah-rumah yang dijual di lokasi tertentu, yang memungkinkan penjual untuk mempelajari dan membandingkannya. Para pembeli yang mencari properti juga mendapatkan akses ke data-data itu.

Pengembang atau pemilik properti yang mendaftarkan rumahnya di ZmyHome tidak dipungut biaya pendaftaran. Cuma, startup ini mengenakan biaya per tampilan.

Tapi, mereka enggak perlu membayar biaya itu jika pembeli potensial tidak melihat propertinya. “Sebagian besar platform di Thailand didominasi agen real estat karena ingin mengumpulkan pengguna dan mengenakan biaya pendaftaran,” sebut Asswisessiwakul.

Hingga saat ini, ada lebih 30.000 properti yang ditawarkan di ZmyHome. Sebanyak 33% di antaranya sudah terjual atau disewa.

Pengembang properti Thailand, seperti LPN, Riche Place, CPLand, dan Real Asset, juga menggunakan platform startup ini untuk menjajakan produknya. Sejauh ini, mereka telah menjual properti dengan total nilai lebih dari US$ 3 juta di ZmyHome.

“Kami menjual hampir 100 unit kepada pembeli ZmyHome dengan konversi lebih dari 10%, tertinggi di antara aplikasi sejenis,” ujar Suwattana Tang, Direktur LPN.

Menurut Dtac Accelerate, pasar properti Thailand bernilai US$ 20 miliar per tahun. Tapi tidak jelas, berapa banyak kontribusi transaksi online. Yang jelas, peluang transaksi properti daring cukup besar sehingga menciptakan pasar yang ramai dan kompetitif.

Data Dtac Accelerate menunjukkan, ZmyHome masih tertinggal dari pesaing utamanya dalam tingkat kunjungan situs. Hanya, ZmyHome mengklaim, ada 1,2 juta tampilan halaman (page views) per bulan. Tetapi, Similarweb memasang angka startup itu di kisaran 625.200 page views

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×