kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saat perajin bendera panen omzet, harga kain terkerek naik lebih dulu


Minggu, 18 Agustus 2019 / 06:25 WIB
Saat perajin bendera panen omzet, harga kain terkerek naik lebih dulu
ILUSTRASI.


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bulan Agustus jadi momen yang paling ditunggu-tunggu oleh pengusaha bendera. Mereka bakal kebanjiran permintaan sekaligus mengantongi omzet berlipat.

Karena, setiap Agustus masyarakat selalu berburu bendera merah putih. Umumnya mereka akan mengibarkan bendera merah putih di depan rumah atau kantor.

Selain itu, masyarakat juga membeli umbul-umbul merah putih untuk menghias lingkungan tempat tinggalnya.

Devri Priangga, Pemilik Grosir Bendera Merah Putih mengaku sudah menerima banyak pesanan sejak akhir Juli 2019 lalu.

Dalam sehari Devri dapat menjual sekitar 200 pieces umbul-umbul dan 50 pieces bendera merah putih. Dia memprediksikan penjualan akan terus naik sampai tanggal 10 Agustus 2019.

"Penjualan tahun ini lebih ramai, jumlahnya naik sekitar dua kali lipat dari tahun lalu," katanya

Untuk memenuhi seluruh permintaan konsumen, Devri dibantu empat orang penjahit. Terkadang dia menambah jumlah penjahit bila kebanjiran pesanan.

Pelanggan Devri datang dari Jabodetabek dan luar pulau Jawa seperti Kalimantan dan Sumatera. Maklum saja, dia memanfaatkan Instagram untuk berjualan.   

Urusan harga Devri membandrolnya mulai dari Rp 15.000 - Rp 45.000 per pieces.

Baca Juga: Sambut kemerdekaan, LinkAja tawarkan beragam promo

Hidayani Zidni, Produsen Bendera asal Brebes mengaku penjualan mulai turun di awal bulan Agustus. Karena, pelanggan sudah menyerbu tempat produksinya pada Awal Juli lalu.

Maklum saja, lebih dari 50% pelanggannya adalah pemilik toko bendera di Tegal, Cirebon, Brebes, dan Bumiayu.

"Sekarang yang beli kebanyakan konsumen ritel dari Jawa, Kalimantan, dan Sumatera," katanya.

Sama dengan Devri, Zidni mengaku penjualan bendera tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu. Sayang, dia tidak mengetahui faktor yang mempengaruhi kenaikan permintaan tersebut.

Untuk memenuhi seluruh pesanan konsumen, dia memproduksi bendera bersama kedua orang tuanya.

Zidni mematok harga bendera buatannya mulai dari Rp 20.000 sampai Rp 150.000 per pieces. Sekedar info, selain membuat bendera merah putih Zidni juga memproduksi umbul-umbul, bendera layur, dan bendera hias.

Harga kain naik

Meski tingkat penjualan naik, para pengusaha bendera harus menelan pil pahit. Karena harga kain terus melambung tinggi.

Devri mengaku harga kain naik sekitar 10% sejak musim pemilu bulan Mei lalu. "Sampai sekarang harganya tidak turun-turun," katanya.

Zidni pun juga mengeluhkan hal yang sama. Namun, keduanya tidak dapat menaikkan harga jual bendera. Alasannya, mereka tidak ingin ditinggalkan pelanggan.

Baca Juga: Jelang HUT Kemerdekaan Indonesia, pengusaha katering ramai-ramai buka pesanan tumpeng

Zidni mengaku persaingan sudah ketat jadi sayang bila harus kehilangan konsumen. Bahkan, dia memberikan potongan harga untuk pelanggan yang membeli bendera lebih dari satu kodi.

Dia juga mengeluhkan tingginya harga pengiriman barang. "Pelanggan banyak yang membatalkan pesanan saat tahu biaya pengiriman lebih mahal dari harga beli bendera," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×